Part 4

1.8K 221 1
                                    

*AuthorPOV*

Keesokan harinya..

Kebetulan hari ini adalah hari minggu. Jadi, seorang laki-laki muda bersikap santai untuk hari ini. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya.

Hitung-hitung free time, ia memutuskan untuk joging sebentar. Ya, karena dia pikir itu mungkin akan menambah staminanya untuk sebuah fisik lemah yang selalu ia bawa kemana - mana. Hari yang cerah seakan mendukung niatnya yang baik itu. Dia pun segera bergegas untuk joging.

*MinSeokPOV*

"Hufft.. Hufft. Lelah sekali. Baru saja sebentar, tapi aku sudah berkeringat seperti ini. Dasar lemah." Ucapku untuk mengejek diri sendiri.

Karena merasa sudah capek dan lelah, aku memutuskan duduk di salah satu bangku taman yang kosong. Aku bersyukur, kali ini eomma dan appa membiarkanku bebas sendiri untuk waktu ini saja. Tapi itu sungguh membuatku bahagia.

Disela-sela aku berdiam diri untuk menyeka seluruh keringat yang mengguyur tubuhku ini dengan handuk, entahlah apa yang merasuki otakku hingga tiba-tiba aku memikirkannya. Yeoja yang tak tau sopan santun. Itulah kesan pertamanya bagiku dan sore nanti aku akan bertemu dengannya lagi. Sungguh menyebalkan.

Setelah kurasa cukup, aku kembali ke rumah. Melanjutkan aktivitas membosankan yang masih diselingi aktivitas untuk meminum obat. Demi apa dan untuk apa aku minum obat itu selama bertahun - tahun kalau hasilnya bisa dibilang nihil. Untuk apa?. Tapi aku sudah terlalu bergantung padanya.

Siang akhirnya berganti sore. Jam sudah menunjukkan pukul 2 siang. Itu berarti, aku harus segera bersiap-siap. Bersiap-siap untuk les dan bertemu yeoja menyebalkan itu tadi. 

Setelah menempuh perjalanan panjang, aku pun sampai dirumah seonsaengnimku sekaligus rumah yeoja yang tak tau sopan santun tersebut yang tiba-tiba saja muncul dalam benakku sewaktu aku bersitirahat tadi setelah joging cukup lama. Aku pun berjalan masuk ke dalam rumah sambil menenteng tas hitam yang kubawa di punggung saat ini. Sesampainya di dalam, aku tidak langsung menuju sebuah piano yang menjadi temanku saat les. Aku duduk di balik kaca, dimana aku bisa melihat yeoja tersebut sedang diajar oleh seonsaengnim.

Daritadi seonsaengnim terus saja memukul rotan yang selalu beliau bawa ke atas piano dan beliau selalu berkata, "sudah ku bilang! Kau takkan mungkin bisa! Meskipun kamu sudah berusaha! Sudahlah! Aku capek!"

Setelah mengatakan hal yang cukup kasar bagiku, beliau benar-benar meninggalkan yeoja itu. Tiba-tiba saja ada beberapa permen yang jatuh ke lantai. Ia berusaha mengambilnya. Tapi tunggu dulu, permen-permen itu benar-benar ada di depan matanya. Tapi mengapa tangannya justru meraba-raba lantai seakan-akan mencari sesuatu dan matanya tetap memandang ke arah depan. Apa dia?. Yeoja yang terbalut jaket hijau lumut bertopi hitam itu, BUTA?.

Ku coba memastikannya dengan bertanya kepada seorang pelayan yang selalu ada dirumah ini. Kebetulan dia ada di sampingku. Kutarik lengannya perlahan dan ku berbisik padanya. "Apa dia? Buta?" tanyaku sambil menunjuk dimana yeoja itu duduk di atas kursi piano. 

Pelayan itupun menempelkan jari telunjuknya di bibirnya sendiri dan berkata, "ssstt. " Itu berarti, yang kukatakan memang benar. 

"Kalau begitu kenyataannya, aku tak akan menganggapnya yeoja tak tau sopan santun." 

"Dasar bodoh kau Minseok!" Rutukku pada diri sendiri.

Tak lama, pelayan itu pun meninggalkanku sendiri. Melihat situasi yang aman, aku berjalan masuk dan duduk di sebelah yeoja tersebut. 

"Aku akan memainkannya untukmu." Ucapku dan langsung memainkan piano di depanku saat ini. Yeoja itu tersenyum. Entahlah apa yang merasukiku, aku menyukai senyumnya. 

Sepertinya aku harus sembunyi. Batinku berucap. Aku langsung berlari ke belakang piano. Benar saja, seonsaengnimku tiba-tiba masuk dan seperti mencari sesuatu. Sepertinya beliau curiga. Tapi untung saja tidak ketahuan. Setelah memastikan keadaan, aku mulai duduk di sebelahnya lagi.

"Aakkhh!!" rintihku keskitan dengan suara yang cukup pelan. Aku langsung meraih tabung yang biasa kubawa dan memasukkan butir-butir obat itu kedalam tubuhku agar sakit ini mereda. Perlahan dadaku sudah tidak terasa sakit lagi.

"Waegeureunde? (Ada apa?)" tanyanya.

"Tidak ada apa-apa. Aa ...." Jawabku kemudian memerintahnya untuk membuka mulut. Ku suapkan sebutir permen ke dalam mulutnyadan  tak sengaja jari telunjukku menyentuh bibirnya. Aku pun tersenyum begitu saja. Kulihat dia juga sama tersenyumnya denganku.

"Namaku Minseok." Ucapku memperkenalkan diriku ini.

"Yoo Jung. Namaku Kim Yoo Jung." Jawabnya dan aku pun meraih tangannya. Kita pun berjabat tangan.

--Part4End--

Eotteo chingudeul? Kalian bisa membayangkannya kan?. Aku harap bisa.

Kalian tahu.. aku seneng banget saat kalian kasih aku vote ataupun coment. Oh iya.. FF pertamaku yang judulnya I Want You To Be Mine dimasukkan dalam reading list oleh 2/3 orang. Makasih yaa.. aku harap FFku Gone ini juga. Sekali lagi Gomawo chingudeul. 

Jangan lupa follow IG author yaa..

Author Account IG : aireun.official

Anyeong. #NewSMFamily

GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang