-Stefie's POV-
"Halo?"
"Halo Harry,Kau jadikan menjemputku?"
"oh maafkan aku stef,tapi...ibuku tiba-tiba sakit. Aku harus merawatnya"
"Maksudmu aku datang sendiri? Oh c'mon Harry,kau sudah lama tidak bertemu teman-teman mu. Lagipula,Gemma bisa merawat ibumu."
"uhm...maaf stef,tapi ibuku ingin aku yang menjaga nya"
Oh Harry kau menyebalkan,aku menghela nafasku panjang.
"alright,sampaikan salam ku pada ibumu dan semoga ibu mu cepat sembuh"
"I will,Thanks Stef. Dan maafkan aku,aku berjanji akan membawa mu jalan-jalan besok"
"okay..okay.."
Aku menutup telfon dengan perasaan kecewa. Aku sudah berencana untuk memberikan kejutan pada Liam dengan membawakan Harry,sahabat lamanya. Ugh,tapi Harry membatalkannya dan itu berarti aku harus naik taksi ke rumah Liam.
***
"Stefiee!!" jerit seseorang dari belakang,aku menoleh dan si horan sudah membuka tangan nya lebar-lebar.
Tanpa ba-bi-bu aku langsung memeluknya.
"aku merindukan mu Skyler,bagaimana kabar mu?apa kau merindukan ku juga?" cerocos Niall.
"Tentu saja,aku sangaat merindukan mu. As you see,aku baik-baik saja. dan bagaimana denganmu Horan?"
"Sedikit tidak enak badan,tetapi ini pesta sahabatku,aku wajib datang" Niall menyunggingkan sebuah senyuman manis.
Ucapan Niall mengingatkan ku pada Harry yang tak datang ke pesta sahabat nya sendiri.
Setelah beberapa lama bertukar kabar pada Niall,aku mencari tuan rumah,Liam Payne.
"Stefie!" seseorang berteriak di telinga ku.
"Louis!" balasku tak kalah kencang. Kami berpelukan cukup lama.
"Kapan kau kembali ke london?bagaimana kabar mu?" tanyaku pada Mr.Sassy di depan ku.
"Yesterday.by the way, I'm good and I bet you too" ucap Louis dengan nada sarkas nya.
"Hahaha yeah, Anyway,kau tau dimana Liam?i'm looking for him"
"Wait" Louis mengendus-ngendus layaknya anjing pelacak.
"Aku mencium aura jahat nya di sekitar sini" canda Louis yang masih membungkuk.
"Ekhem.."
Dengan sigap Louis berdiri dan menatap ku. Mata biru nya membulat.
"hehehe" Louis memutar badan nya dan memperlihatkan gigi putihnya pada lelaki di depannya.
"Enjoy your party bro!" Louis berlari menjauhi laki-laki yang menatap nya tajam.
"He was just kidding,Liam" aku tertawa melihat tingkah kedua sahabatku.
"hahaha I know that. By the way,kapan kau datang?"
"Beberapa menit yang lalu,apa aku melewatkan acara meniup angka 23?"
"Oh tidak tidak,kau belum sama sekali melewatkannya. Aku tidak akan meniup lilin ku jika sahabatku belum hadir,kalian istimewa" Liam melemparkan senyuman. Kalimat Liam membuat ku ikut tersenyum sehingga membuat keheningan di antara kami.
"Apa kau tau kabar Harry sekarang?" aku memecahkan keheningan.
"tidak,bocah itu sudah benar-benar tak ada kabar,padahal aku sangat merindukannya" Liam merubah raut wajah nya.