Part 3

954 76 11
                                    

MC's Present

°
°
°
 
Taemin bersandar di kepala ranjangnya, kedua tangannya memegang sebuah buku pelajaran. Jangan kalian kira ia tengah membaca buku pelajaran tersebut, tapi yang sebenarnya terjadi adalah ada sebuah komik dibaliknya. Itu merupakan hal biasa baginya jika tidak ingin ketauan oleh paman kesayangannya atau ummanya akan mengomel tiada henti.
 
Taemin membalik halaman terakhir dari komik tersebut. Matanya mengikuti bacaan tersebut.
 
Ia tersenyum puas ketika berhasil menyelesaikan bacaannya. Ia sembunyikan komik tersebut dibawah ranjang lalu mengambil satu komik lanjutannya.
 
Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Suasana rumah Taemin pun sudah sepi, hanya tinggal ia dan pamannya saja yang terbiasa tidur tengah malam. Pamannya itu pasti sedang sibuk dengan kerjaannya dan ini bukan waktunya ia bersikap genit.
 
Bukan karena ini dirumahnya dan bisa saja aksi nakalnya gagal seperti tadi siang, tapi Taemin lebih menyukai merayu pamannya itu di sekolah. Ada kepuasan tersendiri melihat pamannya itu hanya bisa mendengus kesal dan menyuruhnya ke ruangannya. Di tambah teman-teman sekelasnya mendukungnya -ikut tertawa mendengar rayuannya, tentunya.
 
Lagipula ini sudah malam dan waktunya beristirahat. Lebih baik ia menyimpan rayuannya untuk esok hari di sekolah.
 
 
===

 
Matahari pagi mulai beranjak dari tidurnya ketika suara teriakan terdengar dari parkiran sebuah rumah.
 
"Lee Taemin! Palliwa.. setengah jam lagi gerbang ditutup!"
 
"Tunggu hyung! Aish, tak sabaran sekali.."
 
Taemin mengikat sepatunya asal. Meraih tas gendongnya lalu ia sampirkan di bahunya. Ia berdiri lalu berjalan cepat menuju umma appanya yang masih sarapan. Ck, bahkan ia tidak sempat menghabiskan susu vanilanya.
 
"Umma.. Appa.. aku berangkat." ucap Taemin lalu memberi salam pada orang tuanya.
 
"Ye, hati-hati sayang.." balas umma Taemin dengan kecupan di pipi kanannya. Taemin tersenyum lalu beranjak ke appanya, mendapatkan ciuman di pipi kirinya kali ini.
 
Setelah itu, Taemin mengambil roti berselai kacang dua tumpuk lalu berlari kencang menuju pintu.
 
"Ck, anakmu Jinki.."
 
Appa Taemin hanya menggeleng melihat kelakuan anaknya yang memang seperti itu. "Anakmu juga, sayang.."
 

===

 
"Yah, Kai!" panggil Taemin.
 
Namja yang dipanggil Kai itu bergumam lalu menengok ke belakang, menunggu Taemin berdiri di sampingnya lalu merangkul bahunya.
 
"Hari ini tak ada pelajaran Sejarah, kan?"
 
"Heum, kenapa? Kau rindu Minho saem? Memang tak puas kau melihatnya dirumah?"
 
"Ck, aku tak pernah puas melihatnya bodoh! Lagi juga aku tak bebas merayu dia dirumah. Bisa mati aku dibunuh umma! Dia kan adik ummaku."
 
"Kau juga yang bodoh, kenapa merayu pamanmu eoh? Seperti tak ada namja tampan yang lainnya saja."
 
"Yah.. namja tampan banyak tapi yang seperti pamanku itu cuma satu! Just My Handsome Teacher, Choi Minho."
 
"Yahh, whatever lah." ucap Kai menyerah. Temannya itu memang sudah terkena penyakit Love is blind, ck.
 
Mereka lalu kembali berjalan menuju kantin. Dan ketika mereka sudah memasuki area kantin, Taemin dengan cepat melepas rangkulan Kai lalu berlari menuju sesosok namja yang sedang makan di mejanya yang kini sudah dipenuhi oleh murid-murid yeoja.
 
"Yack! Go away from my teacher!!" bentak Taemin pada segerombolan yeoja genit itu.
 
"Wae? Minho saem juga guruku, Taemin!" salah satu dari gerombolan itu membalas bentakan Taemin.
 
Taemin melirik yeoja tersebut lalu berdesis. "Yack! Apa-apaan itu sapu tanganmu Krystal!"
 
Taemin menatap tak suka ketika tangan lentik Krystal mengusap wajah tampan gurunya dengan sapu tangan berwarna pink noraknya itu. Memangnya pamannya itu sedang berolahraga? Ia hanya memakan mie ramennya. Keterlaluan.
 
Taemin menarik paksa lengan Krystal dari wajah tampan pamannya itu lalu menarik Krystal ke sudut kantin.
 
"Awas kalau kau berani bersikap seperti itu pada Minho saem-ku!" gertak Taemin.
 
"Apa hakmu hah? Dia milik kami karena dia guru kami juga!"
 
"Aku berhak! dan kau tak perlu tahu kenapa, karena kalau kau tahu alasannya kau akan menyesal Jung Krystal. Dan tolong bawa pasukanmu itu menjauh dari Minho saem, sekarang!" Taemin melengos pergi setelah berkata sarkasme pada Krystal dan menabrak bahu kecilnya kasar.
 
Ia berjalan ke meja pamannya itu lalu duduk di sampingnya. Mata Taemin melototi pasukan Krystal itu, "Tunggu apa lagi? Pergi sana ikut majikan kalian!"
 
Taemin menghembuskan napasnya dengan kesal, menahan ledakannya.
 
"Sudah puas, Lee Taemin?" ujar Minho tanpa melirik Taemin dan kembali menikmati ramennya. Kali ini benar-benar menikmatinya.
 
"Ck, belum. Kau kenapa mau saja saem?" tanya Taemin kesal. Bibirnya mengerut maju.
 
Minho mengangkat bahunya acuh. Taemin yang melihatnya semakin merasa kesalnya memuncak. Dengan paksa, ia rebut mangkuk besar berisi ramen yang masih tersisa setengahnya lalu ia makan dengan rakus.
 
"Yack! Aish.. pesan saja sana pabbo! Itu ramenku." ucap Minho tak terima.
 
Taemin mengangkat bahunya tak acuh lalu memakan ramennya dengan lahap. Membalas dendam. Minho menjitak kepala Taemin kesal lalu berteriak untuk memesan satu mangkuk besar ramen lagi dan dua gelas ice lemon tea.
 
 °
°
°
 
TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 25, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Handsome Teacher [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang