Harry Styles - Part 1

368 30 6
                                    

TRIGGER WARNING : contains sensitive topics such as rape and abuse. if you're uncomfortable with the topics, please leave this page immediately.

***

Angin berhembus kencang, membuat orang-orang--yang hanya berjumlah 3--di trotoar berjalan lebih cepat untuk sampai ke tempat tujuan mereka masing-masing. Y/N mengeratkan ikatan mantelnya, lalu membuka ponselnya. Jam 10:42. Harry harusnya sudah berada disini sejak jam 10:15, Y/N menggerutu kesal.

"Dimana kau?" ucapnya cepat saat ia tersambung dengan Harry. Udara yang dingin membuat tulangnya sedikit ngilu.

"Di--tunggu, babe. Hey! Halo. Hai." jawab Harry dengan riang. Y/N menggeretakkan giginya. Harry jelas-jelas bukan di apartemen mereka, karena pertama, Y/N yakin Harry masih sedikit normal untuk tidak menyapa furnitur di apartemen mereka, dan dua, ruangan yang Harry tempati sekarang terlalu ribut, dan tiga, apartemen mereka terlalu kecil untuk mengadakan pesta.

"Harry?" kata Y/N, sudah sangat lelah dengan hari ini--bosnya, ibunya, cuaca London, dan lain-lain.

"Babe, tunggu sebentar." kata Harry, lalu beberapa saat kemudian ruangan yang Harry tempati menjadi diam. "aku aman sekarang, ada apa?" tanyanya.

"Harry, kau berjanji akan menjemputku hari ini. Dimana kau?" kata Y/N, mulai berjalan di sekitar trotoar tempat kerjanya, karena nada suaranya yang sangat riang, dia berani bersumpah Harry tidak akan meninggalkan apa saja yang terjadi ditempatnya sekarang.

"Apa? Ti-oh tuhan! Aku minta maaf, aku lupa--" kata Harry, lalu menempelkan tangannya di dahi, dia bahkan sudah tidak peduli dengan bau toilet yang sangat tidak enak disekitarnya.

"Dimana kau?" tanya Y/N, dia berhenti berjalan, ada harapan. Ada harapan Harry akan menjemputnya disini.

"Di pesta Ed--uh kau tidak ingat?" Y/N mendesah pelan. Ed, ya, tentu saja.

"Ya, sepertinya aku tidak ingat. Bagaimana kau bisa mengingat undangan pesta yang diberikan padamu minggu lalu dan melupakan janji yang kau buat jam 9 pagi tadi?" kata Y/N, mencoba menenangkan dirinya, kakinya sudah mulai nyeri, jadi dia membuka stiletto marunnya, jalanan yang sedikit basah dan kasar membuat telapak kakinya sakit, tapi itu terasa sedikit lebih baik.

"Kenapa kau pulang selarut ini? Oh sialan, kauu tinggal di--Y/N..." Y/N menghembuskan nafas lalu mulai berjalan ke sebuah gang yang akan mengarahkannya ke jalanan besar. "aku--aku baru saja sampai disini. Bisakah--"

"Ya, aku akan naik taksi." Y/N memasuki gang tersebut dan mulai menyesal, gang itu ternyata sangat gelap di malam hari, bau pesin dan alkohol dimana-mana. Tapi tidak ada tanda-tanda pemabuk, jadi dia tetap berjalan.

"Maafkan aku, aku berjanji besok kita akan makan malam di--" Y/N memotong ucapan Harry.

"Ya, buatlah rencana- rencana menakjubkanmu pastikan kau bisa menepatinya kali ini, okay?" jawab Y/N lalu memutuskan sambungan. Dia kembali berjalan dengan hati-hati. Saat ia mendengar sesuatu bergerak, ia merasakan jantungnya berdetak lebih cepat.

"Jalang sialan, dia pikir aku tidak bisa membayar tubuh murahannya itu?" Y/N mulai berbalik dengan pelan, suara itu muncul dari belakangnya, di dalam kegelapan. Belokan untuk kembali ke trotoar tadi tidak terlalu jauh, jadi dia berlari kecil. Kaki Y/N menyambar sebuah botol kaca, membuat suara tadi menjadi hilang, Y/N menutup mulutnya dengan rapat-rapat.

"Siapa itu?" Y/N mengingit bibirnya, lalu berjalan dengan pelan. Oh Tuhan, Oh Tuhan, ucapnya dalam hati.

"Hey! Kenapa tetap berjalan? Aku bukan monster! Aku tidak akan memakanmu!" lalu orang itu tertawa, Y/N yakin umur orang itu lebih dari 30. Y/N memegang erat bandul kalung yang diberikan Harry untuk ulang tahunnya tahun lalu.

"Tol--" tangan pria itu membuatnya suaranya tenggelam, tangan itu bau, kasar, dan kotor. Air mata Y/N mulai mengalir. Matanya terbelalak, ketika kepala pria itu muncul dari belakangnya. Pria itu menyengir, cengiran yang kau berikan kepada musuhmu ketika kau mengalahkan mereka di dalam sebuah permainan.

"Whoa! Lihat apa yang kudapat! Lihat rambutmu," tangan pria yang bebas itu menyapu rambut Y/N, Y/N berusaha melepas tangan pria yang berada dimulutnya, tapi dia lemah, dia sangat lemah untuk mengalahkan pria besar itu. "dan kulitmu," tangan besar pria itu sekarang menelusuri tangan Y/N yang jauh lebih kecil.

"Kau sangat cantik, bonus untuk malam ini." pria itu memperlihatkan giginya, Y/N melihatnya dengan jijik, dia berusaha berteriak.

"Kau pikir teriakan kau itu akan kedengaran? Huh? Bocah kecil yang kotor?" kata pria itu, Y/N menangis dengan kencang.

"Jangan menangis, karena, malam ini, akan menjadi malam yang panjang dan indah!" kata pria itu di telinga Y/N, dia mengambil sesuatu di kantong celananya, entah apa itu, dan beberapa saat kemudian, yang bisa Y/N rasakan hanya gelap.

One Direction ImaginesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang