Gadis Matahari

3.1K 340 21
                                    

Aku berdiri di depan jendela besar rumah sakit, menatap tubuh Melly yang terbaring lemah. Dua orang suster tampak tengah mengecek keadaannya. Terdapat selang besar di mulutnya, kakinya dibebat sedang keningnya ditutupi kain kasa. Alat pendeteksi jantung terus bergerak, menandakan bahwa masih ada kehidupan dalam tubuh lemah itu. Menggigit bibir bawahku, rasa penyesalan itu semakin dalam merayapi tubuhku.

Aku menghela, menutup mataku kemudian berbalik, memilih untuk duduk di bangku tunggu. Dari info yang kudapat dari Levi, kaki kanan Melly patah dan ada kemungkinan --menakutkan-- jika gadis itu gagar otak. Tapi aku harap tidak. Aku harap Melly sembuh --aku menyesal mengatakan hal egois seperti kemarin.

"Lo seneng dia kaya gitu 'kan?" Suara rendah itu membuatku menoleh. Alex.

"Gak lah," kataku cepat. "Gue gak sejahat itu."

Bohong. Aku sejahat itu. Aku sejahat itu.

Alex tersenyum, miring, kemudian ia menyandarkan kepalanya dengan kedua tangan di dalam saku. "Jujur aja, ada momen di mana lo bersyukur dan mengharapkan sesuatu yang buruk terjadi sama dia. Karena kalau dia pergi, jalan lo sama Levi lebih mudah 'kan?"

Aku menunduk, memainkan jemariku ragu. "Mungkin … manusia itu egois bukan, Lex? Apa yang lo bilang tadi, benar. Tapi saat ini gue benar-benar pengen dia sembuh."

Aku dapat mendengar dengusan dari Alex. "Manusia itu serakah, Mil, gak pernah bersyukur sama apa yang dimilikinya. Dan saat lo suka menuju cinta sama seseorang lo bakal bersikap egois dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Manusia emang kaya gitu."

"Lo sendiri gimana?" Aku bertanya. "Gimana kalau Levi yang kecelakaan?"

Alex terdiam cukup lama. "Gue bakal berdoa untuk kesembuhannya. Karena itu namanya pejuang cinta sejati."

Aku hanya mengangguk. Kemudian kami terdiam. Menurutku semua yang Alex katakan benar. Aku jahat dan egois. Aku mengakuinya. Tapi sungguh, itu adalah sesuatu yang tidak dapat kutahan. Sebuah harapan jahat yang didorong sikap egoisku adalah suatu kesalahan. Tapi saat ini aku benar-benar ingin Melly sembuh. Katakan aku labil, aku tak peduli selama Melly bisa sadar dan sembuh lagi.

"Panggil dokter, pasien sadar," ucapan itu membuatku langsung bangkit dari kursi. "Cepat."

Dan kesibukan manusia berpakaian putih itu dimulai lagi. Seorang dokter masuk, memeriksa Melly kemudian keluar dengan berkas di tangannya.

"Bagaimana keadaannya, dok?" Alex langsung bertanya.

Dokter itu tersenyum, menepuk pundak Alex. "Dia baik, coba kalian masuk sepertinya pasien ingin bertemu temannya."

Aku mengangguk kemudian mulai melangkah memasuki ruangan itu. Selang yang terdapat di mulutnya telah berganti dengan selang di hidung yang lebih kecil. Melly melihatku, kemudian tersenyum.

"Hei, kak Mili," sapanya dengan suara serak. "Aku tidurnya lama ya?"

Aku langsung terkekeh pelan, "iya ada kali semingguan."

Melly mengangguk, "Levi … mana?"

Nyut. Dadaku rasanya sakit banget mendengarnya. Levi yang pertama kali ditanya oleh Melly saat gadis itu sadar dari koma. Suara pintu terbuka membuatku menatap ke arah pintu, mendapati Levi yang berdiri dengan senyum lebar. Lelaki itu memasuki ruangan dengan langkah lebar kemudian langsung memeluk Melly.

"Lo sadar," suara Levi terdengar lirih. "Lo sadar Mel, lo sadar."

Aku tahu Levi tengah menahan air matanya. Bahkan mungkin ia menangis tapi Melly malah tertawa dan menepuk pundak Levi.

"Lebay lo, eh, Alex! Sini pelukan dulu," suara Melly tak terdengar seperti orang yang baru sadar dari koma, membuatku tersenyum. Aku rasa aku tak akan bisa menandingi gadis ini. Melly begitu bersinar dan hangat. Gadis matahari.

"Kata dokter gue gak bisa jalan selama gak tahu kapan. Tapi bukan berarti selamanya. Selama gue terus latihan pasti cepet deh," gadis matahari inu menjelaskan seakan ia tengah membicarakan artis yang tengah naik daun. Seakan ini hanya pembicaraan ringan, bukan sesuatu yang mempengaruhi masa depannya.

"Tapi Lev, Lex, mereka malah akan semakin manjauhi gue 'kan?" Pertanyaan itu begitu lirih terdengan.

Saat itu yang aku pertanyakan dalam otak kecilku banyak sekali. Sebenarnya apa yang dilakukan teman-teman gadis matahari ini? Kenapa sepertinya ia begitu dibenci? Kenapa seakan hanya Levi dan Alex yang dimilikinya? Dan selama ini aku tak pernah melihat orang tua Melly, kemana keduanya? Kemana orang tua Melly?

* * *

a/n: maaf kalo ada typo, maklum ye gue ngetik pake hape dan makasih buat semua yang ninggalin komen gue seneng banget bacanya! :)
Salam,
-Ritonella.

Notice MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang