P5

18.1K 1K 24
                                    


Sepulangnya dari rumah Raka, Aditya mendatangi bar yang sering dikunjunginya. Tak segan-segan dia meneguk tiga botol vodka tanpa jeda berarti. Pikirannya masih didominasi oleh Indria dan pertengkaran kecil mereka beberapa jam yang lalu.

Indria yang dia kenal dulu adalah sosok polos nan lugu. Tetapi, sekarang wanita itu telah bermetamorfosis, Aditya dapat merasakan Indria menatapnya penuh kebencian dan juga...terluka.

Aditya mengakui dirinya memang cocok dicap dengan sebutan 'pria berengsek'. Pasalnya dia juga sering mendapat umpatan seperti itu dari wanita-wanita yang dikencanginya Namun, Aditya tak ambil pusing. Tetapi, ketika umpatan tersebut keluar dari mulut Indria, dia seolah tidak terima. Ingin sekali Aditya buktikan bahwa dirinya tak seberengsek itu.

"Gue tidak seberengsek itu, Indria!!" seru Aditya marah. Untung saja dentuman musik di bar sangat keras jadi pengunjung lain tidak mendengar seruannya.

"Sial!!" umpat Aditya saat bayangan wajah Indria terlintas di pikirannya. Tak hanya itu, perut buncit Indria pun tidak luput dari bayangannya.

Entah mengapa perut buncit tersebut menyita perhatiannya, seakan-akan ada magnet yang menarik Aditya untuk senantiasa melihat ke arah perut Indria, meski dirinya saling beradu tajam dengan wanita itu tadi.

Tunggu dulu....

Bukankah usia pernikahan Raka baru menginjak kurang lebih enam bulan?

Sedangkan, Raka mengatakan jika istrinya akan melahirkan sekitar dua bulan lagi. Maka dapat dipastikan bahwa Indria telah mengandung sebelum wanita itu resmi menikah dengan Raka!

Ckckck. Bahkan kamu tidur dengan dua pria dalam jangka waktu berdekatan. Lalu apa bedanya dirimu dengan diriku, Indria?!

"Wajah polos nan lugu serta tangisan pilumu malam itu ternyata hanya topeng belaka. Ckck, dengan mudahnya gue tertipu."

Aditya menggenggam kuat gelas yang dia pegang. Emosinya kian tak stabil. Rasa benci merajainya.

Demi apa pun. Aditya penasaran dengan topeng-topeng apa saja yang Indria gunakan untuk membuat kesan 'baik' pada dirinya.

Ckck. Awalnya gue ingin menunjukkan bahwa gue tak seberengsek yang kamu kira, Indria. Namun, sepertinya itu tidak akan menyenangkan. Bagaimana jika gue perlihatkan saja sosok pria berengsek yang sesungguhnya? Pasti jauh lebih menarik!

**********

Bertemu dengan Aditya kembali bagai mimpi buruk yang jadi kenyataan bagi Indria. Kini Aditya adalah saudara iparnya, bukan orang asing. Status mereka telah berganti menjadi keluarga.

Kepala Indria pening memikirkan fakta tersebut. Berniat menghindar bahkan melupakan pria berengsek itu, akan tetapi semua sia-sia.

"Aku harus bagaimana sekarang?!" gumam Indria kalang kabut.

"Betapa bodohnya diriku masuk ke sebuah keluarga, dimana ada Raka yang begitu baik padaku. Tapi  di sisi lain seseorang dari anggota keluarga ini pulalah yang dengan tega menghancurkanku!" Indria meratapi nasib dirinya yang begitu malang.

"Kau sungguh bodoh, Indria!" Air mata menetes semakin deras menandai hatinya yang tengah sakit seperti ditikam pisau. Tangisan wanita itu terganggu karena dering handphone-nya. Segera saja Indria mengangkat telepon yang ternyata berasal dari Raka.

"Hallo, Sayang," sapa suaminya di.seberang telepon. Indria menghapus jejak air matanya. Dia tak ingin Raka tahu jika dirinya sedang menangis.

"Iya Raka," balas Indria pelan.

"Kamu darimana saja sih? Aku menghubungimu beberapa kali tapi kamu malah tak mengangkat telepon dan membuatku khawatir saja tahu," keluh pria itu.

Your Baby, Not His SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang