"Ada yang ingin kau ceritakan??" Tanya Jisoo,
"Ceritakan? Tentang apa?"
Setelah selesai kegiatan di akademi, Jisoo mengantar Jeonghan pulang, di jalan dia mengumpulkan keberaniannya untuk memancing Jeonghan bicara. Kejadian di akademi terlalu menyakitkan. Apa mau Seungcheol sebenarnya? Bukan berarti setelah Doyoon pergi meninggalkannya, Seungcheol bisa dengan mudah masuk dan merusak hubungan orang lain. Merebut Jeonghan dri Jisoo?? Jisoo bahkan tertawa membayangkan kalimat itu.
"Iya, mungkin kau ingin menceritakan apa yg terjdi selama aku di Amerika"
"Tidak ada yg terjdi, biasa saja, aku menghabiskan waktu seperti biasa"
"Benarkah?" Jeonghan mengangguk,
Apa Jeonghan yg tidak peka, atau berusaha setenang mungkin menyembunyikannya dri Jisoo, atau Jisoo yang terlalu bodoh.
"Kenapa kau tidak bilang kalau Seungcheol yg mengoreksi chordmu ?"
"Hah?" Jeonghan menoleh ke Jisoo,
"Aku tidak bilang?"
"Tidak"
"Aku pikir aku sudah bilang padamu kemarin di telpon"
Tidak.
Kau tidak bilang apapun, soal apapun. Soal kau menghabiskan waktumu dengan Seungcheol setiap sore di ruang musik, kau tidak bilang kalau dia membantumu mengoreksi chordmu. Kau tidak bilang kalau dia mencium mu di depan anak2 karena sebuah game. Kau juga tidak bilang kalau kau menghabiskan waktumu dengannya, dengan yang lain di Carnaval. Kau tidak bilang apapun.
"Maaf, mungkin aku lupa, persiapan evaluasi kemarin terlalu menyita waktuku, aku juga tidak mau terlalu membebankanmu, ibumu sedang sakit"
Ya betul ibuku sedang sakit. Apa aku harus menyalahkan ibuku yg skit? Jika saja ibu tidak sakit aku tidak perlu meninggalkan mu selama 4 hari. Dan membiarkan Seungcheol mempunyai waktu mendekatimu. Jisoo marah pada dirinya.
"Maaf yah"
Jeonghan kembali mengucapkan kata itu. Kata yg tidak bisa Jisoo dengar, krna ujung2nya dia akan memaafkan Jeonghan, seberapa besarpun kesalahannya.
"Iya, aku selalu memaafkanmu~ "MALAMNYA
-kau sudah tidur- /seungcheol
Sebuah pesan diponsel Jeonghan, menyita matanya-belum, kenapa?- Dengan cepat dia mengetik kalimat itu,
-bagus, bisa keluar sekarang?- /seungcheol
Jeonghan mengernyitkan keningnya, apa maksud Seungcheol sekarang dia ada di luar?. Buru buru Jeonghan mendekati jendela kamarnya, dan benar Seungcheol sdg berdiri di luar memegang sebuah bola basket. Jeonghan membuka jendela kamarnya.
"Apa yg kau lakukan disini?"
"Bisa temani aku? Tiba2 aku ingin main basket, tpi tidak ada yg punya waktu"
"Malam malam begini?" Seungcheol mengangguk,jeonghan menutup jendela kamarnya, dan keluar. Dia tidak membawa apapun, bahkan ponselnya. Yang ternyata ketika dia keluar, muncul sebuah pesan dilayar ponselnya
-belum tidur?- /Jisoo
Jeonghan, tidak banyak bertanya bagaimana Seungcheol tau rumahnya. Tempat tinggal mereka memang tidak begitu jauh, hanya beberapa blok saja. Mungkin Seungcheol pernah melihat Jeonghan diwilayah ini, dan tau kalau itu rumahnya.
"Kenapa tiba2 main basket malam malam?"
"Tidak tau, hanya ingin saja"
Mereka berjalan mendekati sebuah taman, yg ada lapangan basket mininya.
"Kau bisa main kan?" Tnya Seungcheol sedikit meledek,
"Kau meremehkanku? Aku bahkan mngkin lebih baik drimu"
"Oke" Seungcheol tertawa, dan melempar bola basket yg dipegangnya ke Jeonghan.Mereka berdua terus bermain, saling mengoper bola, dn bergantian emasukkannya ke ring. Tidak terlihat seperti duel. Seungcheol mengangkat tangannya, memberikan gestur kalau mereka sudah cukup bermain. Seungcheol duduk, mengatur nafasnya. "Aku akui kau hebat" ucapnya. Jeonghan kemudian duduk disampingya. Mereka terdiam lumayan lama, tanpa bicara, hingga...
"Jeonghan"
"Hmmm?" Jeonghan menoleh ke samping,
"Terima kasih"
Jeonghan diam, tidak mengerti dengan maksud Seungcheol,
"Kau sudah menghiburku"
"Menghiburmu?"
"Sejak hubungannku dengan Doyoon berakhir, sejak dia pergi, aku merasa ada yg hilang dri diriku, aku seperti kehilangan diriku yg sebenarnya"
Doyoon.....batin Jeonghan,
"Tapi, sejak dekat denganmu, diriku seperti....kembali" giliran Seungcheol yg menoleh ke arah Jeonghan,
"Kau tidak perlu berterima kasih" jeonghan tersenyum
Seungcheol meraih pipi Jeonghan dg tangan kanannya, dan mengelus pipi Jeonghan dengan lembut.
Jeonghan tidak tau apa yg dia rasakan, dia tau ini salah, tpi dia tidak bisa berhenti
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY ABOUT US
Romance"Aku hanya mengambil apa yang harusnya menjadi milikku" - Choi Seungcheol "Aku melepaskanmu, karena aku sayang padamu Jeonghan" - Hong Jisoo "Cinta memang tidak bisa ditebak" - Yoon Jeonghan "Kau yang selalu meyakinkanku untuk menggapai impian...