Chapter 3

22 2 2
                                    

Chapter 3 : Meet Him Accidentally

Rey's POV

Gue menghempaskan diri di kasur. Kepala gue pening banget. Apalagi setelah liat dia sama cewek lain. Dia gak tau apa kalau gue belum move on dari dia? Apa itu kurang jelas? Tapi apa pedulinya? 

Gue menghela napas kasar. Untung aja Alfian datang tepat waktu. Kalau gak gue gak tau harus gimana. Mungkin gue bakal lakuin hal yang memalukan. Atau mungkin gue bakal teriak ke dia. Mungkin gue bakalan diam dan terus menatap ke arah dia dengan tatapan yang sangat menyedihkan.

Once again, Alfian saved my life. Thanks to him.

Flashback

Gue mematung. Kaki gue gak mau diajak kerja sama. Nyatanya gue emang masih belum bisa. Gue melihat mereka dengan tatapan terluka. Dada gue sesak dan mata gue memanas. Gue gak boleh nangis! Dia gak pantas untuk ditangisin. Ya, sejak awal dia emang gak pantas buat gue tangisin.

"Re, lo ngapain?"

Pertanyaan Alfian sama sekali gak gue bales. Gue terlalu terpaku dengan orang di depan gue. Tiba-tiba gue ngerasa tangan gue ditarik dan sedetik kemudian, kepala gue terbentur dengan dada bidang milik Alfian.

Jangan nangis Re! Lo gak boleh cengeng, ucapku pada diri sendiri.

"Lo kenapa sih betah banget liatin mereka?" Tanya Alfian, tetap meluk gue.

Gue hanya diam. Pemandangan seperti itu bukan hal yang biasa gue liat. Selama ini, gue selalu bisa menghindar sejauh mungkin. Tapi kenapa hari gak berlaku?

Alfian membawa gue ke suatu tempat. Tapi gue udah gak peduli, ya setidaknya untuk saat ini. Yang hanya gue lakukan adalah tetap menyembunyikan wajah gue. Pasti sekarang lagi banyak yang merhatiin gue. Ugh!

"Udah baikan?" Tanya Alfian di sebelah gue.

Saat mengedarkan pandangan, gue baru sadar kita sekarang lagi di rooftop sekolah. Kenapa gue gak sadar ya?

Gue hanya menatap lurus ke depan. Bahkan, pohon willow yang sering gue lihat gak bisa tenangin perasaan gue.

Apa gue terlalu berlebihan?

"Cih, kok galau terus sih?" tanya Alfian yang membuat gue berbalik ke arahnya.

"Namanya juga patah hati," ucap gue dengan suara pelan, berusaha menahan air mata gue untuk gak keluar.

"Gue udah bilang berapa kali, lo harus move on, Re. Ini udah satu tahun sejak lo putus. Lo harus relain dia dengan yang lain."

Perkataan Alfian membuat gue terdiam.

Udah selama itu?

"Dari pada lo galau terus, sini gue peluk. Gue rela deh jadi teddy bear lo hari ini," ucap Alfian sambil merentangkan tangannya.

Tanpa basa basi lagi, gue menghambur ke pelukan Alfian. Well, sebenernya sih gue gak suka dipeluk dan Alfian ngerti, makanya dia baru meluk gue balik pas lengan gue melingkar erat di perutnya.

"Gue bakalan terus ada di samping lo. Gue janji."

Air mata yang sejak tadi gue tahan perlahan meluruh, siang itu gue menangis untuk ke sekian kalinya karena cowok itu.

Flashback end

Tok! Tok! Tok!

"Rey, makan malam udah siap. Lo udah ditungguin di bawah."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Make You Feel My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang