"Oh... jadi begitu..." Minseok pun mengangguk-anggukkan kepalanya, "Tapi, kalau dia buta, kenapa dia bisa sangat hafal dengan rumah ini?"
"Itu karena, ini adalah rumahnya sendiri. Nona Yoojung adalah anak Tuan Choi yang selama 2 tahun ini pergi ke Amerika untuk berobat"
Minseok pun tercenung dan kehilangan kata-katanya. Ada banyak pertanyaan baru yang ingin ia sampaikan, tapi semua pertanyaan itu terhenti di kerongkongannya. Minseok pun hanya menatap wajah tua Lee ajusshi kosong. Kemudian ia beralih menatap Yoojung yang sekarang berlatih bermain piano lagi walaupun ia masih terus melakukan kesalahan yang sama.
Dengan rasa percaya dirinya yang tinggi, Minseok pun mengendap-endap mendekati Yoojung dan kemudian duduk di sebelah Yoojung. Yoojung kaget karena ada orang asing yang tiba-tiba duduk di sebelahnya.
Minseok menangkap rasa takut dan curiga dari ekspresi Yoojung.
"Ah.. gwaencanha. Nan.. nappun saram aniya (Ah... tenang saja. Aku bukan orang jahat)" kata Minseok mencoba menghilangkan kecurigaan Yoojung. Namun Yoojung masih belum merubah ekspresinya.
Minseok tahu bahwa Yoojung belum percaya kepadanya. Lantas, Minseok memainkan lagu yang dari tadi dimainkan oleh Yoojung, tapi dalam versi yang lebih baik. Nada-nada yang dimainkan Minseok dengan lembut membuat sebuah rasa nyaman menelusup masuk ke dalam ruang hati Yoojung. Sambil terus memainkan piano, Minseok melirik ke arah Yoojung dan mendapati wajahnya tidak lagi tanpa ekspresi. Wajahnya terlihat jauh lebih cantik ketika ia tersenyum. Senyuman Yoojung dengan begitu cepat menular kepada Minseok, dan Minseok pun tidak dapat menahan senyum di wajahnya karena bahagia bisa membuat seseorang tersenyum seperti itu.
Tiba-tiba Yoojung menyentuh lengan Minseok, dan Minseok pun berhenti memainkan piano. Minseok memandang Yoojung dengan tatapan "Ada apa?"
Walaupun Yoojung tidak bisa melihat ekspresi wajah Minseok, ia berkata untuk yang pertama kalinya kepada Minseok,
"Cepat sembunyi! Aku mendengar suara langkah ayahku mengarah kemari..." suara Yoojung memeringatkan, "ayahku akan segera memukulmu dengan bilah rotannya jika kau tidak sembunyi"
Tanpa memprotes apapun, Minseok langsung melompat berdiri dan bersembunyi di belakang piano.
Sedetik setelah tubuh Minseok tersembunyi sempurna di balik piano, Tuan Choi melangkah keluar dari ruang kerjanya dan mengedarkan pandangannya ke segala penjuru ruangan. Ia terheran-heran dan bergumam, "Tidak mungkin tadi yang memainkan piano adalah Yoojung. Permainan piano Yoojung tidak sebagus itu" Tapi akhirnya Tuan Choi masuk lagi ke dalam ruang kerjanya dan menganggap dirinya salah dengar.
Sementara itu, senyuman Yoojung belum juga luntur dari wajahnya.
"Ya~~ Ayahku sudah pergi. Kau bisa keluar sekarang..." suara Yoojung terdengar ringan dan bersahabat sekarang, wajahnya pun masih dihiasi senyuman manis.
Perlahan-lahan, wajah Minseok muncul dari balik piano. Minseok memandangi wajah Yoojung yang sekarang masih tetap tersenyum dengan tatapan kagum. Dia punya mata yang cantik. Manis sekali saat dia tersenyum... Minseok tersenyum sendiri memandangi Yoojung.
Minseok kembali duduk di sebelah Yoojung. Perhatiannya tidak teralih dari wajah Yoojung yang masih tersenyum.
"Ya~~ Berapa umurmu? Beraninya kau berbicara padaku langsung dengan bahasa informal..." kata Minseok dengan nada bicara jenaka.
"Aku... 15 tahun..."
"Ya! harusnya kau pakai bahasa formal kalau berbicara denganku. Aku 3 tahun lebih tua dari pada kau, tahu!" kata-kata yang keluar dari mulut Minseok malah membuat senyum Yoojung semakin lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Xiumin EXO FF] GONE
FanfictionBaru kali ini Yoojung merasakan indahnya dicintai. Namun, hal itu tak berlangsung lama. Perasaan itu segera hilang seiring hilangnya dentingan piano di ruang tengah rumahnya... "How am I supposed to erase you alone and live?" Fanfic ini mengambil pl...