S c a r e d

115 8 0
                                    

Ku ceritakan sedikit bayangan mengenai mimpi itu. Mimpi yang sama sekali belum pernah kualaminya. Ku anggap itu sebagai malapetaka yang pernah singgah di alam bawah sadar ku.

Di Awal mimpi, aku melihat berpuluh-pulau benda raksasa terbang dilangit. Benda itu sangat besar, aku sempat berpikir bahwa itu semacam UFO. Namun, benda itu bisa menampakkan kaki ke tanah. Ia pun bisa mengeluarkan Cahaya berwarna ungu violet dari sisi bawahnya.

Awalnya aku tak percaya jika itu memang benar-benar terjadi. Karena kejadian itu sangat tak logis. Zaman semodern ini ada kejadian seperti itu? Fenomena dari mana? Aku saja baru tahu.

Semua penduduk berlari kesana kemari dengan jeritan yang mematikan. Lantas, disana aku hanya terdiam melihat mereka semua berlari. Merasakan sejumlah ketakutan menghantui diriku. Hingga Seorang pak tua datang menghampiri ku, ia sangat aneh, tak wajar, seperti frustasi. bajunya tak layak pakai. Wajahnya kisut dan hitam dengan abab sedikit kepulan asap dikepalanya. Pak tua itu membuatku sangat iba.

"Nak, sedang apa kau disini? Berlarilah, jangan berdiam diri" tanya pak tua itu dengan bibir yang bergetar. Aku tersentak mendengar itu.

"Jadi, apa ini benar-benar terjadi?" Tanya ku, jantung ini bergetar kencang dan seketika tubuhku menggigil hebat.

"Apa kau menganggap kami ini adalah tipuan atau bayangan? Kau harus cepat menolong kami. Jika tidak, mereka akan menguasai dunia" jelas pak tua dalam satu hembusan nafas. Wajahnya penuh dengan misteri dan juga ketakutan.

"Apa kau gila? Aku hanya seorang gadis belia. Dan mana mungkin aku bisa menolong kalian semua, hanya dengan kedua tanganku" ujarku dengan nada tinggi. Aku tak habis pikir? Dia sangat bodoh. Aku seorang gadis belia, harus menolong ribuan jiwa manusia dengan kedua tangan ini. Itu mustahil. Bagimana bisa.

"Lakukan sebisa mu. Jangan pernah melonggarkan dunia ini sedikit pun, karena mereka akan terus mengintai bumi. Mereka jauh lebih pintar, teknologi mereka jauh lebih canggih. Kau hanya perlu keyakinan" jelas pak tua itu, tubuhnya tiba-tiba tersungkur ke tanah. Hal itu membuatku kaget, Aku langsung membantunya. Membawa kepalanya kedalam pangkuan ku. Entah, mengapa air mataku mengalir ketika melihat wajahnya. Aku mengenalinya, sangat mengenalinya. Dia adalah kakekku. Tetapi, Itu tak mungkin bisa terjadi, kakekku telah tiada sekitar 2 tahun yang lalu. Lalu dia siapa? Clon?

Dan sekarang, kau telah tahu bayangan akan mimpi itu. Apa Kau percaya jika ada beberapa mimpi yang bersifat mengancam, memberi petunjuk, pesan, atau bahkan memberikan gambaran diesokkan hari?

Pasti kau tak akan percaya. Termasuk reuben nathaniel, seorang yang berilmu dan sangat terkenal kejeniusannya dibidang science, he is my friend. Dia adalah seniorku, duduk dibangku kelas 3, lebih tepatnya kaka mikha angelo. ku kira ia dapat mempercayai mimpi itu. Tapi ternyata tidak. Bahkan ia menganggap bahwa itu hanyalah imajinasiku yang terlalu tinggi.

Pendapatnya sangat bertolak belakang dengan pendapatku, Aku mempercayai itu. Aku mencoba menerka-nerka mimpi itu dengan sendiri. Sebelum, mereka semua menganggap ku gila. Tetapi, mereka harus tahu. Bahwa mimpi itu sangat menyedihkan, menyiksa dan bahkan sangat kejam.

Ada benarnya juga perkataan reuben 'bukankah mimpi itu tidak boleh ditafsirkan' . Aku baru sadar, bahwa perkataan itu dapat menjunjung ku hingga dapat ku temukan arti dari sebuah mimpi itu. Dengan cara ku sendiri.

****

Kami berdua, maksudku. Aku dan ashley berjalan melewati lorong-lorong kelas di gedung sekolah ini. Ku garami perjalanan ini dengan gurauan yang sangat renyah. Lelucon yang kami buat telah membuatku melupakan mimpi itu.

Sejak, keluar dari ruang lab. Aku merasakan otakku tak bisa berpikir jernih. Aku tak bisa berkonsentrasi untuk hari ini. Bahkan, aku juga tak memperhatikan pelajaran favorit ku sendiri, science. Berkali-kali ku hembuskan nafas dengan sangat cepat, lalu sedikit pijatan dikepala. Membuat aku menjadi rileks kembali.

THREATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang