Solder

31 6 0
                                    

Markas besar areal pemerintahan

"Apa kau yakin Ingin bergabung dengan kami?" Tanya Mr. Willis ragu, apa yang ia pikirkan? Ia masih meragukan ku? Apa karena aku perempuan? Oh ayolah Zaman apa ini?

"Emm. Ya" singkatku dengan nafas tertahan. Ia masih terus mengamati ku.

Tak lama berselang, ketukan dari pintu membuatku bernafas sedikit lega.

"Permisi sir" ujar seorang prajurit berpakaian lengkap, masih dengan helmet dan masker yang membungkus wajahnya. Aku bertanya-tanya seorang diri seraya orang yang kebingungan. Who is he? Ah paling juga seorang prajurit.

"Ya, Masuk" tegas Mr. Willis. Kini, pandangannya terarah kepada seseorang yang berada diujung pintu ruangan ini.

Aku masih diam berdiri mematung ditengah ruangan dengan meja panjang yang membatasi antara aku dan Mr. Willis. Ini sangat kontras dan aku mulai bosan. Apa dia telah boleh mengizinkan ku untuk pulang sekarang? Ugh. Aku kangen dengan mikha dan dady. Pasti mereka berdua sedang mencari ku. benar saja, aku pergi tanpa seizin mereka.

Mr. Willis menghampiri prajurit berpakaian lengkap itu. Lalu, mengajak nya berbicara 4 mata disudut ruangan ini.

"Ekhemm" deham Mr. Willis, tatapan itu kembali lagi membututi ku sekarang. Huh.

"Baiklah, sekali lagi"

"Berikan alasan yang logis untuk ku mengapa kau ingin sekali bergabung dengan kami?" ia kembali berkacak pinggang dihadapanku dengan tangan yang melipat didada. Tentunya, dengan seorang prajurit yang berdiri disampingnya dengan tegap dan gagah.

"Umm.. tapi aku butuh waktu 5 menit untuk menceritakannya, lalu akan kuberi alasannya yang tepat" kataku gugup.

"Baiklah, selama itu tak akan membuang waktuku"

"Tapi, bisa kah kau bilang kepada pengawal dan para prajurit mu untuk keluar dari ruangan ini. Sejujurnya, aku bukan lah seorang penjahat yang mesti dikawal" kataku sekali lagi sambil tersenyum kuda. Ia mengangguk, lalu mempersilahkan kepada semua pengawal dan prajuritnya untuk keluar.

semua pengawal dan prajurit telah keluar dari ruangan ini, terkecuali aku, Mr. willis dan DIAA. mataku membelalak ketika melihat prajurit itu masih berdiri santai dihadapanku (prajurit berhelmet lengkap).

"Dia?" Aku menunjuk prajurit itu.

Aku bilang kan prajurit dan pengawal lainnya, apa ia tak mengerti bahasa bumi? Kenapa ia masih berdiri disitu? Kalo aku memerintahkan seperti itu berarti aku hanya ingin berbicara dengan Mr. Willis saja. Dasar, ia tak mengerti kode yang aku berikan.

"Ia bukan prajurit. Jadi, biarkanlah ia tetap berada disini"

ugh, menyebalkan. Aku hanya mengedikan bahu dan mengiyakan semuanya.

"Baiklah" kataku pelan, mengerucutkan bibir.

"Jadi, apa maksudmu mengajukan diri untuk bergabung dengan kami?" Tanya mr. Willis masih dengan pertanyaan yang sama.
aku mulai menceritakan semua tujuan ku untuk bergabung dengan mereka. Awalnya, mereka terkekeh namun setelah aku menunjukan foto Prof. Girrald tentu mereka diam seribu bahasa.

****

"Jadi, itu alasanmu untuk bergabung dengan kami?" Tanya minho yang berhasil memecahkan keheningan didalam mobil Lotus. Lelaki bertubuh tinggi itu masih fokus menyetir melewati sisi jalan yang mulai ancur dan retak-retak.

Minho collins adalah prajurit berhelmet lengkap yang berada diruangan besi bersamaku dan Mr. Willis. Sudah aku katakan, saat itu aku meminta kepada Mr. Wilis agar semua prajurit diruangan itu keluar. Namun, Mr. Wilis bersi keras meminta prajurit yang berhelmet lengkap itu agar tak keluar.

THREATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang