Other Clue

52 8 5
                                    

(Ruangan kosong di sekolah)

Kami bertiga kembali lagi keruangan itu. Sesampainya kami disana, mada membukakan pintu untuk kami. Kami saling bertatapan heran satu sama lain.

"Apa yang kau temukan?" Tanya ashley khawatir, ia terus mengulum bibir bawahnya.

"Tak banyak, tapi mungkin buku ini dapat memberikan kita petunjuk" aku meletakkan buku kuno ini diatas meja. Membuat semua orang diruangan ini menjadi penasaran.

Aku mulai membuka halaman tiap halaman dari buku itu. Buku ini tak sulit untuk dibaca, yang jelas aku dapat menyimpulkannya dengan benar.

Ya, aku masih fokus pada setiap kata yang tercetak tebal. Namun, entah mengapa nafas ku tiba-tiba terhenti ditengah kerongkongan. Membuatku menjadi gagu sekejap.

"45 tahun kemudian bencana itu akan terulang, dihitung dari '70." Ujar ku pelan sedikit gagu.

Dari seribu kalimat yang ada dibuku ini. Entah mengapa, hanya kalimat itulah yang membuatku menganga besar.

Aku masih tak mengerti. Apa maksudnya? 70 apa? Bencana apa?.
Sayangnya, Buku itu hanya memberikan sedikit petunjuk.

"Catelyne ada apa?" Tanya mikha pelan, ia memegang kedua bahuku sangat kuat. Memastikan bahwa aku baik-baik saja. Tapi, sungguh beberapa akhir ini aku memang sedang tak baik. Pikiranku melayang begitu saja, dan aku sering tenggelam dalam lamunan hingga berjam-jam.

Aku menghembuskan nafas begitu panjang.

"45 tahun?" Tanya ashley kaget. Kalimat itu membuat kami semua bingung dan bertanya sejuta pertanyaan.

"Aku tahu" cetus reuben kegirangan. Ia mengambil secarik kertas putih dan pulpen hitam dari laci meja.

"What?" Tanyaku sambil menyipitkan mata kearah reuben. Aku berharap dia tak membuat bulatan kecil dan gambar kotak persegi seperti beberapa waktu silam saat kami sedang berdiskusi untuk proyek science, Karena itu sama sekali tak lucu.

"45 tahun dari 70. Sekarang kita ditahun 2015, jika 2015-45 sama dengan 70. Dan berarti akan ada bencana ditahun ini" jelas reuben sambil menyoret-nyoretkan simpulan angka diatas kertas putih. Ia menggambarkan angka angka itu dengan begitu serius.

"Trus, apa maksudnya Bencana?" Sambar ashley.

Aku terdiam. benar kata ashley apa maksudnya bencana?

Sepertinya mereka ingin bermain teka teki denganku.

"Bencana yang mereka buat sendiri. Bukan karena kehendaknya. Dan sekarang sedang terjadi" kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutku. Alih-alih berbicara itu benar.

"Jadi, kamu pikir benda itu adalah bencana?" Tanya mada tegas tentunya dengan tatapan sinis itu.

"Ya" singkatku, aku kembali menatap buku itu. Dan membuka halaman selanjutnya. Keheningan kembali terjadi didalam ruangan ini. Dan lagi-lagi pandanganku terjatuh ketika melihat sebuah foto dibuku itu.

"Buku itu" gumamku pelan, aku meraba lukisan buku itu. Buku hitam yang pernah sempat kulihat saat tak sengaja menatap mata maddy. Aku kembali terdiam, memandangi buku itu dengan soul yang hampa.

"Catelyne?" Reuben tercengang mendengarnya.

"Kamu gapapa?" Mikha yang berada dihadapanku langsung memegang tanganku lembut.

Aku hanya mengangguk sambil beberapa kali menelan ludah dengan susah. Mencoba mengatakan bahwa aku baik-baik saja. Namun, pada kenyataannya aku tak akan pernah baik-baik saja. Dan kini, Aku mulai berkeringat dingin.

THREATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang