/Chapter 2/ Teman Pertama

30 4 1
                                    

"Ehhh... halo namaku Erik, senang berkenalan denganmu." Akupun sedikit malu karena dalam hidupku, inilah pertama kalinya aku berbicara pada perempuan.

"Halo Erik, senang berkenalan denganmu. Semoga kita dapat bekerja sama ya." Senyum manis pada dirinya membuat diriku tidak dapat berkata kata lagi. Hingga akhirnya aku bingung apa yang harus kulakukan.

Pikiranku tidaklah jernih, Rasanya seperti dalam keadaan terdesak, wajahku pun seperti wajah orang yang sangat ketakutan seperti melihat hantu. Melihat wajahku yang aneh Nami-pun bingung dan berkata "Apa yang terjadi Rik?" Sambil menepuk pundakku.

Akupun sangat terkejut karena Nami menepuk pundakku, sehingga akupun berdiri dan berteriak keras di kelas
"NAMI!! MAUKAH KAMU MENJADI TEMANKU!!!"

Setelah berteriak keras seperti itu, semua orang yang ada dikelasku langsung menatapku seperti aku adalah orang yang aneh.

"ERIK!!! Apa yang kau lakukan?!?! Janganlah kau mengganggu pelajaran di saat seperti ini." Teriak pak guru

"Eh...Hm..." Akupun langsung duduk di kursiku dengan rasa malu yang sudah lama tidak kurasakan.

"Siapa yang menyuruhmu duduk!!! Cepat keluar dan bersihkanlah kantin hingga bel istirahat berbunyi!!!" Teriak pak guru.

Akupun langsung menuju pintu kelasku untuk pergi ke Kantin. Semua orang dikelasku tertawa kecuali Nami. Akupun bingung... Apa yang sedang dia pikirkan? Apakah aku telah mempermalukannya? Pertamakalinya aku merasakan perasaan ini, malu, sedih,senang, bahkan rasa untuk membutuhkan teman. Ini merupakan hal yang aneh bagiku, karena Seperti biasanya hidupku hanyalah hampa. Tanpa keluarga maupun teman yang menemani perjalanan hidupku, itulah yang membuat diriku merasa kosong.

*Kring...Kring...Kring....* Bunyi bel istirahat telah berbunyi

Akupun telah selesai membersihkan kantin sekolahku, Walaupun pada akhirnya setelah istirahat kantin ini akan kotor lagi.

"Hai Erik" Seseorang menepuk bahuku

"BWAHH!! SIAPA ITU?!?" Teriakku terkejut.

"Oh ternyata itu kau Nami. Mengagetkanku saja." Sambil mengelap keringat.

Saat aku dikejutkan Oleh Nami ternyata Headphone-ku jatuh.

"Eh.. Maaf Rik, tetapi headphone-mu terjatuh. Biar kuambilkan." Sambil mengambil headphoneku yang terjatuh

"Terimakasih Nami. Tetapi apakah ada sesuatu yang ingin kau bicarakan? Atau apakah kau kesal kepadaku tentang kejadian tadi di sekolah? Bila kau marah aku minta maaf sekali." Ucapku gugup.

Akupun sangat gugup dengan jawaban Nami. karena saja mungkin aku telah memepermalukannya di hari pertama ia bersekolah di sekolahku.

"Oh.. Tidak apa apa kok. Aku disini mau memberikan kue dorayaki buatanku." Nami-pun sambil tersenyum dan mengambil kue dorayaki di tasnya.

Yang membuatku heran terhadap Nami adalah ia orang yang penuh dengan senyuman. Seperti semua orang bahkan hewan dan mahkluk hidup merupakan temannya. Selain itu akupun juga heran, Mengapa aku yang diberi kue dorayaki oleh Nami.

"Em.. Nami kenapa kau memberikan kue dorayaki ini kepadaku? apakah ada sesuatu?" Tanyaku terheran heran.

"Oh.. Aku telah berjanji terhadap diriku sendiri bila orang pertama yang menjadi temanku disekolah ini akan kuberikan dorayaki sebagai tanda terimakasih." Sambil tersenyum

Senyuman Nami-lah yang membuat diriku bahagia. Akupun mulai menangis air mata kebahagiaan.
"Jadi Nami, Atas apa yang aku lakukan saat dikelas tadi... tidak apa apa bagimu? dan kau benar benar menganggapku teman?"

"Iya Rik. Jadi marilah kita berteman dan selalu bersama"

Nami-pun menggenggam tanganku. Diapun tersenyum lebar dan melihat ke arah mataku. melihatnya seperti itu, Air mataku mulai menetes perlahan lahan. Raut wajahku sangatlah bahagia. Hingga akhirnya, Di saat kebahagiaanku memuncak, Aku memeluk Nami dengan rasa bahagia. Mungkin orang orang yang lewat menganggap kami adalah orang yang sedang berpacaran. Tetapi jawabannya tidak, karena kami sedanglah berteman.

" Sudahlah Rik, tidak usah menangis. Tetapi bolehkah aku menanyakan sesuatu?" Tanya Nami sambil melepaskan pelukan kami.

Akupun hanya bisa menganggup kepalaku sebagai balasan "IYA" kepada Nami.

"Mengapa orang orang mengatakan bila kau adalah orang yang pendiam dan penyendiri? Tetapi sebenarnya, kau adalah orang yang baik. Dan juga, apakah ada yang membuatmu depresi sehingga kau dikatakan aneh karena sifatmu yang menyendiri itu?" Tanya Nami.

Pertanyaan itu membuatku sedikit merasa khawatir. Karena itu merupakan privasi milikku yang telah kusimpan bertahun tahun dan belum pernah ada orang yang mengetahuinya. hingga jawaban yang kukatakan adalah...

"Temuilah aku saat sepulang sekolah di Stasiun Akihabara. Akan kuceritakan semuanya"

"Baiklah, Tetapi... Bagaimana bila saat jam 3 Sore? aku memerlukan sedikit persiapan dirumah"

"Silahkan saja, aku tidak melarangmu. Jadi, Sampai bertemu dikelas."

Akupun langsung berbalik badan menuju ke kelasku. Hingga tiba tiba saja Nami menarikku dan langsung mencium pipiku.

To Be Continued

Thx yang udah read ya ^^. Kasih saran di komentar THX



Broken DiscTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang