Part 1

1.8K 43 0
                                    

"Apa ? Kamu tidak salah bicarakan?
Apa kamu yakin dengan apa yang akan kamu lakukan?
Apa kamu sadar dengan apa yang kamu ucapkan barusan? Aina,coba kamu lihat penampilanmu !! Apa mereka semua akan menyambut kedatanganmu dengan baik? Dengan pakaian syar'imu dengan cadar yang kamu pakai sekarang ini,apa nantinya tidak akan menimbulkan sesutau yang tidak dapat diinginkan? Lalu bagaimana kamu akan hidup dengan tenang di Negara itu??" Tanya zahra.

"Insya Allah,aku akan baik-baik saja ra."
Hanya kalimat itu yang terlontar dari dari mulut manis wanita cantik yang begitu sangat lembut tutur katanya,akhlak mulia yang ia miliki melengkapi kecantikan fisiknya..

"Aina bagaimana bisa kamu dengan tenangnya berkata seperti itu? Aku ini sahabatmu,sahabatmu. Aku begitu khawatir dengan keadaanmu. sedangkan kamu??
Kamu malah santai begitu yakin nanti disana tidak akan terjadi sesuatu."

"Zahra sahabatku.. Aku faham,bahkan aku sangat mengerti kekhawatiranmu, tapi apa boleh buat? Coba katakan aku harus berbuat apa? Ini amanah dari Alm. Kedua orang tuaku kamu tahu kan aku juga punya cita-cita sendiri,aku juga ingin seperti kamu,fariha,maryam,fajar yang bisa melanjutkan kuliah ke kairo. Tapi.. Mungkin Alm. Abi dan ummiku punya rencana lain sehingga aku harus melanjutkan kuliah di Eropa."

"Tapi Aina apa tidak bisa..."

"Zahra !!" Aina hanya menggelengkan kepalanya seperti tidak ada jalan lain selain ia harus melaksanakan Amanah itu.

"Sebelum Abi dan ummi meninggal, mereka telah menyiapkan rumah untuk aku tinggal disana,mereka juga telah mendaftarkan aku disalah satu Universitas ternama disana, jauh sebelum mereka meninggal." kata Aina.

"Bagaimana bisa??"

"Disana ada sahabat baik Abi dan Ummiku,dia orang Eropa asli namanya Eliska,dia juga dosen di universitas yang akan aku tekuni mulai saat ini."

"Bagaimana dengan paman dan bibimu disini?,Apa mereka akan setuju? Bukankah kamu keponakan satu satunya yang bahkan mereka telah menganggapmu sebagai putrinya sendiri."

"Insya Allah mereka setuju" jawab Aina dengan senyuman manis.

Yah.. Setelah kejadian tragis yang menimpa kedua orang tua Aina sehingga menyebabkan ia menjadi yatim piatu kini Aina hanya tinggal bersama bibi dan pamannya disalah satu pondok pesantren milik kedua orang tua Aina di Bogor.

*********

"Aina sayang,apa sudah siap semuanya? Tanya Aminah,wanita separuh baya yang tak lain adalah bibi tercintanya.

"Iya bi,kita langsung berangkat saja ke Airport"

"Kamu tidak mau menunggu sahabat-sahabatmu?"

"Maksud bibi, Zahra, fariha dan maryam?"

"Iya.. Mereka mau ikut mengantarmu ke Airport"

"Assalamu'alaikum.." sapa sahabat-sahabat Aina.

"Wa'alaikumussalaam"

"Maaf ya telat ini tadi maryam pake acara sakit perut dulu lah" kata zahra membuat semuanya tersenyum renyah.

Kini mereka telah sampai di Airport. Mereka saling memandang satu sama lain kemudian berpelukan seakan belum ikhlas harus berpisah dengan Aina yang dulunya mereka berencana akan kuliah bersama di Kairo.

"Aina jaga diri kamu baik-baik ya" kata fariha

"Jika ada yang menyakitimu langsung bilang ke Allah ya biar mereka di balas" kata maryam dengan wajah polos

"Aina, jangan pernah kamu melepaskan cadarmu. Apapun yang terjadi..ok?"

"Insya Allah" jawab Aina mantap

"Sayang, ini ada surat dari Alm. Abi mu ia memberikannya pada bibi sebelum ia mengalami kecelakaan itu,bibi harus menyampaikan ini jika kamu sudah benar benar siap untuk ke eropa,bibi tidak membukanya sebelum ini sampai kepadamu. Baca ketika kamu sudah berada bersama Eliska disana. Abi menyuruh kalian untuk membacanya berdua." kata bibi Aminah.

"Iya bibi,terimakasih kalau bukan karena kasih sayang dari bibi dan paman,Aina mungkin tidak akan setegar seperti sekarang ini"

"Aina, paman hanya nitip satu pesan untukmu"

"Apa itu paman?"

"Jangan pernah berhenti berdzikir. Ini tasbih kesayangan paman dan sekarang akan menjadi tasbihmu,pakailah dan bawa kemanapun kamu berada"

Dengan mata yang berlinang dan sesekali membasahi cadar hitam yang ia pakai Aina berkata :

"Paman.. Aina tidak akan lupa dengan Allah,terimakasih tasbih ini sangat berharga buat Aina,akan Aina jaga sebaik mungkin tasbih ini"

ke 5 wanita bercadar itu saling berpelukan kecuali paman Aina, Aina,Zahra,Fariha,Maryam dan Bibi Aminah. Kini mereka telah terpisahkan oleh pintu masuk menuju pesawat yang akan menjadi kendaraan Aina menuju Eropa.

Wanita Yang Menggetarkan SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang