Cerita Mereka

214 3 0
                                    

Surabaya, 09 November 2000 …

"Lalalaaa lalalalaaa..." Senandung nada yang selaras dengan langkah kayuh sepedanya. Sepeda roda dua itu melaju ditengah ramainya kampung. Minggu pagi yang cerah. Ia pergi untuk menepati janjinya. Rumah sahabatnya, itulah tujuannya.

"Assalamualaikuuum, Tiaraaa main yuukk.." Salamnya didepan rumah sang sahabat. Tak lama kemudian keluarlah wanita paruh baya menjawab salamnya. "Waailaikumsalaam, eh ada Bintang. Masuk dulu yuk, Tiaranya biar tante panggilin dulu." Bintang pun mengangguk, dan memilih untuk duduk diteras rumah Tiara. Matanya mulai menelusuri jalan setapak depan rumah Tiara. Dilihatnya wajah yang tak asing lagi baginya.

"Elaaaang, Bungaaaa.." Panggilnya sambil melambaikan tangan. Dua bocah itupun menoleh dan tersenyum. Mereka menghampiri Bintang. Pada saat yang sama Tiara keluar dari rumahnya. Kebiasaan yang mereka lakukan setiap minggu itupun dimulai. Mereka bersepeda, bermain dan bernyanyi bersama di pekarangan dekat rumah Tiara. Tak terasa sudah cukup lama mereka bermain, rasa lelah pun mulai menghampiri.

Mereka duduk bersandar di sebuah pohon besar. Tanah yang diselimuti rumput hijau itu membuat mereka nyaman untuk beristirahat. "Eh kalian tau nggak, besok hari apa?" Pertanyaan polos seorang anak kecil yang memulai pembicaraan tersebut. "Kata bu guru, besok Hari Pahlawan kan." Jawab Bintang. "Iya". "Oh ya, bicara tentang Pahlawan, aku jadi ingat ayahku.." Bunga pun ikut angkat bicara. "..ayahku adalah seorang dokter. Beliau selalu menolong para  penduduk yang sedang sakit dan terluka. Bukankah ayahku juga seorang pahlawan?".

"Kalo ayahku seorang pemadam kebakaran, ayahku sangat pemberani. Beliau selalu berusaha untuk memadamkan api dan menyelamatkan korban yang terjebak didalamnya." Seru Elang yang tak mau kalah. Begitu juga Tiara yang menunggu gilirannya bercerita, "ibuku juga pahlawan. Beliau seorang guru, mengajarkan tentang pengetahuan, seperti bu guru kita. Sehingga semua orang menjadi pandai!"

"Bintang, bagaimana denganmu?" Tanya Elang yang menyadari kalau Bintang sedang melamun memikirkan sesuatu. Elang pikir Bintang pun sudah siap untuk menceritakan sesuatu. "Eeee eee ee.." Bintang bingung harus menjawab apa. Ia merasa ini PR buatnya. "Eee.. Lebih baik, aku tanyakan saja ke kakekku." Ucapnya seraya meninggalkan sahabat-sahabatnya.

Kakek Punya BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang