hai guys ini adalah cerita pertama aku yang aku publish setelah draftnya tersimpan lama di lappie hehehehe... semoga kalian suka yah, dan jangan lupa kasi masukan thank you ^^
******************************
Yang terjadi di pagi hari senin seperti biasanya adalah, betapa rusuhnya keadaan apartemen ini di pagi hari. Buatku yang sudah terbiasa menjalani kehidupan seperti ini, akan menjadi sesuatu yang biasa. Tapi tidak untuk hari ini. Hari ini adalah hari pertama aku bekerja setelah penempatan di daerah selama 3 tahun, aku kembali ke Jakarta, huh sebenanrnya sangat malas buat kembali ke sini. Aku tidak terlalu menyukai Jakarta. Lebih tepatnya aku benci dengan suasana Jakarta yang semakin hari semakin nggak nyaman. Polusi dan kemacetan di mana mana, bukan hanya itu, keamanan di Jakarta juga mulai tidak aman buatku. Entahlah ini hanyalah perasaan aku saja mungkin, sebagai orang yang dari lahir menetap di Jakarta menghirup polusinya, mengeluh dengan macetnya tiap hari, hingga akhirnya 3 tahun yang lalu oleh perusahaan tempatku bekerja, aku di tempatkan di sebuah daerah pulau Sulawesi, dimana disana aku mendapatkan kenyamanan, tenang dan segala sesuatu yang tidak pernah aku temukan di Jakarta, udara yang belum tersentuh polusi, dan tentu saja aku tidak perlu mengomel tiap hari hanya gara gara aku terjebak macet ketika menuju dan pulang kantor, karena tempatku bukanlah sebuah kota metropolitan sama seperti Jakarta.
Aku masih sibuk dengan keribetan ini ketika, seseorang membuka pintu kamarku, aku tidak perlu menoleh untuk mengetahui siapa orang itu, di apartemen ini penghuninya Cuma 2 orang, yaitu aku dan kembaranku Vano. Aku dan vano adalah kembar dampit atau biasa disebut dengan kembar beda kelamin, aku lahir terlebih 15 menit lebih awal sebelum vano lahir, jadi yah aku masih kakaknya dia.
“udah selesai belom , Non?” Tanya Vano dari balik pintu kamarku.
“lo buta apa nggak liat gue ribet gini’ jawabku tanpa menoleh ke dia dan masih sibuk memasukkan apa saja yang aku perlukan hari ini ke dalam tas.
“kenapa nggak disiapin dari semalam aja sih? Gue udah telat nih!” omelnya. Aku mengacuhkannya, setelah semuanya masuk dalam tas, aku kembali mengingat ingat apa saja yang mungkin terlupa.
“lupa, semalam gue nonton drama korea ampe jam 3 pagi “ jawabku
Aku bisa mendengar Vano mendengus kesal meninggalkan aku sambil mengomel pelan,”korea lagi korea lagi..”
Aku tertawa mendengarnya, Vano memang sangat tidak suka kalau aku mulai berbicara tentang segala sesuatu yang berhubungan korea, entah itu budaya, film, drama atau music kpop yang sudah menjadi hobi aku beberapa tahun belakangan ini, yang pasti jauh sebelum korean wave melanda Negara ini sih hehehehe.
Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal, aku bergegas keluar dari kamar, aku bisa melihat Vano di meja makan memandang keluar kaca jendela dengan raut wajah yang orang dari jarak jauh aja tahu kalau dia lagi bête banget nungguin aku. Aku tersenyum melihat tingkah laku saudara kembarku ini.
“udah selesai nih, kita bisa cabut sekarang “ kataku menepuk punggungnya pelan dan tanpa duduk aku mengambil dan meminum coklat hangat yang tadi aku buat.
Vano melirik jam tangannya, “ beneran telat deh gue, mana ini hari senin lagi”
“yaelah, belum juga jam 7 ah “ kataku berjalan terburu buru menuju pintu, vano sudah terlebih dulu keluar.
“ihh..gitu aja kok ngambek sih, baru juga gue pertama kali minta suruh ngantar ke kantor juga”
“iya,,lo sih nggak bakalan telat, toh yang pertama kali gue antar itu elo, nah gue? Bagus juga jarak kantor lo am ague deketan, lah ini? Kantor lo dimana, kantor gue dimana?’ omelnya ketika kami berdua di dalam lift . Aku bersyukur Cuma ada aku dan dia di dalam lift pagi ini. Kalo tidak, aku harus menanggung malu deh diomelin ama dia. Saudara kembar aku yang satu ini, kalau sudah ngomel, biasanya seperti perempuan nggak mau berhenti hehehehe.. tapi itu berlakunya di aku saja sih, kalau ke orang lain nggak kok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditional Love
RomanceTisha tidak pernah menyangka kalau dia akan bertemu dengan Pram, teman saudara kembarnya. mereka akhirnya berteman, dan saling berbagi semua hal, tapi ada yang nggak pernah Pram tahu, Tisha diam diam menyukainya. Semuanya berjalan lancar ketika suat...