Kriiing ... alaram milik Emily berbunyi. Bunyinya itu membuat Emily bangun. Hari ini, Emily akan masuk ke sekolah baru.
"Pagi, kakak." Sapa Emily kepada kakaknya, Emma.
Emma sudah 18 tahun, tapi masih kelas 2 SMP. Kenapa ya? Soalnya, waktu SD, dia murid baru di SD akselerasi. Harusnya dia kelas tiga, tapi dia masuk kelas dua yang mempelajari pelajaran kelas 3 SD.
"Pagi Emily. Kok senang sekali, ya?" Jawab kakaknya.
"Tidak, biasa saja." Elaknya. "Tapi di sekolah menyenangkan, gak ya?" Lanjut Emily.
"Tenang, orang-orangnya baik kok. Soalnya kan sebelum masuk di tes tata krama." Cerita kakaknya.
"Oh, kok aku nggak menyadari ya?" Gumam Emily.
"Anak-anak, salah satu dari kalian ayo mandi!" Kata mama.
"Sarapan apa ma?" Tanya Emma.
"Pancake ala papamu yang baru bisa masak'" jawab mom.
Emily segera masuk kamar dan mengambil handuk pink miliknya lalu bergegas ke kamar mandi. Setelah mandi, Emily memakai seragam putih abu-abunya. Biar lebih manis, Emily memakai pita dan menyemprotkan parfum kesukaannya.
"Emily, Emma, sarapan!" Kata papanya dari luar. Emily segera memakai kaus kaki dan sarapan pagi.
Lima menit ...
"Nah, sudah selesai sarapannya?" Tanya papa. Mereka mengangguk.
Mereka langsung masuk mobil papa. Sebelum papa ke kantor, papa mengantar kedua anaknya dulu ke sekolah.
"Semoga menyenangkan." Kata papanya. Mereka mencium tangan anaknya. Emily dan Emma turun dari mobil. Di SMA barunya ini, Emily melihat-lihat siapa teman dari SMP nya yang akan disini lagi. Atau mungkin dari SD.
Puk, seseorang menepuk bahu Emily. Emily menengok dan menemukan orang yang menepuk bahunya itu.
TAYLOR?!
"Taylor! Kita bersama terus sejak SD!" Emily kegirangan.
"Sudah masuk kelas?" Tanya Taylor.
"Belum. Kamu?"
"Belum. Kita cari kelas kita yuk!"
Mereka mencari kelas mereka.
10-A
6. Emily Madison
"Taylor, aku masuk kelas 10-A absen 6!" Kata Emily.
"Oh, aku gak tahu kalau aku. Tunggu ya!" Kata Taylor yang masih mencari namanya di kertas putih kelas 10-A.
"Emily, kita sekelas! Aku kelas 10-A dan absen 21!" Taylor kegirangan. Jadi seperti anak kecil. Mereka masuk kelas barunya.
Di kelas, hanya ada seorang gadis berkacamata yang sedang membaca majalah.
"Kita di depan yuk!" Ajak Taylor. Emily dan Taylor duduk bersebelahan.
"Hai." Sapa gadis yang sedang membaca itu. Pandangannya dialihkan sesaat.
"Hai juga," jawab Emily dan disusul Taylor.
"Aku Vina, dari SMP Golden Education." Vina memperkenalkan diri. Mereka berjabat tangan.
"Oh. Aku Emily, ini Taylor. Kami bersahabat sejak SD." Emily memperkenalkan dirinya dan sahabatnya. Taylor mengangguk.
"Senang bertemu denganmu," kata Vina.
"Emmm, Vina. Majalah apa itu?" Tanya Taylor.
"Oh, ini majalah Sweet." Jawab Vina singkat.
"Oh, majalah tentang perempuan, kan? Ada informasi pakai terbaru, cara memadukan pakaian, atau cara menjadi menarik misalnya," cerita Taylor.
"Terus ada cerpennya kan?" Tambah Emily.
"Iya." Vina mengangguk.
Akhirnya, bek berbunyi. Wali kelas mereka masuk, memperkenalkan diri terlebih dahulu, lalu murid-muridnya memperkenalkan diri di depan.
"Taylor, siapa dia ya?" Bisik Emily sambil menunjuk seseorang. Tapi gak ketahuan menunjuknya.
"Entahlah. Namanya James tapi." Jawab Taylor.
Keren ya? Cool, tapi bagaimana dengan sifat dan otaknya? Ahhh, beberapa hari lagi aku akan tahu.
Begitu katanya dalam hati.
"Anak-anak, segeralah keluar dan saya akan memperkenalkan dan memperlihatkan fasilitas-fasilitas sekolah ini." Kata bu Trisha, wali kelas 10-A.
Di setiap kelas dan ruangan (kecuali toilet) ada AC, terus di halaman belakang ada lapangan kosong, lapangan basket, dan taman tapi dipagari. Terus, parkirannya ada, dan lain-lain. Hari ini tidak belajar karena sibuk berkenalan. Besok, proses belajar dan mengajar dimulai. Perlengkapan akan dibawa besok.
Besoknya ...
KRIINGG ... alaram itu berbunyi lagi. Emily masih ngantuk dan belum mau bangun hingga alaram berbunyi lagi ...
KRIINGG ... alaram itu berbunyi. "Ahhhh, aku benci ini!" Emily segera mematikan alaram.
Emily melakukan hal yang dilakukan kemarin hingga ia sampai di sekolah.
"Pelajaran pertama hari ini matematika, ya?" Tanya Emily.
"Iya. Aku yakin tidak sulit karena ini hari pertama belajar matematika disini." Jawab Taylor. Lola, datang menghampiri mereka.
"Hai, kalian bawa perlengkapan?" Tanya Lola. Mereka berdua mengangguk. Lola langsung pergi. Emily hanya geleng-geleng kepala.
Pelajaran Matematika ...
"Anak-anak, sudah mengerti kan? Sekarang, kerjakan tugas dari saya." Kata pak Carlos, guru matematika kelas 1 SMA.
Semoga, nilaiku bagus. Sepertinya pak Carlos galak. Kata Emily dalam hati.
Akhirnya, selesai juga hingga semuanya dinilai.
"Apa menurut kalian pelajaran ini susah? Mengapa hanya Emily dan James yang mendapat nilai bagus?" Kata pak Carlos galak.
Semua diam. Termasuk Emily dan James yang mendapat nilai bagus. James menatap tajam Emily, lalu tersenyum manis tidak terpaksa. Kenapa dia? Pikir Emily.
Beberapa bulan bersama, Emily mulai menyukai James. James memang pintar dan tampan. Menarik pula. Tapi kenapa James sangat cuek kepada Emily? Padahal Emily sangat ingin berkenalan atau lebih akrab saja.
------------------------------------------------------
Gimana ceritanya? Bagus gak? Maaf kalau ada yang salah ketik, bagian yang tidak dimengerti, atau ceritanya kependekan. Susah lho kalau ngecek semua, penulisnya aja udah muak, ngamuk, hahaha!
Kelanjutannya tunggu ya? Ada lanjutannya lho.
Salam manis dari penulis!^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Love And Friendship
عاطفيةYap, ini cerita tentang Emily si murid baru yang mengalami kisah kisah menarik di sekolahnya. Bagaimana juga dengan kisah cintanya? Waupun kisah cintanya banyak, persahabatan Emily ini baik, lho!