Pengorbanan Terbesar

16 1 0
                                    

   "Anak-anak, ada tugas untuk kalian. Kerjakan selama tiga hari atau kurang." Kata pak Jimmy. Dia menjelaskan tugas yang akan dikerjakan murid-muridnya.
   "Satu kelompok dua orang, laki-laki dan perempuan yang saya kira akan saling melengkapi karena keadaan disana mungkin berbahaya." Lanjutnya.
   Emily bersama James. Mereka belum punya rencana akan meneliti kemana. Emily juga berharap, dia jadi lebih peduli disana.
Pulang sekolah ...
   "James, tunggu aku!" Teriak Emily lalu menghampiri James. James menoleh.
   "Kemana kita akan meneliti?" Tanya Emily.
James terlihat sedang berpikir.
   "Lebih baik kita ke gunung saja. Kita dua hari disana, beritahu ibu ayahmu, dan lanjutannya di SMS. Media sosial juga boleh." Jawab James lalu pergi.
Emily berjalan menuju rumah. Untuk mengatakan hal ini, Emily menunggu jam 5 sore karena itu waktu yang pas untuk mengumpulkan kedua orangtua dan kakaknya.
Jam 5 sore ...
   "Ada apa sayang, panggil mama, papa, dan kakakmu kesini?" Tanya mama.
   "Aku sih enggak ajak kakak, dianya aja yang ikut." Kata Emily.
   "Oke, oke, Emily. Ada apa?" Kata kakaknya.
   "Gini. Besok, aku akan pergi ke gunung bersama teman-teman, lalu bla ... bla ... bla ..." Emily menjelaskan.
   "Oh, boleh. Pokoknya hati-hati ya!" Pesan mama.
Emily masuk kamar dan bertanya tentang barang bawaan kepada James.
Besoknya ...
   KRIIINGG ... alaram berbunyi. Hari ini, Emily bangun lebih pagi. Emily mandi, memakai pakaian, dan sarapan dengan buru-buru.
   "James!" Katanya ketika bertemu di depan gunung. "Kau menunggu sejak lama?" Lanjutnya.
   "Iya. Kenapa?" Jawabnya singkat.
Ah, aku benci kamu! Lebih baik gak sama kamu! Katanya dalam hati. Selama perjalan, mereka diam kecuali kalau menemukan sesuatu untuk diteliti.
   "Emily!" Panggil James. Emily menoleh. "Apa?"
   "Lihat ini!" James mengajak Emily ke suatu tempat dan menunjuk suatu tanaman
   "Wow, ini kan tanaman yang kita pelajari di bab 3. Lebih baik kita teliti untuk mengetahui lebih lanjut!" Kata Emily kegirangan. Pasti nilainya bisa besar!
   Berjam jam, mereka mengamati tanaman itu sambil mencatat.
   "Duh, lapar." Gumam Emily. Karena lama tak makan, kepalanya pusing.
Sesuatu menyerang Emily dari belakang. Tapi dia tak tahu, penglihatannya buram. Hanya melihat seperti hewan berukuran sedang berwarna cokelat menyerangnya dan dia bertarung dengan seseorang yang mungkin James.
   "Aw, sakit!" Emily memegang kepalanya yang terluka, dan menyadari bahwa hidungnya mengeluarkan darah (mimisan).
Bruk! Setelah itu, Emily tak tahu apa yang terjadi.
   "Emily!" Teriak James. Akhirnya, James jadi lebih semangat untuk mengalahkan hewan itu. Ketika hewannya pergi, James melakukan P3K. Melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan.
   Pertama, James menggendong Emily ke tempat yang lebih aman. Ke depan tenda. Lalu, James mencari air untuk membersihkan lukanya dan luka Emily serta diberi antiseptik, membalut tangan yang terluka dengan perban, dan memasang plester luka di dahinya. Dia juga melakukan hal-hal menghentikan mimisan. Supaya Emily sadar, membutuhkan waktu yang lama. Setelah itu, Emily digendong menuju tenda.
Emily
   "Ku mohon sadar, Emily. Bagaimana dengan petualangan kita nanti? Bagaimana dengan orangtuamu? Aku akan lebih care kepadamu. Aku janji." Emily mendengar suara James. Gelap sekali karena matanya belum dibuka. Belum kuat. Perlahan, Emily melihat James sedang mengobatinya. Sekarang dia di tenda.
   "Emily?!" James terlihat senang.
   "James." Kata Emily. Lalu mencoba duduk. "Kamu mengobati tanganku?" Emily tak percaya.
James terlihat bahagia.
   "Emily, maafkan tingkahku. Aku janji, aku akan lebih peduli, aku juga gak akan cuek sama kamu lagi! Aku akan menjalankan tugasku sebagai teman dan rekan dalam satu kelompok." Kata James panjang lebar. Wajahnya seperti apa ya ... sangat memohon.
   "James, terima kasih! Apa yang harus kulakukan untuk membalas perbuatanmu?" Teriak Emily. Aneh ya, begitu sadar langsung kuat seperti bangun tidur. Padahal dia pingsan.
   "Tak usah. Aku tulus," tolaknya.
"Emily, aku janji aku akan lebih peduli. Sekarang, apa yang harus kulakukan untukmu?" Lanjutnya.
   "Hanya satu. Pahami aku," jawab Emily lalu tersenyum.
   "Emily, hari sudah malam. Ayo kita makan lalu tidur. Supaya mempunyai energi untuk melanjutkan petualangan!" Ajak James.
------------------------------------------------------
Jangan pikir, ini end dari ceritanya! Ini baru pertengahan cerita. Pokoknya tunggu aja, ya! Kalau ada yg salah ketik (typo), jangan ngamuk. Kasih tahu saja. Asal kalian tahu, keyboard HP ini rese banget. Good bye!
Tunggu cerita barunya! Sabar

Love And FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang