Sebelum ada yg ngejudge aneh-aneh tentang cerita ini, aku jelasin dulu kalo cerita ini terinspirasi dari salah satu film pendek dari es krim corneto (gara-gara ditunjukin sahabatku) dan drama Korea "Can You Hear My Heart". Jadi jelas lah ceritanya agak mirip gitu sama kedua film yg tadi aku sebutin biarpun aku bikin beda sesuai imajinasiku. Oke?
Oh ya, kalo penasaran sama filmnya, bisa di cek di mulmed..
So, happy reading!
AWAS!!!
Banyak typo bertebaran 😂😂==============================
Kalian tahu apa tandanya kalau kalian sudah bertemu dengan jodoh kalian? Katanya, tanda kalau kita sudah bertemu dengan jodoh kita adalah "Saat kau melihatnya, waktu serasa berhenti sedangkan tubuh dan matamu hanya terpaku padanya seorang diikuti dengan lantunan suara lonceng". Yah, begitulah yang aku dengar saat menonton salah satu drama Korea koleksiku -aku lupa apa judulnya karena aku memiliki banyak sekali koleksi film dan drama Korea di harddiskku-. Kalian pasti berpikir kalau aku adalah pria yang melankonis karena banyak sekali mengoleksi drama Korea, kan? Oh, jangan salahkan aku, itu karena tak ada lagi yang bisa aku tonton di tv kecuali berita atau beberapa reality show bermutu di sebuah stasiun tv swasta. Sisanya? Aku yakin, kalian tahu sendiri apa itu.
Oke, kembali lagi ke cerita! Awalnya aku pikir hal seperti itu hanya karangan sang penulis naskah untuk menambahkan kesan romantis drama itu. Sampai ... aku mengalami hal itu secara langsung.
Saat itu, aku sedang melakukan pekerjaanku seperti biasa -melayani pelanggan sebagai seorang butler di sebuah kafe di daerah Denpasar-. Aku melihat seorang gadis bertubuh mungil, berambut coklat sebahu dengan mata berwarna hazel, hidung mancung dan bibir tipis merah muda. Ia mengenakan skiny jeans dan kemeja berwarna navy serta sepatu kets yang senada dengan kemejanya. Saat gadis itu memasuki kafe, seketika aku mendengar suara lonceng yang mengalun indah di otakku -atau itu hanya suara lonceng di pintu masuk kafe? Entahlah-. Rasanya waktu pun berhenti dan pandanganku hanya bisa mengikuti gadis itu sampai ia duduk disalah satu kursi di dekat jendela. Dari sini aku bisa melihatnya melambai ke arahku. Oh, apakah ia memanggilku? Apa ia bisa membaca pikiranku dan tahu bahwa aku tengah memikirkannya sejak ia memasuki kafe? Ah, tapi sayang lamunanku tadi buyar karena seseorang menepuk bahuku.
"Hei, jangan melamun terus, Res! Sana layani gadis itu!" Perintah Tanaka-san -ia adalah orang Jepang dan juga pemilik kafe ini. Hei, apa aku perlu menjelaskannya?- sambil mengedikkan dagunya menunjuk gadis itu.
Menghela nafas, aku pun berjalan menghampiri gadis itu dan menanyakan pesanannya.
"Anda ingin pesan apa, Nona?"
Gadis itu menatapku lekat saat aku menanyakan pesanannya. Baru ia menjawabnya setelah beberapa saat, "Satu Strawberry Milkshake dan satu Waffel with Blueberry Syrup."
"Ada lagi, Nona?" Tanyaku lagi saat melihatnya kembali menatap daftar menu.
Awalnya ku pikir gadis itu masih memikirkan apa lagi yang ingin dia pesan, tapi sampai 10 menit ia masih melihat-lihat buku menu hingga ia mengecek smartphonenya saat kurasa benda itu bergetar. Karena kesal, akhirnya aku memilih menepuk pundaknya. Dengan kaget ia menoleh ke arahku dengan pandangan bertanya.
"Ada.Lagi.Yang.Ingin.Anda.Pesan.Nona?" Tanyaku dengan memberikan penekanan ditiap kata karena aku merasa kesal padanya -yah meskipun aku jadi memiliki lebih banyak waktu untuk memandangi wajah cantiknya, tapi siapa yang tidak kesal jika diabaikan seperti ini?!!-.
Dengan tatapan merasa bersalah ia tersenyum kecil dan meminta maaf, "Err.. kau masih berdiri di sini dari tadi?"
"Hei! Pertanyaan bodoh macam apa itu? Tentu saja aku berdiri di sini dari tadi!" Sebenarnya aku ingin mengatakan itu, tapi aku menahannya karena melihat tatapan bersalahnya.