Tentang Elmont

338 16 4
                                    

Tanpa ragu-ragu Ky menggulung kembali perkamen itu lalu dimasukan ke dalam kantong anak panah miliknya. Ky merinding membayangkan si pemburu telah tercabik-cabik oleh serigala yang sangat besar yang beberapa menit lalu berada di hadapannya. Hanya keberuntungan bertubi-tubi yang membuat Ky selamat sampai sejauh ini.

Ky berpikir bahwa keberuntungan tidak akan datang lagi. Jadi dia mulai keluar dari rumah si pemburu. Sudah cukup banyak keberuntungan yang didapatnya hari ini. Dia berpikir untuk pulang karena sekarang ketakutannya memuncak setelah mangambil perkamen itu. Ky berniat mengakhiri kisah ini walau perkamen sudah di tangannya.

Dia berjalan melewati semak-semak yang bisa dia ingat. Lalu melewati pohon yang sangat tinggi. Berjalan lumayan jauh hingga akhirnya menemukan mayat burung yang tadi dipanah. Ky terus berjalan dan berusaha mengingat-ingat jalan mana yang tadi dia lalui. Dia sempat berlari saat mendengar lolongan panjang menyeramkan. Namun Ky menyesal karena telah berlari karena panik. Sekarang dia tersesat.

Suasana hutan terlihat semakin gelap. Hari sudah hampir malam. Matahari hampir menghilang. Lolongan serigala semakin banyak dan datang dari berbagai arah. Ky juga mendengar suara-suara aneh yang belum pernah dia dengar sebelumnya. Dia berharap tidak bertemu mahluk apapun yang sedang melolong atau mengeluarkan suara aneh saat itu.

Hari semakin gelap. Dia mulai kedinginan. Tubuhnya gemetar. Kakinya lemas. Dia tidak tahu kearah mana dia berjalan. Tidak lagi berlari karena energinya telah habis. Jika ada mahluk apapun yang mendekatinya dia yakin dia tidak bisa berlari. Jadi Ky hanya bisa mengharapkan keberuntungan untuk menolongnya sekali lagi.

Ky hampir menangis ketika tiba-tiba ada sesuatu yang menyentuh bahunya. Dia melihat apa yang menyentuhnya. Ternyata tupai. Tidak hanya seekor. Ada dua ekor. Kedua tupai itu entah mengapa menggigit bahunya. Tupai yang biasanya memakan buah ek kini mencoba memakan dagingnya. Tupai macam apa ini, pikir Ky.

Gigitan itu membuatnya lemas dan tentu saja membuatnya tidak bisa melakukan apapun. Tidak ada lagi tenaganya yang tersisa untuk bisa melawan. Dia jatuh terduduk dan kepalanya menghantam sebuah pohon. Kepalanya terasa pusing. Dia meronta-ronta dan menggeliat berusaha melepaskan gigitan kedua ekor tupai itu. Kedua tupai itu kemudian berpindah menggigiti lengannya. Darah panas mulai mengalir dari luka bekas gigitan kedua tupai tersebut.

Ky berteriak meminta tolong. Tetapi tidak ada yang bisa mendengarnya. Dia berharap si pemburu datang dan menolongnya. Usahanya sia-sia karena si pemburu tidak bisa mendengar Ky. Tenaganya habis. Ky mulai pasrah.

Secara tiba-tiba sebuah anak panah melesat menjatuhkan salah satu tupai ganas yang menggigiti tubuhnya. Lalu satu anak panah lagi melesat dan tupai kedua terjatuh. Kedua tupai itu terpanah di leher. Lalu Ky menengok kearah asal anak panah. Dia melihat sosok yang telah menyelamatkan dirinya. Sosok itu mendekat dan berada tepat di depan Ky. Dia mengacungkan sebuah crossbow di hadapan Ky. Ternyata crossbow bukannya panah, pikir Ky. Akhirnya Ky dapat melihatnya dengan jelas. Seorang laki-laki yang menaiki kuda berwarna hitam dan memakai baju besi dengan pedang di pinggangnya.

"Jawab pertanyaanku, siapa kau?" Katanya sambil tetap mengacungkan crossbow.

"Aku.....aku....." Ky tergagap. Lelaki tersebut terlihat kesal lalu turun dari kudanya. Ky hampir tidak sadar ketika lelaki itu melakukan sesuatu pada tubuhnya. Ternyata dia membalut luka Ky dengan kain agar darah berhenti mengalir. Setelah lelaki itu berhenti dan berdiri, Ky pingsan.

Ky samar-samar merasakan sebuah kehangatan. Dia tidak merasa kedinginan lagi sekarang. Lalu dia membuka matanya. Dia terbaring ditanah. Terdapat sebuah api unggun didekatnya. Seekor kuda hitam diikat di salah satu pohon didekatnya.

"Lukamu tidak terlalu parah, nak." Lelaki yang telah menolong Ky bersandar di salah satu pohon.

Ky mencoba menggerakan tangannya. Rasanya sudah tidak terlalu sakit lagi. Ky kemudian mengankat punggungnya dan duduk, "Terima kasih telah menolongku. Namaku Kyllean, kau bisa memanggilku Ky. Siapa namamu?"

"Elmont. Aku tahu, tidak sopan membuka tas orang lain tanpa izin. Tetapi aku mencari sesuatu yang bisa menjelaskan keperluanmu di hutan ini." Lelaki bernama Elmont itu menunjuk tas Ky yang masih belum dikancing. "Yang kutemukan malah busur dan panah. Apa tujuanmu sebetulnya, nak? Bukankah tidak aman seorang anak kecil bermain didalam hutan dengan busur dan anak panah?"

"Ya, sangat tidak aman. Tapi kau pun ada di hutan ini dan memegang crossbow. Mengapa juga kau ada di hutan ini, katamu tidak aman ..."

Elmont memotong Ky, "Aku kesatria, ada beberapa tugas untukku di hutan ini. Kau tidak seharusnya bertanya seperti itu, nak. Aku sudah dewasa dan terlatih. Jadi, mengapa seorang anak kecil sepertimu berada di hutan ini?"

Lalu Ky menceritakan semua yang telah terjadi, pada Elmont. Entah mengapa Ky yakin dia dapat mempercayai Elmont. Padahal ibunya selalu melarang Ky berbicara pada orang asing, apalagi bila malah menceritakan pengalamannya.

Setelah Ky mengakhiri ceritanya, Ky bertanya pada Elmont,"Bagaimana kalau kita membuat kesepakatan? Kau bisa mengambil semua anak panah milikku setelah kau mengantarku pulang. Kelihatannya kantung anak panahmu kosong."

Elmont diam sebentar. Lalu dia menjawab. "Aku tidak bisa mengantarmu pulang."

"Tapi kenapa?" Ky hampir menangis. Kecewa karena mengira Elmont akan berbaik hati padanya,anak kecil yang tersesat di hutan penuh bahaya.

"Ada satu barang yang menarik perhatianku yang ada di dalam tasmu. Perkamen tua ini," Elmont mengacungkan perkamen tua di tangan kanannya. Lalu melemparkannya pada Ky.

"Kau menginginkan perkamen ini?" Tanya Ky.

Elmont tidak menjawab. Dia malah membuka tasnya yang terdapat pada punggung kuda hitamnya. Dia mengambil selembar perkamen yang ukurannya hampir sama dengan perkamen milik Ky dan melemparkan perkamen itu pada Ky. Ky kebingungan. "Satukan." Kata Elmont.

Ky menuruti kata-kata Elmont. Dia membuka gulungan perkamen. Dia kemudian sadar ada sesuatu yang aneh. Dan benar saja, saat dia memaparkan kedua perkamen di tanah, dia mengetahui bahwa kedua perkamen tersebut berasal dari sebuah perkamen yang sobek. Maka Ky menyatukan kedua perkamen itu. Ky terkejut. Kini dua kalimat pertama perkamen telah lengkap.

"Kulit menjadi tulang. Baja menjadi berkarat." Elmont yang berdiri didekat Ky menggumamkan kata-kata tersebut. Lalu Ky menatap keatas, kearah Elmont. Wajah Elmont terlihat serius."Kyllean, apa kau mengerti sekarang? Aku tidak bisa mengantarmu pulang. Kita akan mencari kastil itu bersama."

Fee Fye Foe Fumm! Thanks for reading! I hope you enjoy it!

Comment? Vote? Share? Thanks ;)))

Love, the author

Bring me to the Castle of GlassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang