chapter 7

9.9K 396 4
                                    

AUTHOR POV

Pagi ini begitu cerah,audry memutuskan untuk bersepeda mengitari komplek tempat dia tinggal
Kebetulan sekarang adalah hari minggu

Maka audry bisa santai,waktu telah menunjukan pukul 8:30 pagi.
Audry memutuskan turun dari sepeda dan hanya mendorong sepeda untuk pulang ke rumah,
Tapi sebelum dia berhasil masuk ke rumahnya
Tiba2 saja ada tangan kokoh yang memeluknya dari belakang,audry kaget dan langsung menoleh.

Alangkah terkejutnya audry saat dia melihat siapa yang memeluknya,ternyata dia adalah dion

"Audry kenapa kamu gak ada kabar selama ini?
Kenapa no hp kamu gak bisa di hubungi dan kenapa kamu ada di sini?"

Dion tetap memeluk audry meski audry meronta dan berusaha melepaskan pelukan dion,
Tak terasa air mata dion menetes dan terdengar suara isak tangisnya.

Audry masih meronta dan kini berhasil lepas dari dion.

"A a pa yang kamu lakukan hah?
berani2nya kau memeluku
Kau tahu aku siapa?,aku bisa menuntutmu karna pelecehan.
Berani sekali kau memeluku?
Apa kau tahu kalau aku sudah mengubur kenangan persabatan kita saat kau menikahiku 4 tahun yang lalu?"

Dion menatap audry tajam,dion melihat ada kemarahan di matanya.

Benarkah audry masih membenci diom seperti 4 tahun yang lalu?.dion mendekat pada audry.

"Audry, mohon maafkan aku,benar2 menyesal atas apa yang terjadi 4 tahun yang lalu."
kata dion terhenti karna airmatanya yang lebih banyak berbicara,
Sebagai lelaki tentu dion haruslah pintar menyembunyikan kesedihan
Tapi entah mengapa di depan audry dion justru menangis,mungkinkah ini air mata penyesalan?

Dion mendekati audry yang tak mau menatapnya,
dion membingkai wajahnya yang kini tak lagi meronta,dion bahkan melihat air mata di ujung matanya yang indah.
"Oh tuhan,"dion menatap ke dalam mata audry.
Dia terlihat lebih cantik dari 4 tahun yang lalu.

Ya walaupun dulu dion 1 apartemen denganya tapi dion jarang sekali melihat audry,bahkan saat dion berpapasan dengan audry,audry akan membuang muka.

"Sahabatku,aku mohon maafkan aku."

Kini suara dion bergetar menatap pada wanita yang kini telah membuat dion jatuh cinta.
Dion bahkan tak tahu sejak kapan dia mencintai audry.
Yang dion tahu adalah,dia selalu merindukan audry.dion bahkan tidur di kamar audry selama 8 bulan,"dulu kamar itu di tempati audry selama 3 tahun saat mereka menikah.

Kini terlihat audry menatap pada sosok yang sangat dia rindukan sebagai adik juga sahabatnya itu.

"Dion,"kini audry mulai membuka suara.
"Maafkan aku karna tak memberi tahumu atas kepergianku,tapi sungguh aku lakukan itu karna aku tak ingin kau berada di dekatku setelah perceraian kita,aku tak ingin lagi menjadi sahabatmu seperti 15 tahun yang lalu,
Maafkan aku dion,"audry berlari lalu masuk ke rumahnya tanpa menoleh lagi,

Kini tinggalah dion yang terpaku menatap kepergian wanita yang telah membuat hidupnya berwarna.

AUDRY POV

aku masuk kedalam kamar yang telah menjadi tempat paforitku ini.
Aku menjatuhkan tubuhku di ranjang king size ini,aku menarik selimut menutupi tubuh juga wajahku.
Ada air mata yang meluncur tanpa ku sadari

"oh tuhan kenapa aku menangis?apakah aku merasa bersalah karna telah meninggalkan dion dan aku meninggalkanya dalam keadaan marah?"

Aku benar2 tak bisa menjabarkan perasaanku saat ini,aku akhirnya menangis tersedu2 di dalam selimut,kurasakan sesak di dadaku yang aku sendiri tak tahu apa penyebabnya.

Aku membuka mata dan melihat jendela.
Oh aku ketiduran setelah lelah menangis.

"Jam berapa sekarang?"aku melirik jam dinding

Ternyata baru jam 7 malam.
Aku memutuskan untuk mandi dan setelah itu aku berpamitan dengan asisten rumah tanggaku,

"Mbok aku akan keluar,simbok gak usah nunggu audry,audry mungkin akan pulang malam."

Aku keluar menggunakan motor besar berwarna hijau kesukaanku.
Aku melirik rumah yang kini di tempati dion,rumah itu gelap seperti tak berpenghuni
Aku mengendarai motorku ini menuju pantai.
Ternyata di pantai kuta sedang party,aku menuju keramaian orang yang sedang asyik berjoget mengikuti alunan musik yang di mainkan oleh dj.

Aku melihat sekeliling dan banyak sekali bule yang berbikini dan para prianya hanya mengenakan celana pantai dan bertelanjang dada,aku merasa tak nyaman dengan suasana ini,akhirnya aku keluar dari kerumunana.

Tak sengaja aku menyentuh punggung seseorang yang kini menoleh dan menatapku tajam,
Ni orang kayak lagi mabuk,aku berguman.

Aku hendak berlari tapi tiba2 saja tanganku di tarik oleh orang yang ku kira sedang mabuk ini.
Aku berusaha meronta tapi tidak berhasil,tiba2 saja aku melihat ada seseorang yang datang menariku ke dalam pelukanya dan memukul orang yang mabuk tadi,

Mereka saling tinju dan akhirnya berhasil di lerai oleh beberapa orang di tempat tersebut,
Aku masih belum sadar siapa orang yang menolongku tadi.
Dia menariku keluar dari kerumunan.

"Dion!!!"
mataku hampir saja lepas dari kelopaknya melihat pria yang ada di depanku adalah dion dan kini wajahnya lebam di ujung bibir dan lebam di pipi serta berdarah di bagian pelipis.
Aku lalu menarik dion dan meminta dion membonceng motorku,

"Audry sejak kapan kamu naik motor?bukanya kamu selama ini kemana2 selalu bawa mobil?
Sebaiknya aku saja yang bawa motor,aku gak yakin kamu bisa bawa motor,"aku menutup mulut dion yang tak yakin dengan keahlianku membawa motor,

Aku meminta dion duduk manis di jok penumpang sementara aku yang membawa motor.
Aku melajuka motorku dengan kecepatan sedang,tak butuh waktu lama kamipun sampai di depan rumah dion.

Aku memarkirkan motor di garasi rumahku dan aku mengantar dion ke rumahnya,ku lihat wajah dion sedikit meringis menahan sakit.

Aku membantu dion masuk dalam rumahnya dan aku mencari kotak p3k.
aku meletakanya di atas pangkuanya.

"Ni kotak p3knya dah gue bawain,obatin tu luka lo,"ucapku dan hendak pulang tapi tangan dion menahanku.

"Kenapa sich bukan kamu yang ngobatin aku?
Kan aku dah nolongin kamu dari laki2 yang mabuk tadi?"

"Makasih ya tuan dion karna dah nolongin saya,"aku mengucapkan terimakasih dan melangkah ke pintu dan kini bukan hanya tangan dion yang menahanku tapi tubuh tegap dion kini memeluku dari belakang,semakin aku meronta pelukan dion semakin erat,ku dengar isak tangis dari dion,aku kemudian memutar tubuhku untuk memastikan apakah dion benar2 menangis,

Benar saja,dion menangis dan ku lihat darah di pelipis dion masih menetes,
aku mulai panik dan menarik dion untuk duduk di atas sofa ruang tengah,aku mengambil air hangat dan sebuah handuk kecil dan aku mulai membersihkan semua luka yang ada di wajah dion.

Terlihat wajah dio meringis menahan sakit,"maaf ya bisa tahan bentar gak?"

Aku selesai membersihkan wajah dion dan kini mulai meneteskan betadin pada luka dion dan ku tutup menggunakan plester.
Dan ku lihat kini dion sudah tidur dengan terduduk,

Maaf ya readers part kali ini kurang dapat fell ni saya jadi sedikit gaje gitu dech
Makasih buat vote and comentya

Love you all

Cinta Kami Tumbuh Setelah PerceraianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang