PART 8

3.2K 35 0
                                    

Aku menatap wina yang sekarang duduk didepanku meminta aku untuk melupakan kelakuannya yang dia katakan konyol dan jangan pernah membahas betapa keras Kepala dirinya.

“katakan sesuatu  jangan menatapku seperti itu, seakan –akan aku mahluk luar angkasa yang duduk didepanmu dengan santai” kata Wina

“ aku sangat senang akhirnya kamu mau bicara padaku, ini benaran kan? Bukan mimpi”

“Dengar….. Mungkin aku kecewa dan marah, tapi aku tidak berhak menghakimi dan mengabaikanmu, aku seharusnya sadar kalo kamu pasti sangat menderita. Mengingat betapa tidak sukanya kamu terhadap Rey dan sekarang dia menjadi suamimu, seharusnya aku mendukungmu kamu perlu teman saat ini” kata Wina menyesal. Aku berdiri dari kursiku dan mendekati wina langsung memeluknya dia membalas pelukanku.

“aku sangat merindukanmu, sekarang ini aku sangat bahagia dan kapan pun itu aku akan selalu membutuhkan teman seperti kamu Win” kataku  yang masih memeluk Wina dengan Erat.

Setelah kami saling mengobrol bebas tiba-tiba Wina memegang tanganku, aku bingung dengan sifatnya ini. Sepertinya dia akan mengatakan sesuatu yang penting. Aku menatapnya heran.

“bagaimana Rasanya menikah dengan seorang Rey” tanya Wina Serius, tapi ada sorat geli di matanya aku tahu dia sedang menggodaku.

“Biasa aja, tidak ada yang istimewah menikah dengan dia”

“tentu saja, kamu dari awal sudah tidak suka dengannya kan?”

“seandainya saja aku yang ada di posisi kamu, aku akan membutnya jatuh cinta padaku, dan tak akan melepaskan kepelukan perempuan lainnya”

“aku yakin dia merupakan laki-laki yang setia” jawabku santai

“hati manusia tidak ada yang tahu, dan aku harap bukan kamu yang berubah, aku takut kamu yang terjebak dalam pernikahan kalian dan mulai menggunakan hati sehingga kamu yang berakhir sakit hati, Rey gampang dicintai jadi pintar-pintar lah menjaga hatimu jangan libatkan dia dalam perkawinan ini” aku tersenyum mendengar kalimat panjang Wina.

“hatiku sudah dikuasai Romi, jadi tidak ada ruang lagi dihatiku untuk orang lain”

***

Berbaikan dengan Wina seakan-akan beban dipundakku yang selama ini aku tanggung seakan-akan di angkat oleh tangan-tangan ajaib.  Aku yakin tidak ada masalah yang bisa membuat mood hatiku hancur untuk hari ini, bukan tapi beberapa hari kedapan pun mood aku akan selalu baik aku yakin itu.

Aku melangkah mencari Romi untuk memberitahukan kabar baik ini, dia harus tahu karena dia sepertinya juga ikut memikirkan permasalahanku dengan Wina. Di ujung koridor aku melihat dia sedang mengobrol dengan salah satu temannya. Aku menghampirinya dan langsung mendekap tangannya, dia menoleh padaku dan menatapku heran. Ini merupakan sikap pertamaku yang terkesan manja dan memperlihatkan pada semua orang kalo Romi adalah pacarku, miliku, pemilik sepenuhnya hatiku. Aku tidak perduli dengan pandangan dan pendapat orang lain, sekarang ini aku sangat bahagi.

“ada apa sayang??” tanya romi lembut

“Aku dan winnn…..” aku tidak berhasil meneyelesaikan kalimatku, karena teman Romi. Bukan orang yang aku lihat berdiri bersamanya. teman lain yang ternyata ada disampingnya duduk diam di kursi memandang kami dengan sorot mata yang tidak aku mengerti. Orang yang mulai akrab denganku akhir-akhir ini, Memotong kalimatku.

“Rom.. aku duluan, nanti aja kita lanjutin yang tadi” kata Rey sambil berlalu dari hadapan kami. Tanpa menatapku sama sekali  aku seakan-akan mahluk kasat mata yang tidak terlihat dimatanya. aku menatapnya yang berjalan menjauh dan sepertinya ke arah taman.

Episode Dalam HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang