Bagian 1

12 2 0
                                    

Hari ini berjalan sangat menyenangkan, dan melelahkan pastinya. Sekarang aku sudah siap dengan piyama tidurku, ku pandangi pantulan diriku pada kaca meja riasku, menurut penglihatanku, Gadis ini tak seburuk rupa itu, Ku pandangi satu per satu tak terlewat,

Matanya... Amber, tak sembarang orang memiilki mata ini, Coklat indah berhias motif semburat indah yang hanya terlihat saat kau lihat baik-baik atau saat terkena terpaan sinar.
Hidungnya... Tegas sekali membentuk garis tulang, membuatnya terlihat sangat mancung.Bibirnya... Merah muda dengan lengkung tajam yang tanpa keraguan.
Pipinya... Merah muda dihiasi bercak-bercak merah akibat ulah sang musim.
Rahangnya... Tegas, menggambarkan sekuat apa ia, sedingin apa hati nya.
Kulitnya Putih... sangat putih bahkan cenderung pucat membuat kulit nya tampak seperti transparan.

Cantik, Tapi terlihat jelas ia terluka

Terluka amat dalam hingga tak tersentuh
Luka itu terlalu dalam, terlalu menyakitkan, terlalu pedih hingga terpancar disetiap penampilannya.

"Apa semenyedihkan itu aku?"


********

06:15 am

"Ku harap mereka tak menyajikan daging lembu lagi untuk pagi ini"
Pagi ini aku sudah rapi dan siap memulai rutinitas baru ku yang mebawa aku kembali kedalam kehidupan yang lebih baik.

"Selamat pagi sayang, ibu tau kau tak suka lembu, maka ibu buatkan sup jagung untuk santap pagimu ibu juga sudah siapkan susu almond,kismis, dan anggur. Ibu juga sudah siapkan perbekalan mu sudah ku berikan pada Gustav, ingat jangan pulang terlalu larut nanti kau kelelahan."

"Ibu, Tuhan pasti salah saat menempatkan kau sebagai ibuku, Kau sungguh ibu idaman, terimakasih ibu, aku cinta kau." Sang Ratu tak menjawab perkataanku, hanya tersenyum lalu mencium keningku.

"Bagaimana perkembangan latihanmu Putri?" Tanya Sang Raja dibalik sarapannya.

"Berjalan baik ayah, sangat baik, aku sudah menguasai banyak hal sekarang." Jawabku semangat

"Bagus, ayah senang jika kau sudah menemukan kembali hidupmu"

"Selamat Pagi, " Gustav yang baru datang di ruang makan sudah siap dengan pakaiannya.

"Sudah siap Nona? Kita berangkat sekarang?" Tanya Gustav masih berdiri didekat pintu.

"Iya, kita berangkat sekarang. Ayah,Ibu aku pergi" jawabku sambil bergegas

-----

"Gustav, aku ingin ke pacuan kuda. Aku ingin mencari kuda tertangguh"

"Baik, Nona. Tapi sebaiknya kau tidak berbicara seperti itu saat diatas Daniel" jawab Gustav dari atas Wilbert dengan raut muka menggoda, huh, Sampai kapan aku akan terus mengagumi pamanku ini.

"Haha, aku tidak akan meninggalkan mu Daniel, aku hanya ingin mencoba Kuda tertangguh seantero Montengro, lalu mengalahkannya bersamamu"

Lalu kami menuju pacuan kuda. Perjalanan dari istana menuju pacuan kuda memerlukan sekitar 25menit, tapi kami tempuh hanya dalam 10 sampai 15 menit, tentu karena Wilbert dan Daniel.

"Jadi kau mencari kuda tertangguh?" Terdengar suara berat laki-laki yang kuperkirakan seumuran denganku sambil terus mengelus kuda nya

"Jadi kau mencari kuda tertangguh?" Terdengar suara berat laki-laki yang kuperkirakan seumuran denganku sambil terus mengelus kuda nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 08, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

How Deep Is Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang