Perjalanan hari ini sungguh sangat menyiksaku. Sudah ku tahan semua amarahku, tapi ternyata itu sangat tidak mudah, itu membuat hati ku sakit, sangat sakit.
Mereka tidak adil! Mereka membuat ku seolah-olah aku yang paling salah, melihatiku seperti aku adalah penjahat. Inginku teriaki semua wajah-wajah sialan itu ingin ku luapkan semua apa yang selama ini ku pendam.Air mataku mengalir deras tak ingin berhenti, aku benci ketika aku harus mengingat semua hal yang tak ingin ku ingat, aku benci mengingat kembali mengapa aku harus sehancur ini, aku benci mengingat siapa itu Abelard, aku benci mengingat berapa lama jiwaku mati, aku benci itu.
"Miss abigail, buka pintu nya ku bawakan sup jagung untukmu,"
"Masuklah gustav, aku tak mengunci pintunya"
"Miss, ini kubawakan sup jagung apa kau ingin aku menyuapimu? Sudah lama sekali sepertinya aku tidak menyuapimu"
Bahkan melihat gustav aku ingin segera berhambur memeluknya untuk membagi kesakitanku ini.
"Gustav..... Kenapa semua orang jahat kepadaku? Kenapa mereka menghakimi aku?"
"Jangan pikirkan mereka, mereka hanya penonton dari pertunjukkan hidupmu" ujar abelard sambil mendekapku tapi aku bisa melihat senyumannya yang selalu meneduhkan
"Lalu aku harus apa ? Mereka selalu memintaku untuk keluar dari kesedihanku, tapi mengapa saat aku keluar mereka menghakimiku? Aku bingung gustav"
"Kau tak perlu berbuat apapun, apalagi untuk mereka. Pikirkan dirimu, saat nanti dirimu sudah kuat dan kembali seutuhnya saat itu juga mereka akan kembali memperlakukanmu seperti seharusnya. besok pagi, bagaimana jika kita berlatih pedang? Itu akan menyenangkan"
"Bangunkan aku esok" tanpa sadar bibirku melengkungkan senyumnya lagi, Gustav tak pernah gagal.
Akan kusiapkan batinku, perasaanku, jiwa dan juga raga ku untuk menghadapi hari demi hari. Akan ku jalankan nasehat Gustav, aku tau itu yang terbaik.
Dimulai dengan malam ini, akan ku rubah semua.
Malam ini aku berniat untuk makan malam bersama di istana, ya bersama kedua orang tua ku. Ku kenakan gaun yang tak biasa ku kenakan jika hanya di dalam istana, gaun yang sangat indah, glamour menampilkan kesombongan disetiap detailnya.
Pakaian mencerminkan pemakainya bukan?Aku bisa lihat mata mata heran melihati ku. Ku pasang raut dingin ku, tak ada yang mengalahkan raut ku saat seperti ini. Tatapan tajam ku sudah siap mencabik setiap lawannya.
"Hai Abigal putriku, bagaimana hari ini nak? Menyenangkan? Apa yang kau dapat hari ini?" Ibu ku memang terbaik dia selalu bisa membuatku nyaman disaat apapun.
"Tak begitu baik bu, mereka yang diluar menatapku seakan aku penjahat. Sama seperti mereka yang didekat kita"
"Akan ku pastikan mereka takkan berbuat hal itu lagi, putri kesayanganku" ayahku, raja negara ini, benar-benar pelindung bagiku, ia bahkan tau sebelum aku cerita apapun padanya seperti saat ini ia berkata demikian dengan memandangi pelayan-pelayan yang melihatiku dengan tatapan sialan itu.
"Kau terlihat sangat cantik dengan gaun itu, riasan mu juga, sangat cantik"
"Terimakasih bu, aku merasa lebih baik sekarang"
"Sudah seharusnya putri" gustav memang selalu makan bersama kami, dalam satu meja, oh iya fakta tentang Gustav yang sebenarnya rahasia, Gustav adalah paman ku, dia adik dari ayahku tapi sudah dari lama sekali semenjak dia kembali dari inggris ia menyamar menjadi kepala pelayan di istana ini karena ia mendengar banyak penghianat dalam istana bahkan di negara ini, terbukti dengan perang yang menghilangkan Abelard. Gustav juga mempunyai beberapa daerah kekuasaan sendiri tapi daerah-daerah itu sekarang sudah menjadi daerah yang sangat maju di inggris, sampai-sampai Gustav hanya perlu
mengunjungi sesekali dalam sebulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Deep Is Your Love
RomansaKetika manusia pandai berucap tapi hilang dibukti.