Part 3

6.9K 186 9
                                    

*flashback*

"Tamara tunggu dong, kamu larinya cepet amat." ucap Andrea sambil mengatur nafasnya. Kali ini Tamara dan Andrea sedang melakukan lari pagi bersama seperti biasanya.

Tamara berhenti berlari, lalu tertawa melihat sahabatnya, "Kamu tuh, kurang olahraga. Masa baru dua kali puteran udah cape." Tamara berjalan menghampiri sahabatnya itu yang sedang duduk dibawah sambil mengatur nafasnya. Tamara memberikan minumannya kepada Andrea.

"Kamu mah emang suka berolahraga." ucap Andrea dengan kesal.

Tamara menjadi terkekeh, "Iya-iya aku tungguin." Tamara lalu duduk disamping Andrea.

"Oia bagaimana kabar Brian?" tanya Andrea sambil meminum air yang diserahkan Tamara.

"Brian..dia baik-baik aja. Malam minggu besok aku dan dia akan pergi kencan."

Andrea terdiam mendengar ucapan Tamara, "Bagaimana hubungan kalian kedepannya? Kalian kan sudah cukup lama bersama?"

"Brian memiliki rencana melamarku, tapi belum tau kapan sih. Pokonya kalau aku nikah sama Brian, aku mau kamu menjadi pendampingnya ya." ucap Tamara sumringah membayangkan akan menikah dengan orang yang sangat ia cintai. 

"Tamara, apa kamu sudah yakin dengan Brian?" tanya Andrea dengan ragu-ragu.

Tamara memperhatikan Andrea dengan raut muka yang nampak bingung, "Memangnya kenapa Andrea? Aku sangat yakin dengan Brian."

“Ah, tidak apa-apa kok Tamara. Aku..aku hanya tidak ingin kamu salah pilih Tamara, kamu adalah sahabat sekaligus saudara bagi ku. Aku sangat menyayangimu Tamara." secara tiba-tiba Andrea memeluk Tamara sangat kencang, membuat Tamara menjadi bingung.

*flashback end*

Tamara masih saja menangis ketika membayangkan Andrea. Ia sangat merindukan sahabatnya itu, perasaan rindu dan kesal menjadi satu. Andrea sudah ia anggap seperti saudaranya, sama seperti Gavin dan Selma. Tapi kenapa, kenapa Andrea tega berbuat seperti itu kepada Tamara? Dan Brian mengapa dia setega itu…..? 

"Kamu kenapa, Amara?" tanya Selma yang sedang memperhatikan adiknya itu melamun lalu menangis.

"Eh, kak Selma. Aku..aku gak kenapa-napa kok kak." Tamara menyeka air matanya. Sekarang Selma sudah duduk dihadapan Amara.

"Andrea? Kamu inget Andrea? Kamu mau kakak antar ketempat Andrea?" tanya Selma sambil mengelus kepala Tamara. Mendengar ucapan Selma, seketika itu juga tangis Tamara pecah. 

"Kenapa kak, kenapa harus Andrea?" tanya Tamara disela-sela tangisnya.

"Ssttt, Tamara udah sayang, semua sudah terjadi okey." Selma masih memeluk adiknya itu.

"Tapi..tapi kenapa harus Andrea? Kenapa Brian harus melakukannya dengan Andrea?"

"Dengar Amara, ini berarti Brian memang tidak pantas untuk kamu. Tuhan sudah menunjukannya, siapa sebenarnya Brian itu. Semua sudah lewat Amara, Andrea sekarang sudah tenang."

*flashback*

"Kamu hamil Andrea?" tanya Tamara tidak percaya kepada sahabatnya itu. Andrea yang ia kenal adalah orang baik-baik, bukan Andrea yang seperti ini. Tamara masih memegang testpack positif milik Andrea, dan menatap Andrea yang masih menangis didepannya.

"Siapa Andrea, katakan siapa yang menghamili kamu??!!!" geram Tamara sambil mengguncang-guncangkan bahu Andrea.

"Dia...dia...hiks..dia....." Andrea mencoba berbicara dengan bibir bergetar dan air mata terus turun membasahi pipinya. Andrea terus saja menundukan kepalanya, tidak berani menatap Tamara.

Destiny HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang