Ibu - bishxbums

15.7K 421 48
                                    

Kau tahu apa yang kau rasakan saat kehilangan ibumu? Aku bisa menceritakannya, tapi kenyataan yang akan kuceritakan begitu jauh terjadi dari adegan-adegan buatan manusia di sinema elektronik jaman sekarang. Satu hal yang perlu kau tahu, saat kau kehilangan ibumu, hatimu terlalu beku untuk menangis namun bibirmu terlalu kaku untuk tersenyum. Awan kelabu menerpa setiap sudut ingatanmu ketika kau mencoba untuk mengingat memori kehidupan ibumu. Kau ingin bangun, tapi ini bukan mimpi buruk. Kau ingin berontak, tapi ini tak bisa diubah. Kebisuan mengisi ruang-ruang dadamu sehingga sesak rasanya untuk sekedar menghela napas. Detik itu juga, perasaanmu seakan mati bersamanya.

Ibu. Satu kata yang kutahu untuk mendeskripsikan wanita yang benear-benar sayang kepadaku. Peluhnya tertanam jelas dalam ingatanku, guratan-guratan usia di balik senyumnya, merahnya amarah saat menghadapiku, dan tawa bangganya terhadapku. Semua tercampur dalam satu pusaran di hatiku yang berkecambuk dalam senyap. Orang bilang aku boleh menangis. Tapi yang terlihat hanya ekspresi mati rasa tak tahu harus bagaimana, sampai air mata jatuh ke wajah tanpa emosiku.

Kita dan siapapun pasti pernah membenci ibu karena makiannya. Tak perlu ditutupi dan tak perlu memyangkal, semua tahu dan semua merasakan. Namun kau tahu apa yang disebut ironis? Sekarang hatiku mengiba-iba supaya ibuku hidup kembali untuk sekadar memarahiku. Hatiku menjerit-jerit menghadapi kenyataan bahwa kelopak mata itu tak akan terbuka lagi dan mencaci maki diriku. Semua kenangan buruk tentangnya menjadi baik yang aku idam-idamkan. Dibalik itu semua juga kuingat pelukan hangatnya begitu menenangkan. Aku menggantungkan seluruh hidupku di lengannya. Sentuhan kulitnya, suaranya yang khas, serta debaran saat dimarahi olehnya masih membekas di ingatan terdalamku. Ketakutan akan amarahnya yang sedari dulu terngiang-ngiang, kini bertukar dengan ketakutan jikalau ingatanku akannya ini suatu hari akan terlupakan, terkikis oleh waktu.

Harus kuakui bahwa dewasaku tak pernah membiarkan diriku terlihat lemah di matanya. Hatiku mengeras terlalu lama untuk sekedar mengecup dahinya atau mengakui betapa beruntungnya aku masih mempunyai wanita sepertinya. Dan tetap mengeras saat ia memintaku tinggal di samping peristirahatannya, pagi itu. Sekarang baru kumengerti makna tatapannya, saat sirnanya mulai memadam menunggu waktu. Tinggal, karena waktunya sedikit. Lalu, aku menyadari keterlambatanku untuk memaknai ibu yang sesungguhnya. Adalah cinta kasih dan kasih sayang. Selanjutnya aku menjalani hidupku tanpa ibu seraya memikul daftar cita-cita dan prestasi untuk membanggakannya, nama yang kusebut dalam setiap penjaman mataku saat berkomunikasi dengan Sang Pencipta. Saranku, sadarilah keberadaan cinta ibumu sebelum Surga menyadari ada satu lagi malaikatnya yang harus dijemput.

Selamat hari Ibu,
untuk seluruh Ibu dan Ibuku.



IBUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang