Mama. Satu kata pembawa kedamaian. Seorang malaikat tanpa sayap yang rela mempertaruhkan nyawanya demi aku, anakmu yang sering kali membantah setiap petuahmu. Pelita dikala diri tersesat akan kelamnya dunia nyata. Penyemangat raga ketika kata tak mampu lagi terucap asa.
Tanpamu, Mama. Aku tidak akan bisa menikmati dunia nyata yang begitu luas akan makna. Tidak bisa ku lafalkan kata yang seringkali mengantarkan tawa. Tak bisa ku rasakan indahnya kasih sayang saat kedua tanganmu merengkuhku tulus. Hanya dirimulah yang mampu membuatku berpaling akan kesakitan dalam kekejaman dunia. Hanya dirimulah yang aku yakini menjadi tempat berlindung paling aman dari sekian banyaknya marabahaya.
Aku sadar Mama. Seberapa banyak kesalahan yang aku lakukan, Sering kali kekesalan aku berikan untukmu dan berulang kali kubantah semua perintah yang selalu kau berikan kepadaku. Namun, meskipun begitu kau tetap menyayangiku, kau teteap memberikanku kasih sayang yang tak ternilai harganya.
Adakah manusia lain sebaik engkau di dunia ini? Maka jika aku diberi pertanyaan itu aku akan menjawabnya tidak ada. Karna dia, manusia paling berharga dalam kehidupanku, manusia yang paling sabar menghadapiku, manusia yang paling mencintaiku saat seluruh dunia mengacuhkanku. Dialah satu-satunya orang yang tetap tinggal bersamaku meski seringkali kubuat kesal. Dialah mamaku. Malaikat tanpa sayapku yang akan selalu kujadikan patokan bahwa di dunia ini ada orang yang harus ku bahagiakan.
Selamat Hari Ibu Mama. Dhea selalu menyayangi mama. Terimakasih untuk semuanya.
Selamat Hari Ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
IBU
Short StorySatu kata tidak cukup menggambarkan dirimu yang luar biasa. Namun, beribu kata terlalu banyak untuk menggambarkanmu yang apa adanya. Ini adalah ratusan kata dariku untukmu. I love you, Ibu. Selamat hari Ibu!
