More Than Words - keroeren

9.6K 248 14
                                    


Ibu. Tiga huruf, satu kata, beribu bahkan berjuta makna. Aku tidak pernah memikirkan atau bahkan membayangkan 0,1 detik hidup tanpa dirinya, walau kutahu saat itu, cepat atau lambat akan terjadi. Untuk saat ini, aku ingin menjadi egois. Melebihi orang yang paling egois di dunia ini. Aku ingin, Ibu selalu ada di sampingku. Melupakan kenyataan bahwa ini adalah dunia yang diatur oleh Tuhan.

Senyumannya adalah lukisan terindah dan bahkan bernilai lebih mahal dibanding dengan lukisan-lukisan termahal di dunia. Tidak ada yang bisa melukisnya selain Ibu, tidak ada. Hanya dia. Tawanya adalah lagu yang merdu melebihi lagu-lagu paling indah di dunia. Tidak ada yang dapat melakukannya selain Ibu, tidak ada. Hanya dia. Tangisnya adalah bencana dahsyat daripada bencana-bencana yang paling mematikan di dunia. Memang tidak memakan banyak korban. Hanya dia, dan aku. Karena aku tahu, ketika Ibu menangis, itu adalah karena aku sudah menyakitinya. Melebihi sakit bekerja banting tulang untuk menghidupiku, melebihi sakit ketika aku tidak mendengarkan ucapannya, dan melebihi sakit ketika aku marah akan sesuatu dan menyalahkannya.

Maaf. Empat huruf, satu kata, yang selalu kuucapkan ketika aku membuat salah padanya, dan dia akan tersenyum menanggapinya seakan-akan hal yang kulakukan tidak menyakiti hatinya. Sebentar. Delapan huruf, satu kata, yang selalu kuucapkan ketika Ibu meminta tolong sesuatu, di saat Ibu tanpa mengucapkan apapun akan selalu berada di sampingku dan menolongku, bahkan tanpa aku minta. Aku sayang Ibu. Dua belas huruf, tiga kata, yang sulit kuucapkan dan sulit kutunjukkan. Di saat Ibu, tanpa kata-kata, memberikan semua sayangnya padaku. Dari mana aku tahu? Aku dapat merasakannya, dan aku selalu merasakannya. Setiap hari, setiap menit, bahkan setiap detik di saat dia hanya duduk terdiam di sebelahku.

Aku hanya ingin bilang: terima kasih. Terima kasih sudah mau menahan sakit dan mengeluarkan air mata untuk melahirkanku, untuk memberitahuku bahwa dunia itu indah. Terima kasih karena dirimu yang selalu mengkhawatirkanku, mencariku ketika hingga larut malam aku tidak kunjung pulang, dan menungguku di depan rumah untuk menyambutku. Terima kasih atas segala support yang kau berikan (yang kupastikan) hingga detik terakhir kau bernapas, bahkan aku yakin ketika kau sudah tenang di atas sana, kau tetap memperhatikanku dan menyemangatiku. Terima kasih atas segala hal yang kau berikan, hal yang tidak pernah dapat kubalas dengan apapun karena kau memberikan segenap hatimu, segenap hidupmu untukku. Untuk melihatku sukses dan menghapus keringat dan air matamu menjadi senyuman.

Selamat hari Ibu,

I love you more than words....


IBUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang