Three

37 5 0
                                    

Wijaya House, 19.00 WIB

"Assalamualaikum" ujar seorang cowok sambil melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah.

"Walaikumsalam, Alvin!!" Teriak Mamanya Alvin -Tisa- sambil memeluk anak semata wayangnya.

Yap!! Inilah Rahanel Alvin Wijaya sosok yang dingin+cuek yang selalu menolak untuk diinterview oleh Tim Redaksi Sekolah.

"Gimana olimpiadenya?? Kamu menangkan??" Tanya Tisa.

"Iyaa ma alhamdulillah menang" ujar Alvin sambil tersenyum.

"Oh ya ma, papa mana??" Tanya Alvin yang teringat dengan papanya.

"Dia lagi diruangannya" ujar Tisa lesu.

Dari raut wajah Tisa, Alvin dapat menebak apa yang terjadi, papanya -Rian- lagi-lagi memikirkan putri semata wayangnya yang menghilang 9 tahun yang lalu.

Alvin pun berjalan gontai menuju ruangan Rian. Ia melihat ke celah pintu yang sedikit terbuka.

Ya!! Setiap tanggal 5 Maret, Rian selalu mengurung diri di ruangannya, melihat foto ukuran 5R dan juga merenungkan dimana Gisha berada.

Alvin terkadang sakit hati melihat ayahnya yang selalu sok tegar di depan semua orang.

Padahal ayahnya hanya sosok yang lemah yang selalu memikirkan putri semata wayangnya. Rian bahkan sudah mencari Gisha kesana kemari, tapi ia tidak juga menemukan putri tercintanya tersebut.

Alvin menghembuskan napasnya, ia pun pergi meninggalkan papanya dan berjalan gontai menuju kamarnya.

Namun langkahnya terhenti di depan sebuah kamar yang bertuliskan "Gia room" dengan hiasan yang sangat cantik.

Entah sapaan darimana Alvin langsung saja memasuki kamar tersebut dan duduk di tepi kasur Gisha yang bergambar Doraemon.

Alvin tersenyum miring, ia memandang sekeliling kamar Gisha, catnya yang berwarna biru muda dengan stiker-stiker doraemon di setiap dinding.

Alvin berjalan mengelilingi kamar Gisha, ia melihat setiap sudut ruangannya. Walaupun Alvin sudah sering datang ke kamar Gisha, tapi rasa bosan tidak pernah menyelimutinya untuk selalu memasuki kamar Gisha.

Saat sedang mengelilingi kamar Gisha, Alvin melihat sebuah foto ukuran 5 R yang dibingkai cantik. Alvin tersenyum miris sambil membuat janji dalan hati.

“Aku janji Gia, suatu saat nanti aku akan bawa kamu pulang kesini, kerumah kamu. Aku janji aku akan mengembalikan semua yang udah aku ambil dari kamu, semuanya tanpa terkecuali... aku janji Gia” batin Alvin.

***

1 minggu kemudian...

Alvin, Bagas, Rendy, dan Alfa keluar dari dalam mobil milik Rendy secara bersamaan. Mereka melangkah memasuki pelataran halaman sekolah mereka yang cukup luas.

Kedatangan mereka disekolah pagi itu bak seorang super star yang sudah ditunggu-tunggu kehadirannya oleh para penggemar mereka.

Mungkin agak sedikit berlebihan, tapi memang itulah yang sedang mereka hadapi sekarang ini.

Mata-mata dengan sorot kagum dan iri telah menjadi makanan mereka sehari-hari. Dan mereka sudah terlalu terbiasa dengan semua itu.

Namun, tiba-tiba saja...

"Alvin!!! Gue mau interview lo” ujar seseorang yang tiba-tiba saja menghalangi jalan Alvin dan para sohibnya di koridor.

Mereka berempat kontan saja menghentikan langkah mereka secara bersamaan. Dan mereka sedikit membelalak ketika melihat kehadiran Marsha yang tiba-tiba saja muncul dan menghalangi jalan mereka.

BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang