Jisoo sedang berjalan menuju perpustakaan. Bel istirahat baru saja berbunyi. Ia tak bosan berada disana bahkan untuk sekedar duduk duduk melihat pemandang.
"Jisoo-ssi~!" Seseorang memanggil Jisoo membuatnya membalikkan badan. Disana ada Jeonghan yang menuju kearahnya.
"Apa kau mau ke perpustakaan?" Tanya Jeonghan sesaat setelah dirinya sudah berada di depan Jisoo.
"Tentu, apa kau mau mengembalikkan buku yang kau pinjam beberapa hari lalu?" Jeonghan hanya mengangguk
Jisoo sedikit aneh dengan penampilan Jeonghan, pipi kirinya yang sedikit lebam dan belahan bibir bawahnya ada luka. Jisoo mengamati itu.
"Jeonghan-ssi, apa ini-" "aw--jangan dipegang! Aku tidak apa Jisoo-ssi" Jeonghan menjauhkan tangan Jisoo yang menyentuh pipi kirinya.
Jisoo mengangguk dan mulai berjalan beriringan dengan Jeonghan. "Omong omong, tidak usah panggil aku dengan embel embel -ssi, dengan begitu aku pun tak akan memanggilmu seperti itu"
"Baiklah, Jisoo" Mereka saling melempar senyum satu sama lain. Jisoo sadar bahwa dirinya memang telah jatuh hati pada seseorang di sampingnya itu.
.
.
.
Jeonghan tengah mengembalikkan buku yang ia pinjam dan Jisoo sedsng membaca buku di dekat jendela perpustakaan tersebut. Jeonghan menghampiri Jisoo dan merebut buku yang sedang Jisoo baca.Jisoo menghela napas, "Jeonghan ayolah" Jisoo mencoba merebut kembali buku yang sedang ia baca tadi tapi Jeonghan tetap menjauhkan bukunya dari tangan Jisoo.
"Kkk-ayolah Jisoo, aku hanya ingin bercerita banyak denganmu" usil Jeonghan
Jisoo menghela napas kasar, ia mengangguk. "Baiklah, aku akan medengarmu, Yoon Jeonghan"
"Hem-mengapa kau selalu berada disini Jisoo? Apa tempat ini semenarik itu untukmu?" Tanya Jeonghan
"Aku lebih suka tempat sunyi dibandingkan ramai" Jeonghan mengangguk. "Lalu, bagaimana bisa pipimu lebam seperti ini Jeonghan? Apa kau--habis berkelahi?" Jisoo bertanya balik
"Ah-" Jeonghan kikuk. "Pipiku terbentur tembok, yah! Terbentur tembok" Jeonghan terlihat canggung mengatakannya.
- Ada sesuatu darimu yang tak bisa aku tau, seperti sebuah masker yang menutupi sebagian wajahmu- ucap Jisoo dalam hati.
Lama mereka berbincang sampai tak terasa bel masuk sudah berbunyi. Jisoo dan Junghan pun pergi ke kelas masing masing. Jeonghan dengan perasaan senangnya dan Jisoo dengan rasa penasarannya.
.
.
.Sepulang sekolah, entah mengapa Jisoo sedikit malas untuk pergi ke perpustakaan. Ia ingin berjalan jalan sebentar di daerah sekolah karena ia tak hafal semua letak letak ruangan yang ada di sekolah ini.
Sampai Jisoo menemukan sebuah taman kecil di samping kanan belakang sekolah itu. Ia sangat kagum melihat indahnya bunga bunga yang bermekaran disana.
"Baechy-apa yang harus kulakukan agar dia percaya-?"
Jisoo sangat familiar dengan suara itu. Ia makin mendekatkan diri ke arah taman dan voila! Jeonghan ada disana. Ia ingin mendekati Jeonghan tapi-ia ingin tau apa yang dikatakan oleh Jeonghan pada makhluk yang Jeonghan sebut Baechy itu.
"A-aku susah sekali melawannya-! A-aku ingin bebas, kau dengar aku Baechy?"
Jisoo sedikit bingung dengan kata kata yang Jeonghan ucapkan. Bahkan, Jeonghan tidak pernah semenyedihkan ini ketika di depannya.
"A-aku--"
Sreek sreek
Bunyi suara rerumputan membuat Jeonghan menolehkan kepalanya. Ia sedikit terkejut tatkala Jisoo datang dan menghampirinya.
"Jisoo apa yang kau lakukan?"
Jisoo tak menjawab. Ia hanya menghampiri Jeonghan dan duduk di sebelahnya. "Aku hanya berjalan-jalan, dan aku baru menyadari kalau taman disini sangat indah, kemudian aku menemukanmu"
"Lalu, kau tidak ke perpustakaan?"
"Rasanya aku akan berpindah tempat favorit jika aku sudah menemukan taman ini" ucap Jisoo sedikit tertawa
Jeonghan tak menjawab. Ia memeluk seekor kucing berwarna belang. "Itu punyamu?"
"Ya, seseorang memberikannya padaku, lalu aku tak tega membiarkannya sendirian di rumah jika aku pergi sekolah, makanya aku simpan dia disini" Jisoo mengangguk.
"Jika kau ingin kucing lagi, aku bisa membawakannya untukmu, kebetulan kucingku banyak sekali di rumah, kau bisa membawanya satu" Jisoo berucap sambil membelai surai halus kucing di pangkuan Jeonghan.
"Jika boleh, aku ingin sekali Baechy punya teman main" Jeonghan mengjahili kucing yang diketahui bernama Baechy itu.
"Kalau kau mau, kau bisa datang ke rumahku" Jisoo menawarkan
"Baiklah" Jeonghan melirik jam tangannya. "Jisoo apa aku boleh pulang lebih dahulu?"
"Tentu" Jisoo tersenyum. "Eung-aku duluan" Jeonghan pun berdiri dan meninggalkan Jisoo di tempat.
.
.
.
.
Jeonghan memasuki apartmentnya yang ia huni. Ia beristirahat sejenak kemudian bergegas untuk membersihkan diri. Kegiatan di sekolah memang menguras waktu baginya dan ia sama sekali tidak pernah merasa ada waktu luang untuknya bermain apalagi tugas sekolah tak bisa ia tunda tunda.Setelah Jeonghan membersihkan diri. Ia membuat makanan untuknya makan malam. Ia memang jarang pergi keluar kecuali sekolah. Menurutnya makan di rumah jauh lebih enak.
Kegiatan makannya pun terhenti ketika terdengar suara pintu yang sangat keras. Jeonghan tau betul itu siapa. Jeonghan mengigit bibirnya was was.
Tak lama, seorang laki laki muncul dari balil pintu dapur dan mulai mendekati Jeonghan. Jeonghan masih tetap mengigit bibir dan ia benar benar ketakutan sekarang. Laki-laki itupun mendekatkan wajahnya pada wajah Jeonghan. Terlihat smirk di wajahnya.
Ia menjambak rambut panjang Jeonghan,
"Siapa laki-laki yang bersamamu di perpustakaan? Jawab aku!"
.
.
.
.TBC dengan tidak elitnya
.
.
.
Chapter super gaje kayaknya ya:"(

KAMU SEDANG MEMBACA
Stop Loving Me
Fiksi PenggemarAuthor: Honqjisoo Cast: Jisoo x Jeonghan | Slight Seungcheol x Jeonghan Rate: T Genre: Hurt, Romance Junghan yang tersakiti. Jisoo yang tetap menunggu dan Seungcheol yang keras