Jisoo mengeratkan pegangannya pada tas yang ia bawa. Ia tak ingin pergi ke perpustakaan. Sesuatu membuatnya penasaran. Ya, Junghan membuatnya penasaran. Bagaimana bisa disetiap dengannya, Junghan selalu mendapatkan panggilan telepon dan itu membuatnya takut. Jisoo sangat curiga akan hal itu.
Jisoo berjalan menuju kelas Junghan, ia tak langsung menuju kelasnya. Kebetulan kelas mereka tidak begitu jauh jadi Jisoo tidak perlu khawatir akan masuk terlambat ke kelasnya.
Jisoo mencari Junghan lewat di luar jendela kelas Junghan. Ia menemukan Junghan sedang menelungkupkan wajah di mejanya. Jisoo mengerutkan kening ketika Junghan mengangkat kepalanya, terlihat beberapa bekas luka di wajahnya. Ketika beberapa teman kelas Junghan lewat, Jisoo menghampirinya.
"Bolehkan aku masuk ke dalam menemui Jeonghan?" Tanya Jisoo pada teman kelas Junghan.
"Tentu. Kau bisa masuk ke dalam"
Tanpa pikir panjang, Jisoo masuk ke dalam dan menghampiri Junghan.
"Kau kenapa? Kenapa wajahmu seperti ini?" Jisoo mengusap bagian lebam yang ada di pipi Jeonghan "A-aww.. jangan disentuh Jisoo-ya" Junghan menjauhkan tangan Jisoo yang ingin menyentuh memar di pipi Junghan lagi.
Jisoo menarik tangan Junghan dan berjalan menuju uks. Junghan mau tak mau mengikuti Jisoo. Sesampainya di perpustakaan Jisoo menyuruh Junghan duduk di pinggiran tempat tidur di ruangan itu sedangkan Jisoo membawa beberapa obat luka. Ia mulai mengobati Junghan dengan telaten.
"Kenapa bisa seperti ini sih? Kau mengapa tak pernah mau bercerita padaku sih, Han" Gerutu Jisoo sambil mengobati luka di pipi Junghan. Junghan aja menjawab dengan rintihan. Setelah dirasa cukup, Jisoo menyimpan obat luka tersebut kemudian duduk kembali disamping Junghan.
"Apa yang membuatmu seperti ini?" To the point, Jisoo bertanya pada Junghan.
"Maksudmu? Aku tidak apa apa. Hanya terbentur sesuatu" Junghan mengelak. Ia tidak seharusnya bercerita pada Jisoo.
"Tapi kau selalu mendapati luka berbeda setiap kali aku bertemu denganmu, apa ini yang disebut terbentur?" Jisoo meninggikan suaranya.
"Tapi aku tidak apa apa, berhenti mempedulikanku!" Jawab Junghan sedikit membentak. Ia bergegas keluar ruangan tetapi tangannya ditahan oleh Jisoo.
"A-aku...mencintaimu. Maafkan aku terlalu cepat berkata seperti ini, Yoon Junghan" Junghan terpaku. Ia tak percaya dengan apa yang Jisoo katakan. Junghan melepaskan cengkraman tangan Jisoo dan berbalik.
"Jangan mencintaiku, Jisoo-ya" Junghan tersenyum kecut dan kemudian berlari dari ruangan tersebut.
Jisoo terdiam, ia mencerna apa yang Junghan katakan barusan. Ini bukan sebuah penolakan, Junghan hanya melarangnya kan? Itu tak berarti ia menolak Jisoo. Ya, Jisoo harus mencari tahu apa yang menyebabkan Junghan seperti ini.
....
Bel pulang sekolah berbunyi. Jisoo bergegas menuju kelas Junghan. Bukan, ia bukan ingin menemui Junghan. Ia hanya ingin mencari tahu Junghan melalui teman-temannya. Jisoo bersembunyi dibalik pintu ketika Junghan keluar dari kelas. Setelah dirasa Junghan sudah mulai jauh dari sana, Jisoo keluar dari persembunyiannya dan menghampiri salah satu siswa di kelas itu.
"Maaf aku lancang mengatakan ini. Tapi, apakah kau bisa menceritakan tentang Junghan padaku? Aku Jisoo" Jisoo sedikit berbisik pada siswa berbadan sedikit pendek disana.
"Ah, tentu. Aku Jihoon. Ayo duduk di pojok sana" Siswa yang diketahui bernama Jihoon itu pun mengajak Jisoo duduk di pojok kelas.
"Jadi bagaimana, Jihoon-ssi? Mengapa Junghan selalu mendapat luka di tubuhnya? Apalagi di wajahnya"
"Kau tak seharusnya mendekati Junghan, aku tidak tau mengapa. Tapi, setiap kali ia berdekatan dengan seseorang. Keesokan harinya ia pasti mendapatkan luka di tubuhnya. Jadi, kami sedikit menjaga jarak dari Junghan juga. Karena, kau tahu tadi, bagaimana keadaannya esok hari" Jelas Jihoon. Jisoo hanya mengangguk.
"Maaf, tapi, apakah Junghan mempunyai kekasih? Kurasa itu ulah keposesifan kekasihnya" Jisoo menebak. Mau tak mau Jisoo harus mendengar jawaban Jihoon selanjutnya.
"Aku tidak tau, Jisoo-sshi. Tapi yang kutahu, Seungcheol pernah mengatakan perasaannya, di depan kelas kami, dan Junghan tak menjawabnya" Jisoo mengerutkan kening. Ia merasa asing dengan nama Seungcheol. Bagaimana pun Jisoo selalu tak memperdulikan lingkungan dari dulu.
"Siapa Seungcheol?"
"Siswa dari kelas sebelah kami. Dulu ia sering sekali membuntuti Junghan. Tapi setelah ia menyatakan cinta. Seungcheol tak pernah berada di dekat Junghan lagi" Jisoo mengangguk lagi. Informasi yang ia dapatkan cukup membuatnya mengerti situasi. Yang harus ia lakukan hanya mencari tahu lebih dalam.
"Baiklah, terima kasih Jihoon-ssi" Jisoo segera berlari keluar ruangan tersebut. Ia akan mencari tahu esok hari.
...
Keesokan harinya, Jisoo benar-benar mencari tahu bagaimana Junghan. Ia sengaja membuntutinya dari pulang sekolah. Sampai Junghan benar benar masuk ke apartmentnya, Jisoo menunggu di luar, siapa tahu akan ada hal mencurigakan.
Tak ada yang mencurigakan, Junghan melakukan aktifitas di rumahnya seperti biasa dan Jisoo tetap menunggunya. Sampai seseorang dengan seragam yang sama dengannya membuat Jisoo curiga. Ia bersembunyi sampai laki laki tersebut masuk ke dalam pintu apartment Junghan.
"Itu Seungcheol pasti" klaim Jisoo.
Jisoo kembali mendekatkan dirinya pada pintu apartment Junghan. Sampai suara bentakan tedengar dari dalam apartment membuat Jisoo kaget. Ia mencoba membuka pintu apartmentnya namun pintunya terkunci, dan Jisoo mencoba mendobrak pintu tersebut.
Sampai ia dapat mendobrak pintu tersebut, terlihat laki laki tersebut sedang menjambak Junghan. Kegiatannya terhenti saat Jisoo datang.
"Jisoo" Lirih Junghan
"Apa yang kau lakukan pada Junghan hah?" Jisoo menarik kerah laki laki tersebut. Ia membentaknya. Tapi laki laki tersebut hanya mendecih.
"Malaikat sudah datang rupanya" Jisoo menggeram tak suka dengan apa yang laki laki itu katakan.
"Kau yang membuat Junghan terluka terus kan?!" Jisoo menaikkan kerah kemudian meninju pipi laki laki itu berkali-kali. Setelah Jisoo puas, ia membiarkan laki laki terkapar dan Jisoo menarik Junghan keluar dari apartmentnya.
"Jisoo hentikan!" Junghan mencoba melepaskan diri dari cengkraman Jisoo namun Jisoo tak membiarkannya. Ia tetap mencengkram pergelangan tangan Junghan. Sampai di lorong sepi, Jisoo melepaskannya.
"Kau kenapa terus diam saat dia melukaimu? Kau tau Junghan? Dia sangat keras. Kau harus menjauhinya" bentak Jisoo.
"Jisoo" Lirih Junghan. Ia menatap Jisoo dengan pandangan yang sulit diartikan. Ia kemudian memeluk Jisoo. "A-aku takut...kumohon jangan sakiti dia"
Jisoo mengelus surai Junghan. Mencoba menenangkan Junghan yang berada di pelukannya. "Dia menyakitimu, Junghan."
Junghan semakin mengeratkan pelukannya, "Kumohon..."
Dan kata-kata Junghan selanjutnya membuat Jisoo menutup mulut, ia tau, jika pria di depannya ini mempunyai alasan agar Jisoo tak melukai laki laki tadi.
"A-aku mencintainya, Jisoo"

KAMU SEDANG MEMBACA
Stop Loving Me
FanfictionAuthor: Honqjisoo Cast: Jisoo x Jeonghan | Slight Seungcheol x Jeonghan Rate: T Genre: Hurt, Romance Junghan yang tersakiti. Jisoo yang tetap menunggu dan Seungcheol yang keras