-flashback on-
Junghan tengah berjalan menuju sekolahnya. Ia terburu-buru karena tugas yang ia kerjakan tadi malam belum sepenuhnya ia selesaikan. 10 menit lagi bel masuk berbunyi dan gerbang sekolah belum nampak sama sekali di sudut jalan.
Dan nampak ia terlihat pasrah setelah 5 menit waktu terbuang. Percuma walaupun ia berlari sekencang angin tak akan membuatnya cepat sampai ke sekolah.
Tiit..
Jeonghan melihat ke belakang, berharap orang yang membunyikan klakson adalah siswa di sekolah yang sama dengan Jeonghan.
Nyatanya, dewi fortuna memang benar-benar berpihak pada Jeonghan. Di belakang, terdapat seorang siswa dengan seragam yang sama mengemudikan motornya dan berhenti tepat di samping Jeonghan.
"Mau bersamaku? Aku jamin kau tak akan terlambat." Tawar siswa yang mengemudikan motor tersebut. Jeonghan dengan cepat meng-iya-kan tawaran lelaki tersebut. Segera ia menaiki motor di belakang lelaki itu, dan ia melajukan motornya kembali.
"Jeonghan ya?" Tanya lelaki tersebut masih melajukan motornya.
"Iya, Jeonghan dari kelas XI-2."
"Ya, aku tau. Kau cukup terkenal dikalangan siswa laki-laki, haha"
Jeonghan melototkan matanya, "Apa kau bilang? Hmm.. aku tau aku memang tampan"
"Kau cantik, Jeonghan-a"
Jeonghan menunduk, ada rasa sedikit kesal jadi ia tak menjawabnya. Rambutnya yang panjang membuatnya dicap siswa paling cantik. Namun, Jeonghan juga tak menampik bahwa ia siswa normal yang menginginkan pujian tampan dari orang lain.
"Oh ya, aku seungcheol"
Setelah si lelaki yang bernama Seungcheol tersebut mengenalkan dirinya, motor yang ia lajukan masuk ke gerbang sekolah. Dan Jeonghan sungguh berterimakasih pada Seungcheol yang membuatnya menjadi tak terlambat seperti ini.
Jeonghan pun turun dari motor Seungcheol, "Terima kasih ya, Seungcheol-ssi"
Seungcheol tersenyum, "Itsn't a big problem, Jeonghan-a. Dan jangan memanggilku dengan -ssi. Kita seangkatan. Kurasa kelas kita pun dekat, ayo."
Sejak saat itu, Junghan dan Seungcheol seringkali bertemu. Bahkan Seungcheol seringkali menguntit Junghan apapun alasannya.
Junghan tidak keberatan akan hal itu, ia tidak marah walaupun sedikit risih karena diikuti terus menerus oleh Seungcheol. Bahkan Junghan akan memberikan senyun terbaiknya pada Seungcheol jika bertemu. Teman sekelas Junghan pun sudah tidak asing pada Seungcheol.
Hingga pada suatu saat, Seungcheol tidak menemui Junghan dan Junghan bertanya tanya dalam hati. Bukan rindu namun hanya tidak biadasanya.
Hal yang tak terduga pun terjadi, saat itu Seungcheol masuk kedalam kelasnya yang saat itu dalam keadaan tak ada guru. Dengan iringan gitar oleh teman Seungcheol, ia bernyanyi sambil membawa sebuket bunga pada Junghan.
Reaksi Junghan tentu kaget. Junghan kira, Seungcheol hanya sebatas mengikutinya untuk berteman. Namun, sekarang ia ada di depannya membawakan sebuket bunga untuknya.
Setelah berada pada akhir lagu, Seungcheol menghampiri Junghan.
'Yoob Junghan, kau adalah yang terindah yang pernah aku lihat. Maukah kau menjadi pacarku?'
Kata yang terlontar dari mulut Seungcheol membuat Junghan ternganga. Tapi, bagaimana bisa -pikir Junghan-
'Seungcheol kau bersungguh-sungguh?' Seungcheol mengangguk mantap sambil tersenyum membuat Junghan yakin lelaki yang di depannya benar-benar mencintainya.
Tanpa pikir panjang, Junghan mengambil buket bungatl tersenyum lalu memeluk Seungcheol. Seungcheol tentu mengetahui jawaban dari hal ini. Ia teramat bahagia saat itu.
Hari demi hari dilalui Seungcheol dan Junghan dengan bahagia. Mereka layaknya pasangan kekasih. Namun, Junghan terang-terangan meminta Seungcheol agar tak sering mengunjungi kelasnya.
Seungcheol tentu mengiyakan. Bagaimana pun ia teramat mencintai seseorang di depannya ini. Saat itu, mereka sedang kencan dan Seungcheol memberikan sebuah kucing yang lucu pada Junghan. Junghan tentu senang menerimanya.
Namun, 3 bulan setelahnya Seungcheol sering marah marah. Ia akan memarahi Junghan jika Junghan berdekatan dengan siapapun baik laki-laki maupun perempuan.
Sampai suatu saat, Seungcheol benar benar marah saat Junghan mengajari teman laki-lakinya matematika. Saat itu, Seungcheol sedang mengamati Junghan dari jauh dan tanpa disadari tangan mereka hanya bersentuhan. Seungcheol benar-benar marah, ia langsung beranjak dari tempatnya menuju Junghan kemudian menarik paksanya ke tempat yang sepi.
"Kau tau itu apa hah? Kau mau macam-macam hah? Dasar jalang!" Dengan sadar Seungcheol menampar Junghan sekeras-kerasnya lalu meninggalkannya.
Sejak kejadian tersebut, Seungcheol makin menjadi. Ia berani menampar Junghan, memukul bahkal menyetubuhi Junghan dengan kasar.
Namun, hal tersebut tak membuat Junghan behenti mencintai Seungcheol. Ia akan selalu tersenyum jika Seungcheol tak sedang marah. Apapun yang Seungcheol katakan ia akan tersenyum mendengarnya.
Hingga saat Junghan bertemu Jisoo, Seungcheol kembali menjadi Seungcheol yang kasar. Bahkan lebih kasar dari yang sebelumnya.
Entah mengapa Junghan tetap ingin bersama Jisoo walaupun dalam keadaan yang tidak diketahui Seungcheol. Dan rasa nyaman yang Junghan rasakan saat bertemu Seungcheol pertama kali kini ia rasakan kembali saat bertemu Jisoo. Rasanya, Junghan tetap ingin bersama Jisoo dalam waktu yang lama.
-flasback off-
Junghan menitikkan air matanya di kursi dekat taman. Ia mengenang bagaimana pertama kali ia bertemu Seungcheol sampai ia bertemu Jisoo. Junghan hanya.. lelah. Menjadi bahan siksaan bukanlah hal yang termasuk dalam kategori cinta. Rasanya ia ingin lepas, lepas dari Seungcheol dan menemukan kenyamanannya kembali bersama Jisoo. Namun, Junghan masih tetap ingin bersama Seungcheol walau ia menjadi orang yang tersiksa.
"Apa aku... harus melepas Seungcheol?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Stop Loving Me
FanficAuthor: Honqjisoo Cast: Jisoo x Jeonghan | Slight Seungcheol x Jeonghan Rate: T Genre: Hurt, Romance Junghan yang tersakiti. Jisoo yang tetap menunggu dan Seungcheol yang keras