『Days 2』

36 5 0
                                    

RUFINA POV

..apa? Apa yang terjadi?! K-kepala saya terasa sakit.. seolah ada yang mendobrak ingin masuk kedalam pikiran, hati, dan juga otak saya. Dan juga saya melihat sebuah seringaian yang tak pernah saya lihat sebelumnya. Seolah kegelapan ingin menelan saya, saya benar benar takut! Perasaan yang abstrak ini membuat saya seolah goyang layaknya ada gempa yang menggetarkan daratan ini

"Rufina?"

Saya langsung menoleh ketika Vincent dan yang lainnya memanggil nama saya. Dengan keringat yang terasa dingin, saya memaksakan bibir saya menyunggung seolah kejadian sebelumnya tak ada

"Ada apa? Wajahmu pucat, looh~" tanya Iola penasaran. Ia mendekati saya dengan wajah yang amat penasaran

"Ah.. benarkah? Yaah, tak apa deh.." dengan cengiran yang serasa dipaksakan oleh saya sendiri. Saya harap dia percaya bahwa saya baik baik saja

Saya tau sedari tadi Vincent melihat tindakan saya yang 'tak terjadi apa apa'. Jadi, saya memutuskan untuk melihat Vincent dan tersenyum menutupi kalau saya baru saja merasakan rasa yang menakutkan seperti awan gelap Culumbu Nimbus

"Dasar aneh" ia berbisik dengan cara menggunakan bibirnya yang dapat saya pahami secara baik dan direspon oleh kekehan kecil dari saya

Kami akhirnya pulang bersama dengan tujuan mampir ke kedai creepes dekat dengan balai kota. Yah, untung jaraknya tak teralu jauh, sih, bagi kami yang tinggal di perdesaan kecil yang hampir terlihat seperti kota peradaban era kerajaan

"Begini, kenapa kalian tadi belum pulang?"

"Hah? Oohh, begini.. kami lupa meninggalkan sesuati, jadi yah balik lagi" jawab Iola enteng yang hanya dikasih respon oh- oleh saya sendiri melihat tingkah dari Iola sendiri

◆◇◆◇

"Maafkan saya! Saya melupakan telefon saya di bawah meja ruang Literatur! Jadi kalian bisa duluan!"

Saya memang sebelumnya mengatakan hal itu..

"Jadi kenapa Vincent ikut dengan saya?" Tanya saya heran kepada Vincent ketika saya dan dirinya menunggu kereta menuju tempat tinggal kami

"Hei, kau mengusirku?"

"Tidak! Tidak, saya tidak mengusir anda! Hanya.. yaah, mengherankan saya jika Vincent ingin kembali mengantar saya kembali ke sekolah apalagi saya juga ikut ikutan lupa seperti Iola" terang diri saya sembari membenarkan letak syal yang merosot kebawah

"Bisakah kau tak teralu formal begitu? Aku yakin semua risi" terangnya yang entah kenapa malah membuat diri saya tersenyum miris seperti itu

"Akan saya usahakan"

"Ayo coba latihan!" Ajak Vincent pada saya yang malah kebingungan apa yang dimaksud oleh Vincent sendiri. Latihan? Latihan apa?

"Latihan apa?" Tanya saya. Sumpah, demi apapun. Saya tak mengerti maksud dari perkataan Vincent kali ini.

"Latihan pakai aku-kamu. Jangan formal gitu juga, benar benar merepotkan kau, tau?" Jelas Vincent sembari membenarkan letak tas yang ia bawa, gendongannya merosot

"He? Buat apa? saya-"

"Pakai 'aku' !" Sela Vincent ketika saya sedang berkata. Oh, ayolah.. saya tak suka omongan saya disela begitu saja

"baiklah baiklah! Saya tidak akan formal lagi! Tapi dari esok!" Tantang saya menyerah. Sebenarnya ini bukan tantangan juga sih. Hanya suatu pernyataan bahwa saya bisa memakai bahasa non formal juga! Saya tak suka jika diremehkan, walau tak terdengar kata remehan dari mulut Vincent sendiri sih

7 Days [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang