Prolog

922 58 1
                                    

Di sebuah kamar yang besar nan mewah,terdapat sepasang suami isteri yang sah beberapa jam yang lalu.Si Isteri duduk bersila di atas katil mewah itu menghadap suaminya.

Si suami yang lagi asik bermain game di iPhone nya tidak menghiraukan tatapan si isteri.

Si isteri memukul keras kasur yang empuk itu lalu menatap si suami dengan tatapan garang.

"Gara-gara lu,masa depan gua udah berantakan tau ngak.Kalo lu menentang keras perjodohan itu,gua udah berada di kasur empuk di kamar gua.Bukan disini.Hufttt!!!".Si isteri menghembuskan nafasnya kasar.

Si suami memberhentikan game nya.Lalu menatap si isteri dengan tatapan ngak-peduli.

Si suami menjentikkan jarinya di hadapan wajah si isteri sebanyak tiga kali.

"Well,well,well.Udah gua bilang kan kalo kesengsaraan lu adalah kebahagiaan gua,Prilly Hana Latuconsina".

Si suami tersenyum sinis plus  mengejek buat Prilly.

Prilly yang tidak mau kalah merapatkan mukanya ke muka suaminya.

"In your dream,Ali Mikael Syarief".Prilly tersenyum sinis tapi dia tidak menjauhkan mukanya.Malah dia memusingkan kepalanya buat berpaling dari Ali

Alhasil,rambut Prilly yang terurai menghempas muka Ali.
Rasa sakit di wajahnya dan bau wangi dari syampu Prilly menusuk hidung Ali.

Mau gua gunting aja tu rambut,huh..Ali memandang Prilly geram.

Prilly berdiri dari duduknya menuju ke kamar mandi.Sebelum Prilly memasuki kamar mandi,Prilly sempat ngomong.

"Gua yang bakal buat lu sengsara,Ali".

Setelah berbicara,Prilly memasuki kamar mandi dan mengunci pintu.Terdengar bunyi pancuran air ditambah nyanyian kecil Prilly memenuhi ruang kamar mandi.Bahkan sampai kedengaran di telinga Ali.

Ali tersenyum licik mengingat ucapan Prilly tadi.

"Tunggu aja lu Prill,dengan kuasa gua sebagai suami lu pasti gua bakal menang banyak.Hahaha *evil laugh*".

My Enemy,My BrideWhere stories live. Discover now