Kamu pernah menjadi bagian hari-hariku.
Setiap malam, sebelum tidur, kuhabiskan beberapa menit untuk membaca pesan singkatmu.
Aku menulis ini ketika mataku tak kuat lagi menangis. Aku menulis ini ketika aku sadar tak akan ada yang bisa dikembalikan seperti dulu lagi.
Aku tak menyangka jika orang yang begitu halus membisikkan cinta, begitu manis mengucapkan rindu, dan begitu mudah berkata sayang adalah orang yang harusnya dari awal tidak kupercayai gerak-geriknya.
Tapi aku masih merasakan sesak yang sama.
Aku tahu bahwa pada akhirnya aku akan sesedih ini.
Aku masih merasakan sesak yang sama; beribu-ribu penyesalan di dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Weeks After You Gone
PoetryTak kau lihatkah ada satu pena dalam mataku yang ingin aku tuliskan dalam ingatanmu?