Bayangmu terus menghantuiku.
Seakan-akan segala hal mengingatkanku tentang dirimu.
Tapi aku terus berusaha untuk tersenyum di sekitarmu.
Agar aku tak dilihat lemah oleh dirimu.
Siapa tahu kamu akan kembali dalam waktu yang dekat atau lama.
Bodoh.
Bodoh karena aku terus berharap pada hal yang tak lagi mungkin.
Aku tahu ini tak akan pernah mudah meski aku memaksa hatiku untuk menyerah dan melepaskanmu begitu saja. Tidak mudah bagiku menghilangkan rasa yang sudah mendiami hatiku dalam kurun waktu yang lama.
Hanya saja, melihat kamu sepertinya akan lebih bahagia tanpaku, membuatku tak bisa berbuat apa-apa.
Jangan dikira, tak ada air mata di pipi berarti tak ada sakit di hati.
Aku remuk redam di dalam.
Kututup kecewa dengan tawa.
Aku hanya menolak menjadi gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Weeks After You Gone
PoesiaTak kau lihatkah ada satu pena dalam mataku yang ingin aku tuliskan dalam ingatanmu?