Chapter 4

1.8K 95 0
                                    

Kami mencapai gereja dalam lima menit. Ketika kami berjalan melewati gerbang, aku langsung melihat beberapa kerabat. Banyak teman-teman ku dan banyak lainnya adalah teman-teman ibuku. Saat kami berjalan lebih jauh, banyak orang menyambut kami dengan dukungan dan kasihan.

Ketika aku melihat kakak dari ibuku, air mata turun dari mataku. Dia berjalan kearah kami dan menarikku ke dalam pelukan erat. Aku menangis dalam pelukannya saat ia menggosok punggungku ke atas dan ke bawah sambil menenangkanku.

"Aunt, she's gone, Mum's gone" kataku sambil menangis.

"Yes dear, she's gone, but we've got to stay strong okay?" Ucapnya sambil mencium dahiku.

"It's so hard, Aunt" kataku menangis dan gemetar tidak terkendali.

"Yeah Tasha, I know. We've just got to get through this together" katanya sambil mengusap air mataku di pipiku.

Setelah itu, dia berjalan kearah dad yang mengeluarkan air mata perlahan dari matanya.

"Come here" dia berjalan mendekati dad dan memeluknya.

Mereka bertukar beberapa kata dengan satu sama lain sebelum kami memasuki gereja. Semua orang menatap kami dengan kesedihan ketika kami berjalan ke depan aula. Pendeta kemudian mengangguk meyakinkan pada kami sebelum berjalan ke atas panggung.

"I great you all to the funeral of Amanda Turner, a loving wife and a mother of one, a loving friend and a hard-working client, we have a few members of the family who would like to come up and speak, first we have her husband" katanya sambil meninggalkan panggung dan berjalan mendekati kami.

"You may speak" dad merapikan bajunya dan berdiri.

Setelah itu, dad berjalan ke arah panggung dan berdiri di depan speaker. Dad mengusap wajahnya sebelum mendongak ke depan. Terlihat dari wajahnya, dad sangat sakit.

"Saya, suami dari Amanda Turner, hanya ingin berbicara bahwa Amanda adalah wanita paling cantik dan wanita paling luar biasa yang saya pernah temukan. I love her and I still do. Dia sudah pergi meninggalkan dunia tetapi dia tetap di hati saya...dia berada di tempat yang lebih baik sekarang. Ini sangat sulit untuk dipercaya jika kami semua kehilangan Amanda, saya tidak pernah mengira ini semua. Jadi jika kamu bisa mendengar ini ataupun tidak, I woll always love you Amanda, you are a definition of perfect" ucap dad.

"And I promise that Tasha and I will stay happy just for you, I will never forget the times we had together, the times we spent on holiday, the times we spent at home, the times we spent on our outings" ketika dad berbicara, sebagian orang di dalam gereja mengeluarkan air mata nya.

"I love you Amanda, and I always will, no matter what happens."

Dad menuruni tangga dan turun dari panggung. Ia mengelap air matanya yang jatuh dengan sapu tangan. Dad berjalan mendekatiku dan merangkul ku lalu mencium dahiku. Pendeta mendekat ke arah dad sebelum berbicara.

"I would now like to call on stage the daughter of Amanda Turner."

"Off you go, Tasha" ucap dad lembut.

Aku menghela nafas dan berdiri berjalan mendekati panggung. Aku menaiki tangga dan berdiri di depan microphone.

"Amanda Turner, my lovely, amazing, beautiful, best mother. My role model. The woman who was always there for me and the woman who never left my side. The woman who told me everything was going to be alright and the woman who stood by me all my life. She is gone now. We were a happy family, we were a family that would always spend the weekend together...I never knew a day like this would come so early..." aku melihat kedepan dan melihat banyak air mata yang turun dari wajah orang-orang.

Living with the bad boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang