CHAPTER 11

148 2 0
                                    

"Gue kesel! Gue kesel sama diri gue sendiri, kenapa gue ngga bisa terima dengan kenyataan ini! Kenapa gue harus kesel karena Greyson pergi dari gue?! Kenapa gue harus kesel kalo Greyson harus sama Meredith?! Gue ngga seharusnya marah! Meredith lebih butuh Greyson daripada gue dan dia juga udah janji kok bakal balik ke gue. Tapi kenapa gue tetep marah dan ngga terima?! Kenapa?!"

"Karena lo cinta sama dia!"

Sofi terdiam. Benar apa yang dikatakan Cody. Rasa marah dan kesal itu ada karena Sofi terlalu mencintai Greyson.

"Lo harus sabar, Sof. Lo cuma butuh waktu. Dan lo harus berusaha buat nerima kenyataan ini. Emang ngga gampang, tapi lo harus berusaha. Gue yakin Greyson bakal balik sama lo. Lo harus percaya itu. Dan yang harus lo tau, masih ada gue disini yang selalu siap bantuin dan ada buat lo, kapapun lo mau."

*****

Greyson terdiam dalam keheningan. Ia memandang kota New York lewat kaca jendela mobilnya. Ia menyandarkan kepalanya pada kepala Meredith yang tersandar di pundaknya.

Hari ini ia telah mengisi sebuah acara dan melakukan interview di radio. Dan ia harus melakukan satu wawancara lagi di hotel. Di esok hari masih ada serangkaian jadwal melelahkan yang sudah menunggunya. Sebenarnya Greyson khawatir dengan keadaan Meredith. Namun gadis itu tetap memaksa untuk ikut. Ia ingin bersama Greyson. Hanya itu.

Greyson masih terdiam. Pikirannya melayang ke beberapa hari yang lalu. *Sehari setelah Greyson diberitahu oleh ibunya tentang penyakit Meredith dan sehari sebelum Meredith memberitahu tentang penyakitnya pada Sofi. Ingatan itu masih begitu melekat di pikirannya. Membuat ia selalu terbayang akan kejadian itu.

****

Greyson dipersilahkan masuk ke apartemen itu oleh asisten Meredith. Dengan sebuket bunga yang dibawanya, Greyson langsung menghampiri Meredith di kamarnya.

"Good afternoon, Merry," kata Greyson begitu ia masuk kamar Meredith.

"Hey, good afternoon. What are you doing here?" Tanya Meredith surprised.

"Meeting you?"

"Aw, thank you. What do you bring?" Tanya Meredith lagi saat mengetahui Greyson menyembunyikan sesuatu di balik badannya.

"This is for you."

Greyson memberikan buket bunga itu pada Meredith yang membuat Meredith terkejut sekaligus penasaran. Greyson tak pernah memberinya hadiah -walaupun hanya sebuket bunga- jika itu bukan hari spesial.

"Thank you."

Greyson pun duduk di sofa, diikuti oleh Meredith. "How are you today, Mer?"

"I'm... I'm fine. You rarely ask me about that," tanya Meredith aneh. Ia langsung merasa bahwa ada yang tak beres dengan Greyson.

"I'm just asking."

Mereka berdua terdiam sampai akhirnya Greyson memutuskan untuk bicara.

"Your assistant said that you must go to the hospital today. Check up. And have you eat your medicine this afternoon?"

Meredith menolehkan kepalanya ke arah Greyson kaget. Jantungnya berdebar kencang. Ia tak mengerti dengan apa yang dikatakan Greyson. Ia perlu beberapa detik untuk mencerna perkataan lelaki tersebut. Ia bertanya-tanya, apakah Greyson benar-benar sudah mengetahui tentang penyakitnya?

"Don't tell me if... No," kata Meredith sambil menggelengkan kepalanya.

"Yeah, my mom had told me. Why you hide this for me, Mer?" Tanya Greyson to the point.

Meredith terdiam. Ia tak menyangka Lisa akan membocorkan rahasia terbesar dalam hidupnya ini. Sebenarnya ia tak mau Greyson mau, bahkan sampai akhir hidupnya. Meredith terdiam. Ia tak tahu harus berbicara apa. Ia hanya tak siap untuk menjelaskan hal ini pada Greyson.

COMPLICATED LOVE (GREYSON LOVE STORY)Where stories live. Discover now