Chapter 2.

84 13 5
                                    

Pagi hari ini seperti biasanya, Alvin berangkat ke sekolah dengan waktu yang sudah sangat mepet dengan bel masuk sekolah.

"Ayo cepat Vin nanti kamu terlambat." ucap mama tak henti hentinya mengingatkan Alvin untuk segera berangkat ke sekolah.

Kemudian Alvin menghampiri mama nya dan mencium punggung tangan mama nya "Okay semua siap, berangkat ya mah."

"Iya iya hati hati nak."

Alvin menaiki motor Vespa kelabu nya itu dan langsung berangkat menuju sekolah.

"Ayo tiga menit lagi vinnn!" Batin Alvin, setelah ia melirik jam kecil berwarna hitam pemberian ayahnya yang melekat pada tangannya itu.

Tepat pada jam 06:30 Alvin sampai di sekolah dan langsung menuju ke parkiran sekolahnya itu. Ya, karena Alvin sudah kelas 12 dan alvin sudah mempunyai SIM, jadi Alvin sudah memiliki stiker untuk tanda izin masuk kendaraan ke sekolahnya itu.

Saat sampai di lorong kelas, Alvin melihat ada Daffa disitu. Hmm, tapi Daffa tidak sendirian, ia sedang bersama seorang cewek. Sepertinya itu adik kelas, ya gak peduli lah ya yg penting Alvin nanti ga masuk kelas sendirian.

"Oh itu yang namanya Reya..." gumam Alvin seraya melihat Daffa dan Reya sedang asyik mengobrol.

"Gak gitu juga kak hehehe.." ucap Reya kepada Daffa sambil tertawa kecil.

"Ayo ke kelas!" ucap Alvin sedikit memaksa dan sambil menarik tangan kiri Daffa menuju ke tangga karena kelas mereka berada di lantai 2.

"Sebentar dong ah!" Tolak Daffa sambil mengerutkan alisnya kepada Alvin. Alvin hanya memutarkan kedua bola mata nya sambil menghela napas.

"Nanti kalo bisa, pulang bareng ya Rey?" Pinta Daffa sambil sedikit memohon kepada Reya.

"Hmmm boleh deh kak, tapi aku gak bisa janji dulu ya, soalnya temen aku kadang suka ngajak pulang bareng." seru Reya sambil sedikit menjauh dari Daffa.

"Ohh. Oke oke gak papa kok, kalo bisa langsung
Line aku aja ya Rey." ucap Daffa seraya mengedipkan sebelah matanya.

"Iya kak." jawab Reya tersipu malu.

*

Hari berjalan seperti biasa, hingga tak terasa waktu sudah menunjukan jam 14:00 yang artinya, 10 menit lagi mereka pulang.

From : Reya

"kak, sorry kayanya hari ini aku gabisa pulang bareng kakak. Soalnya temen aku ngajak makan dulu nanti."

Setelah Daffa membalas Line dari Reya itu, sontak Daffa langsung medapat ide untuk mengenalkan Alvin dengan teman Reya yang selama ini selalu memperhatikan Alvin.

"Vin, pulang sekolah gak ada acara kan?" Tanya Daffa.

"Kenapa lo? Mau ajak gua ngedate? Bosen gua ngedate sama lu, berasa homo tau gak sih!" Kata Alvin sambil sedikit emosi.

"Gak gitu, kali ini gua serius. Gua ada rencana kalo, gue mau ngena-"

"Gua harus jemput Nayla les hari ini." potong Alvin sambil merapihkan buku nya itu.

*

"APA?! KAK DAFFA MAU IKUT MAKAN JUGA? GAK GAK!" Ucap Luna sambil terkaget dan dengan sedikit marah.

"Soalnya dia mau ngenalin Alvin ke lu Lun," jelas Reya kepada Luna.

Mengingat nama Alvin, iya baru sadar kalau itu adalah kakak kelas yg selama ia sukai. Sontak Luna langsung menganggukan kepalanya tanda bahwa Luna mengizinkan Daffa untuk bergabung dengannya.

*

Di parkiran sekolah, Alvin yang terburu buru itu langsung menancapkan gas nya untuk pulang kerumah. Tapi sayangnya, ia kalah cepat dengan keberadaan Daffa di depan gerbang sekolah.

"Ya ampun Daff, please..." Alvin memohon kepada Daffa untuk membiarkannya pulang kerumah.

"Ya ampun Vin, please... Demi lu, lu yang udh 4 bulan ngejomblo, harusnya lu seneng dong punya sahabat yg pengertian kayak gua."

"Halah! Makan tuh taik!" ucap Alvin yang langsung menyingkirkan tangan Daffa dari Vespa nya itu, dan langsung membawa Vespa nya itu kerumah.

*

To : Daffa kakak kelas
"Iya kok gapapa.."

Reya membalas text dari Daffa itu sambil tersenyum sabar kearah Luna.

"Emang gak jodoh Rey, mau diapain lagi." ucap Luna dengan sedikit sedih.

"Jangan gitu dong, masa baru dibatalin aja langsung nyerah?! Udah ah, ayo makan!" Reya menyemangati Luna sambil menggandeng tangan Luna menuju ke sebuah cafe dekat sekolahnya itu.

Nasib Luna yang malang, atau Luna yang terlalu pesimis akan cintanya kepada Alvin? Dan apakah Alvin akan menganggapi cintanya Luna.

*

"Bun emang Luna jelek ya? Luna jahat? Luna menjijikan?" Tanya Luna kepada ibundanya.

"Hehh kok kamu ngomongnya gitu to ndok, kamu tuh cah ayu, cah bagus..."

"Cah kangkung kali ah bun..." potong Luna dengan nada tinggi sambil menyisir rambutnya didepan kaca itu.

Bunda menghampiri anak satu satunya itu dengan penuh tanya.

"Memangnya ada apa to ndok? Kok mau nanyanya seperti itu?" Tanya bunda kepada Luna sambil mengelus halus rambur Luna.

"Soalnya bun, setiap Luna suka sama laki laki, pasti orang itu menjauh deh. Kan Luna kesel!" ucap Luna dengan nada manjanya.

Ya wajar, bagaimana tidak manja? Toh dia anak satu satunya, perempuan pula, kesayangan bunda dan ayahnya banget.

"Mungkin cara kamu aja yg salah nak.." jawab bunda seraya mengelus kepala Luna pelan.

"Hmm iya deh, cewek selalu salah ya bun, huft!" jelas Luna yang langsung lari memasuki kamarnya.

Bunda hanya melihat kelakuan Luna yg sepertinya sedang jatuh cinta itu dengan senyum dan menggeleng geleng kan kepalanya.

*

Vote + komen ya...

28-Des-15

Teen LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang