Kalo yang namanya cinta pada pandangan pertama itu, kesan-kesannya banyak ya. Apapun kesalahan doi ya pasti jadi bener aja deh.
Sama hal nya dengan apa yang terjadi pada Luna, setiap kali Luna melihat Alvin, Luna bagaikan sedang melihat masa depannya yang cemerlang.
Disuatu cafe dekat sekolahnya itu, Luna masih menunggu kedatangan Daffa. Yang katanya Daffa akan memberi tau informasi penting. Sepenting apa sih informasinya itu?
Luna Celine : kak masih lama ya?
Daffa : engga, bentar lagi sampe kok gue cuma kena macet aja nih.
Luna Celine : oke, gue di cafe lantai 2 duduknya deket tangga ya kak.
Daffa : sip nanti gue kesana.10 menit kemudian Daffa datang. "Hey, udah nunggu lama ya? Sorry sorry," suara Daffa yang datang dari arah tangga dan langsung menarik kursi disamping Luna untuk duduk.
"Hmm lumayan kak, jadi ada apa kak Daffa nyuruh gue dateng kesini?" Ucap Luna yang tanpa basa basi langsung bertanya pada Daffa.
"Oke, nih jadi gini. Belakangan ini gua sering ngeliat lo merhatiin Alvin, sebenernya ada apa sih? Lo suka atau ada dendam mungkin?" Tanya Daffa.
"Ohh itu kak hahahaha.. Gak dendam kak." ucap Luna dengan sedikit tertawa.
Padahal, Luna agak panik bagaimana bisa tahu si Daffa ini kalau Luna suka dengan Alvin.
"Ya terus? Suka?" Desak Daffa sambil menaikan alis dari sebelah matanya.
Seketika Luna panik tak terkira, dia bingung harus menjawab apa.
"Mbak ini minum dan kentang gorengnya ya, selamat menikmati." tiba tiba seorang pelayan datang sambil menaruh minum dan makanannya di meja Luna dan Daffa.
Huh, Luna agak sedikit lega. Karena perhatian Daffa jadi agak sedikit buyar karena kedatangan pelayan ini.
"Ayo kak diminum dulu." tawar Luna.
"Hmm oke oke makasih ya."
"Lanjut ke topik, gimana? Lo suka?" Tanya Daffa setelah iya menyeruput jus melonnya itu.
"Hmmm gimana ya kak, dibilang suka enggak juga sih." ucap Luna membohongi perasaannya sendiri.
"Yakin? Tadinya kalo lo suka, gua-"
Dring dring
Tiba tiba ada panggilan masuk dari hp Daffa.
"Iya hallo?"
"..."
"Entar dulu deh gua masih ada urusan bro"
"..."
"Dasar batu iyadah iya gua kesana"Ternyata panggilan masuk itu adalah panggilan dari Alvin. Daffa baru ingat kalau sebenarnya ia ada janji dengan Alvin, ya mau tidak mau Daffa harus cepat cepat datang kerumah Alvin. Karena kalau telat, Alvin akan marah bukan main.
"Aduh Lun sorry banget ya, gue yang ngajak tapi gue yg balik duluan." kata Daffa sambil sedikit memohon maaf.
"Ohh gapapa kak santai, lagian kayanya itu tadi penting banget ya" ucap Luna menjawab.
"Sebenernya gak penting penting amat sih, cuma ini nih si Alvin ribet. Yaudah deh besok besok lagi aja ya." pamit Daffa.
"Iya kak hati hati" jawab Luna.
*
"Sabar. Ya aku selalu sabar menghadapi cobaan ini karena aku tau, tuhan tidak akan memberikan cobaan melebihi kekuatan hambanya."
Entah kenapa semenjak pertemuannya dengan Daffa kemarin sore, perasaan Alvin menjadi tidak enak.
"Alvin! Kamu ngelamun ya? Ayo jawab pertanyaan ibu!" bentak bu Nining kepada Alvin, karena Alvin sudah menghiraukan pelajaran bu Nining ini.
"Hmm anu bu, itu apa namanya, hmm iya itu bu saya hmm apa ya kalo..." jawab Alvin sambil terkaget karena bu Nining sudah menyadarkan lamunan Alvin tadi.
"Kamu tuh ya! Sekarang keluar!" Perintah bu Nining.
"Iya bu" jawab Alvin dengan nada sedikit sedih.
Diluar kelas, lagi lagi alvin hanya melamun. Sampai akhirnya bertemu dengan Luna, adik kelas yang selama ini menyukainya tapi tak pernah ia tanggapi.
"Hai ka Alvin.." sapa Luna dengan ramah.
"Ya." jawaban yang sangat singkat itu di lontarkan untuk Luna.
"Boleh duduk disini kak?"
"Ini tempat umum, lebay amat pake nanya- nanya." jawab Alvin dengan judesnya.
"Ya biasanya kan kakak kelas itu sombong jutek belagu, gak boleh deket-deket kalo ga kenal."
"Gue gak kaya gitu."
"Hmm bagus deh kak hehehee, oh iya kak Alvin kenapa diluar? Kan didalem lagi belajar?" Tanya Luna dengan polosnya.
"Gak kenapa-kenapa. Lu sendiri ngapain keluar?" Alvin membohongi Luna, karena Alvin tidak ingin Luna tau kalau ia dikeluarkan dari pelajaran Bu Nining.
Hati Luna sangat berbunga bunga saat mendengar Alvin bertanya kepada Luna.
"Hmm itu kak abis ke toilet." jawabnya dgn sangat gugup.
"Yaudah sana balik lagi ke kelas, nanti ketinggalan pelajaran"
"Iya kak, duluan yaa.." baru kali ini Alvin perhatian kepada Luna. Sepanjang jalan menuju kelas, Luna tersenyum senyum karena mengingat kejadian tadi.
*
Saat pulang sekolah, seperti biasa. Luna mengajak Reya untuk mampir di cafe dekat sekolahnya itu.
"Hai kak Luna!!!"
siswa kelas 10 yang dikenal sebagai anak orang kaya dan tampan itu menyapa Luna dengan ramah.
"Ohh, hai Andre!"
Ya nama siswa itu Andreas, dia akrab dipanggil Andre di sekolahnya.
"Mau pulang bareng kak?" Tawar Andre untuk Luna.
"Hmm gausah deh aku mau pergi dulu sama Reya,"
"Ohh yaudah ka, aku duluan ya."
"Sip hati hati Ndre.."
Sehabis Andre melambaikan tangannya ke Luna, Reya mencubit perut Luna.
"Lun, gapercaya banget si lu!" Ucap Reya.
"Aduh Rey Rey, mana mungkin ah! Dia itu baik ke semua orang, bukan ke gue doang. Lagian juga banyak kali cewe cantik di sekolah ini yang mau sama Andre" Kata Luna. "Lu juga kenapa cubit gue?!"
"Tau ah, males gue!"
Reya berkali kali bilang pada Luna, kalau Andre itu suka padanya. Tapi Luna tidak pernah percaya. Padahal sebenarnya, Andre sudah sering cerita pada Reya kalau sebentar lagi ia akan menyatakan cintanya kepada Luna.
*
Disisi lain, Alvin mencoba menolak perjodohan dari kedua orang tua nya.
"Tapi aku gamau di jodoh jodohin ma!" Tolak Alvin kepada mamanya karena mamanya ingin menjodohkan Alvin dengan anaknya tante Leni, yang kabarnya seumuran dengan Alvin. Tetapi anaknya tante Leni itu, bersekolah di London.
"Tapi kamu harus ketemu dulu sama dia, dia itu pintar dan baik loh Vin," bujuk mamanya.
"Gatau ah!" Seru Alvin sambil pergi ke kamar meninggalkan mamanya di ruang tv.
Di kamar, Alvin malah memikirkan kabar Luna disana. Padahal Alvin kan tidak ada apa apa dengan Luna. Apa ini yg namanya jatuh cinta? Apakah Alvin sudah mulai peduli degan Luna?
*
Vote + komen ya...
30-Des-15
KAMU SEDANG MEMBACA
Teen Love
Teen FictionApa yang kalian lakukan saat menyukai seseorang? Diam atau mengagumi dari jauh? Cara yang dilakukan oleh Luna cukup ekstrim, ia menyatakan cintanya terang-terangan dengan Alvin, yang nyata nya ditolak oleh Alvin. Apakah Luna akan gigih mengejar Alvi...