Chapter 1

351 21 0
                                    


Song Eunri.

Begitulah teman-temannya memanggil yeoja berpakaian rapi khas perkantoran dengan kemeja putih pas badan dan rok hitam ketat, yang saat ini tengah menunggu datangnya seseorang di sudut ruangan sebuah Cafe mewah yang menyewa tempat di lantai 4 Grand International Hotel di mana yeoja itu bekerja selama 7 tahun terakhir sebagai manager di Front Office Department. Duduk menatap indahnya pantai Jeju dari balik jendela kaca bening adalah hal yang sering dilakukan Eunri selagi menunggu makan siang datang atau menunggu seseorang yang akan menjadi teman makan siangnya. Di sinilah Eunri menghabiskan waktu makan siangnya, Moffitt Cafe. Selain letak Cafe yang masih berada dalam satu area dengan Hotel tempatnya bekerja, Eunri menjadikan Moffitt Cafe sebagai tempat makan siang langganannya karena hanya Cafe itulah yang menyediakan pemandangan pantai yang sangat indah. Selain itu, Eunri juga memiliki sahabat yang bekerja di Cafe tersebut sebagai seorang Bartender. Wajar jika ia menjadikan tempat tersebut sebagai tempat kedua yang paling penting sejak ia bekerja di Hotel tersebut.

~ cup ~

Sebuah kecupan singkat yang mampir di pipi Eunri dari arah samping kanan membuat yeoja lulusan jurusan perhotelan itu mengalihkan perhatiannya dari siluet titik-titik kecil yang memenuhi bibir pantai, kepada seorang namja bersurai ikal dengan mata sipit yang tengah merendahkan tubuhnya untuk menyamakan posisi tubuhnya dengan Eunri. Lengkung tipis tampak jelas muncul di bibir Eunri ketika mengetahui siapa yang datang.

"Yesung Oppa, kau membuatku menunggu."

Namja yang dipanggil Yesung tersebut hanya bisa tersenyum mendengar keluhan dari sang kekasih. Alih-alih memberi pembelaan atas keterlambatannya, Yesung justru mendudukkan diri di depan Eunri dengan santai. Wajah ramah yang tak pernah lepas dari dirinya adalah hal pertama yang ia pamerkan saat tangannya berhasil mengenggam kedua telapak tangan Eunri yang ada di atas meja.

"Sudah berapa lama kau menungguku?" tanyanya dengan lembut, yang justru dibalas dengan sungutan tak jelas dari sang kekasih. "Eunri-ah, aku akan membalas waktu keterlambatanku untuk menemanimu berbelanja besok. 1 menit keterlambatanku, aku akan membalasnya dengan waktu 1 jam. Bagaimana?"

Tawaran Yesung cukup berhasil meredakan amarah Eunri yang sebenarnya hanya pura-pura saja. Terlambat? Tidak. Justru Yesung lebih cepat datang dari waktu yang sudah ditentukan. Mereka berjanji makan siang jam 12:00 am, dan saat ini masih jam 11:57 am. Namun begitulah Yesung, namja yang berprofesi sebagai pengusaha Konstruksi di Perusahaan yang letaknya tak jauh dari Hotel itu, terlalu bodoh dan polos untuk dibohongi. Andai Yesung tak kaya, mungkin ia akan berpikir ribuan kali untuk menjadikan Yesung sebagai seorang kekasih. Mana mungkin Song Eunri, yeoja yang selalu hidup dengan mengandalkan barang branded yang menempel di tubuhnya memiliki kekasih polos dan juga bodoh seperti Yesung. Tentu sangat memalukan. Beruntung kekurangan tersebut bisa termaafkan dengan status sosial yang disandang namja bermarga Kim tersebut.

"Baiklah, Oppa kumaafkan, asal Oppa tak lagi mengulanginya. Arraseo!"

Yesung mengangguk antusias. "Janji!" ucapnya, mengenggam tangan Eunri semakin erat. "Kau sudah memesan makanan?"

"Belum."

"Kalau begitu aku akan memanggil pelayan." Yesung mengangkat kedua tangannya ketika seorang namja dengan balutan seragam pelayan muncul dari ruangan dalam. "Maaf, kami mau memesan."

Pelayan tersebut menghampiri meja Yesung dan juga Eunri sembari membawa note kecil yang tak pernah lepas dari tangannya. Dengan teliti dan cermat pelayan tersebut mencatat pesanan sang pelanggan, sebelum akhirnya ia berlalu pergi setelah sebelumnya membungkukkan badan untuk memberi hormat. Kembali Yesung dan Eunri menatap satu sama lain, dengan tangan yang masih terpaut erat.

ORANGE JUICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang