Chapter 4

97 14 0
                                    

"Bos?"

Seorang namja berwajah manis, melongokkan kepalanya ke dalam sebuah ruangan besar yang merupakan ruangan pribadi untuk Manager di Departemen tempatnya bekerja, House Keeping Departemen. Setelah sebelumnya berusaha menyadarkan si empunya ruangan tentang kedatangannya dengan cara mengetuk pintu namun tak juga mendapatkan respon yang berarti, ia pun memutuskan memeriksa keadaan di dalam. Bukannya tak sopan, mengingat ia adalah seorang bawahan yang seharusnya tahu akan sopan santun dalam ruang lingkup kerja, namun justru ia menerobos masuk ke dalam ruangan sang atasan tanpa izin. Ada laporan penting yang harus ia berikan pada sang Manager, hingga ia tak mempunyai kesabaran ekstra untuk menunggu lebih lama lagi, hingga sang atasan merespon kedatangannya. Terpaksa kepalanya menerobos masuk ke dalam ruangan, sedangkan bagian leher turun ke bawah masih berada di luar ruangan.

'Tidak ada. Ke mana si Bos?' batinnya, ketika mendapati ruangan dalam keadaan kosong, tak berpenghuni. "Bos? Bos? Bos?"

Lagi, namja tersebut memanggil sang atasan dengan suara yang sedikit lantang, dengan harapan sang Bos akan muncul di depannya secara tiba-tiba, sambil meneriakkan kejutan April Mop. Namun setelah diingat kembali, kalender masih menunjukkan bulan Oktober, di mana musim dingin akan segera tiba. Mustahil jika si Bos bersembunyi darinya untuk memberikan kejutan April Mop.

"Kau mencari Manager Song, Henry-Ssi?"

Namja bernama Henry itu, lantas mengeluarkan kepalanya dari dalam ruangan dengan cepat, ketika mendapati teguran seseorang dari luar. Ia lantas menegakkan tubuhnya dengan ekspresi bersalah, saat menyadari yang berdiri di depannya saat ini adalah kekasih dari sang pemilik ruangan yang kebetulan bekerja di Departemen berbeda, Lee Donghae.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Donghae, melipat kedua tangan di depan dada, menginterogasi. "Kenapa tak masuk? Kau mengintip?"

"Aku tidak mengintip." seru Henry, berusaha berkilah dengan sopan. "Aku mencari Manager Song, tapi dia tak ada."

"Tidak ada?" Donghae terhenyak, merasa tak percaya dengan jawaban jujur yang diberikan Henry. "Kau bilang, Eunri tak ada di dalam?"

Yup!

Pemilik ruangan tersebut adalah Song Eunri, sang tokoh antagonis yang selalu sukses menjadikan para namja sebagai pion untuk keberhasilannya mencapai misi sempurna dalam sebuah permainan keji.

Biasanya yeoja tersebut tak pernah mensia-siakan waktu bekerja untuk bersantai, sekali pun itu untuk bernafas barang sedetik. Kini yeoja tersebut justru tak berada di tempat, di saat jam kerja masing berlangsung, di jam-jam padat yang akan mengantar mereka ke dalam rutinitas membosankan. Tentu Donghae merasa tak percaya dengan penuturan Henry yang menyatakan jika Eunri tak ada di tempat, hingga ia pun memutuskan untuk memastikan sendiri, masuk ke dalam ruangan, dengan Henry yang mengekor di belakangnya. Hasilnya sama, Donghae juga tak mendapati Eunri di mana pun.

"Coba kau periksa kamar mandi!" perintah Donghae pada Henry, dengan gaya bossy-nya.

Henry segera menuruti perintah Donghae, memeriksa kamar mandi yang letaknya ada di ujung paling kanan ruangan tersebut. Kembali hasil mengecewakan Henry dapatkan, karena namja tersebut masih saja belum berhasil menemukan Eunri di dalam sana. Dengan kecewa, Henry kembali ke hadapan Donghae sembari menggelengkan kepala, pertanda jika ia tak menemukan jejak Eunri.

"Bagaimana jika kita pergi ke unit pelayanan kesehatan? Siapa tahu Manager Song sedang tak enak badan, Donghae-Ssi."

Donghae terdiam, memikirkan analisis Henry perihal keberadaan Eunri. Tanpa menunggu lama, Donghae pun segera melesat keluar ruangan, menuju ke lantai 2 di mana unit pelayanan kesehatan berada, bersama Henry yang masih setia mengekor di belakangnya. Entah mengapa Donghae merasa ada sesuatu yang buruk terjadi pada Eunri. Tak ada salahnya jika ia memeriksa unit pelayanan kesehatan, seperti kata Henry. Semoga apa yang ditakutkannya, jika Eunri sakit, tak benar adanya.
¤
¤
¤
Kenyataannya, saat ini Eunri sedang duduk merenung di Bar yang masih menjadi satu dengan Hotel, guna menikmati kesendirian dengan bertemankan segelas cocktail yang belum juga menyambangi indera pengecapnya, terhitung sejak ia memesan minuman beralkohol tinggi itu, dua jam yang lalu. Pikirnya masih saja tak tenang setelah mendapati kenyataan jika yeoja yang sempat dilihatnya tadi malam adalah kekasih Kyuhyun. Ada sedikit perasaan tak rela dan juga amarah dalam dirinya. Ketakutan jika Kyuhyun akan mengabaikannya jika sudah memiliki kekasih, menjadikan perasaannya tak menentu, seolah digantungkan dengan sebuah hubungan yang tak pasti.

ORANGE JUICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang