"Apa yang kau lakukan di sini? Aku bosan melihat wajahmu setiap hari." Eric langsung mengeluarkan kalimat pedasnya setelah melihat Emily sekali lagi ada di rumahnya.
Datang tanpa diundang.
Gadis itu sedang mengobrol hingga tertawa dengan Merida sambil mengelus bulu halus kucing Persia milik ibunya, namanya Jinx.
"Joey!" ibunya geram melihat anaknya yang tidak pernah memperlakukan Emily secara baik layaknya seorang wanita. Padahal secara pribadi dia menyukai sifat Emily yang seakan selalu tertawa tanpa beban. Dan semakin menyukai Emily saat tahu gadis itu menyukai putranya.
Mendengar itu, Eric hanya mendengus kesal sambil berlalu ke kamarnya. Tidak berbalik lagi pada Emily yang tetap tersenyum menyambutnya.
"Kau sudah mau selesai SMA, kau ingin lanjut di mana? Kau ingin menjadi apa?" tanya Merida antusias.
Di rumah besar itu tak ada aura wanita selain dia. Itulah kenapa dia selalu antusias saat Emily berkunjung setiap harinya. Dari dulu ia begitu ingin memiliki anak perempuan. Pribadi Emily yang ceria dan selalu tersenyum membuatnya nyaman bersama gadis itu.
Emily hanya mengedikkan bahunya tak tahu. Sebenarnya dia sendiri masih bingung ingin lanjut di mana atau menjadi apa. Cita-citanya selama ini hanyalah menjadi istri Eric. "Aku tidak tahu, Tante. Aku bahkan tidak tahu apa bakatku. Aku hanya tahu menggambar."
Merida hanya mengangguk-angguk memegang dagunya berpikir. "Kau lanjut saja di universitas Joey. Kau bisa menjadi arsitek!"
Emily terlihat tak yakin. Bakat menggambarnya tidaklah sesempurna itu untuk bisa membangun bangunan. "Kupikir menjadi arsitek terlalu berlebihan."
"Ya sudah, lebih baik kau lulus saja dulu." Merida mengelus lembut rambut halus Emily dengan sayang. "Nanti itu bisa dipikirkan."
"Eric ada, Tante?" Emily hendak mengangguk sebelum tiba-tiba saja ada seorang gadis berpakaian ketat masuk begitu saja ke dalam rumah Merida dan mencari Eric.
Merida dan Emily sama-sama melihat penampilan gadis itu dari ujung kepala hingga kaki. Menilai wanita itu beberapa detik sebelum Merida menjawabnya.
"Clara, kau sudah datang?" Eric muncul begitu saja dari lantai atas dengan kaos serta jaket kulitnya yang mempesona. Merida bahkan belum membuka mulut saat wanita itu langsung bergelayut mesra di lengan Eric.
Merida dan Emily memandang dengan tidak suka. Yang satu tidak suka putranya disentuh-sentuh oleh wanita berpakaian ketat sedangkan yang satu menatap dengan berapi.
Eric bahkan tidak pernah berbicara dengan nada serendah dan selembut itu padanya! Pikir Emily.
"Ayo, kita pergi," ajak wanita itu tanpa menghiraukan sang tuan rumah besar, Merida.
"Kekasih baru untuk minggu ini, Joey?!" desis Emily.
Dia sudah mengenal baik Eric. Semenjak putus dari cinta pertamanya, Eric selalu mengganti-ganti pacar. Hampir setiap minggu Emily melihat wanita yang berbeda datang mencari dan mengajak Eric keluar. Dan semua pakaian wanita itu tidak ada yang beres. Kalau tidak ketat pasti kekurangan bahan. Kalau tidak matre pasti murahan.
Tapi perlu Emily akui, mantan-mantan Eric memang kelas atas seperti model dan boneka Barbie dengan wajah yang tampak seperti model oplas.
Apa begini tipe Eric? Gadis kurus yang berwajah menor? Emily bergidik ngeri. Ia bahkan hanya memakai pelembab untuk dandannya. Itupun hanya agar bibirnya tidak kering. Pakai parfum saja ia malas.
"Siapa gadis itu?" gadis itu semakin memanjakan dirinya dan menempel pada Eric. Merida hanya bisa menahan nafasnya melihat tingkah anaknya yang playboy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Star Of You
RomanceDemi mendapatkan cinta Joey, Emily rela menyimpan rasa sakit bertahun-tahun akibat perlakuan pria itu. Namun, perjodohan Emily, yang dilakukan untuk menyelamatkan keluarganya, dirusak oleh Joey tepat di hari pernikahan Emily. Ketika Joey menyadari k...
Wattpad Original
Ada 3 bab gratis lagi