Bloody Mary

284 8 2
                                    

" Dad, are you there?"

"......."

" Dad?"

"........"

"Daddy?"

" U're daddy's girl, right?"

"Appa.... don't go! Gajima! Jeongmal....."

"Take care of my lil devil, angel! I know u can do it.."

"Dad.. i can't...."

" You can! Mianhae... i gotta go.... we gotta..."

"NO!! DAD!! DON'T GO!! MOM!! NO!!!!"

saat itulah kurasakan sepasang tangan memelukku erat. Selalu seperti ini. Wangi dan hangat tubuhnya menenangkanku seketika. Perlahan, butiran air mata mulai membasahi wajahku.

" Honey, kau baik – baik saja?"

Kugelengkan kepalaku pelan. Aku tidak baik. Aku tidak pernah merasa baik kalau teringat mereka. Daddy dan Mommy selalu menemuiku setiap tahun, memintaku menjaga Kyuri. Kuingat, yah, tiga bulan lagi peringatan kematian mereka. Tepat tanggal 11 September mereka meninggalkan kami berdua. Tidak, bukan meninggalkan kami, tepatnya dipaksa meninggalkan kami. Mereka dibunuh oleh bajingan itu. Bajingan bernama Graham Corner.

" Bisa kau ceritakan apa yang mengganggumu?"

"Tidak.... tidak sekarang..." bisikku. Semakin kueratkan pelukanku padanya. Kurasa hanya dialah tempat bersandarku sekarang.

" Yu.. kenapa? Akhir – akhir ini kau sering mengalami mimpi buruk. Seringkali kulihat kau melamun maupun mengerang dalam tidurmu. Seperti ini..."

kutatap wajahnya yang menenangkan itu dan kuhela napasku pelan.

" Yak! Bisa – bisanya kalian bermesraan di saat seperti ini!"

terburu – buru kulepaskan lenganku dari Hyunnie. Namun dia malah mengeratkan pelukannya pada pinggangku sambil tersenyum puas.

" Wae Seungriya? Kau mau juga? Tsk.. kasihan sekali magnae satu ini... ditolak oleh Kyu dan melarikan diri.."

Seungri langsung mendesis mendengar ejekan Hyunnie. Dengan tanganku yang bebas kucubit pinggangnya sampai dia mengaduh kesakitan.

" Hyunnie... jangan jadi terlalu kejam pada VI. Kau ini benar – benar hyung yang tidak bertanggung jawab." kutatap Seungri yang murung menatapku.

" Seungriya... gwenchanayo?"

Tapi dia malah menunduk sambil duduk di sampingku. Kulirik Hyunnie yang bersiul kecil sembari menatap kalung miliknya. Kusodok pinggangnya, berharap dia segera sadar. Dia malah balas menatapku sengit. Kunaikkan alisku mengancamnya. Seperti itu selama beberapa detik dan akhirnya tatapannya mulai melunak.

" Ya.. mianhae Seungri-ya." ucapnya.

"Ne, hyung." jawab Seungri sambil meninggalkan kami. Aku bangkit dari dudukku dan mengikuti Seungri. Kurasakan Hyunnie meraih tanganku, mencegahku menghampiri Seungri.

" Tidak usah kesana, dia pasti merajuk sekarang. Magnae itu benar – benar.."

" Kau keterlaluan, Hyunnie. Aku akan menemaninya sekarang. Dan aku tidak mau melihatmu lagi seharian ini!"

"HEI! Yu!" protesnya sambil bangkit dari duduknya." Kau marah padaku?!"

" Ya.. sangat.." aku menghela napas, memberi jeda sambil menatap wajahnya yang tampak kesal." Kau tidak tahu seperti apa rasanya patah hati dan itu menyakitkan."

" Yak, apa kau tidak lihat dia hanya pura – pura?"

" Pura – pura?"

"Ya."

Bed of RosesWhere stories live. Discover now