Chapter 3 - 5 Questions and More

164 8 3
                                    

Chapter 3! Enjoy :)

∞∞∞∞∞

"I know your face, your eyes, your lips, your taste. I love the way you know just what to say" (On Your Side by A Rocket To The Moon)

∞∞∞∞∞

Aku menatap punggung Ash sambil berjalan di belakangnya. Kaus hitam yang dikenakannya tipis sehingga membuat otot-otot punggungnya dapat terlihat, walaupun tidak terlalu jelas. Ia berjalan dengan tegak, tetapi terlihat santai dan tidak terburu-buru. Ransel yang menggantung di bahu sebelah kirinya sedikit bergoyang-goyang akibat langkah-langkah kakinya.

Matahari yang tadinya masih menyembunyikan dirinya di balik gumpalan awan-awan akhirnya mulai menampakkan wujudnya. Sinarnya menerpa rambut Ash, sehingga rambut cokelatnya yang sedikit berantakan itu terlihat keemasan.

Aku sibuk memperhatikan toko-toko yang berada di kanan-kiriku sehingga aku tidak menyadari bahwa Ash sudah berhenti berjalan dan tanpa sengaja aku menabraknya.

"Ouch"

"Ya, ouch. Seharusnya kau memperhatikan langkahmu saat berjalan" ucap Ash sambil menahan tawanya.

"Seharusnya kau yang memberi tahu jika kau ingin berhenti berjalan" ucapku, menekankan kata kau.

Ash hanya tertawa kecil mendengar ucapanku. Pria itu.

"Bagaimana kalau kita beristirahat sebentar di sana?" tanya Ash tiba-tiba sambil menunjuk salah satu bangku taman yang terletak cukup dekat dengan kami sekarang.

"Tapi kita harus terus mencari apartemenku!" seruku.

"Kita sudah berjalan sekitar setengah jam, apa kau tidak lelah?"

"Tentu saja aku lelah. Aku harus mengikuti kau yang berjalan sangat, sangat cepat. Belum lagi aku harus menyeret koper bodoh ku ini bersamaku"

"Kau sendiri yang bilang kau bisa membawa koper bodoh mu itu sendiri" gumam Ash.

Aku menghela nafasku, "baiklah, kita beristirahat disana sebentar".

∞∞∞∞∞

"Hijau, dan mempunyai roda. Apakah itu?"

"Mobil berwarna hijau?"

"Salah"

"Sepeda motor berwarna hijau?"

"Salah. Jawaban yang benar adalah rumput"

"Rumput? Tetapi rumput tidak mempunyai roda"

"Aku bohong tentang rodanya"

Aku memutar bola mataku, "kau sangat payah dalam membuat lelucon, Asher"

Kami duduk di sebuah bangku taman, dengan satu single scoop es krim vanila di tanganku dan satu double scoop es krim di tangan Ash.

"Bagaimana kalau kita bermain 20 Qs?"

"Buat menjadi 5" jawabku sambil menjilat es krim vanilaku.

"Baiklah, 5 pertanyaan. Kau duluan"

"Tidak, kau duluan"

"Oke. Apa nama lengkapmu?"

Aku melirik Ash, "kau adalah orang asing. Mengapa aku ingin memberikanmu nama lengkapku?"

Ash menatapku. "Aku adalah orang asing yang baik hati yang sedang membantumu mencari apartemenmu. Ku pikir kita sudah menjadi teman" ucap Ash sambil meletakkan salah satu tangannya di dadanya, seakan-akan hatinya terluka.

Aku memutar bola mataku. Lagi dan lagi. "Namaku Annalise Marie Samuels. Bagaimana denganmu? Apa nama lengkapmu?"

"Apakah itu pertanyaanmu?" Aku mengangguk. "Asher Nicholas George"

Asher Nicholas George, nama yang bagus, pikirku. "Baiklah, giliranmu"

"Pekerjaan impianmu?"

Aku tersenyum, "seorang penulis"

Ia memandangku bingung, "penulis? Kenapa?"

"Karena aku sangat suka menulis. Aku juga mempunyai banyak ide-ide gila yang selalu muncul di kepalaku, dan aku senang menuangkan ide-ide gila itu ke dalam tulisan"

Ku rasakan kedua mata Ash mengamatiku. Dan benar, ketika aku melihat ke arahnya, ia sedang memperhatikanku. Wajahnya memancarkan sesuatu, dan aku tidak yakin apa itu. Ia terlihat seperti sedang berusaha memecahkan suatu teka-teki.

"Mengapa kau menatapku seperti itu? Apakah ada sesuatu di wajahku?" tanyaku sambil menyentuh wajahku.

"Tidak apa-apa. Kau unik" jawabnya sambil menyunggingkan senyumnya.

"Unik?" tanyaku bingung.

"Ya. Dan itu adalah sebuah pujian"

Aku mengalihkan pandanganku darinya. Sekali lagi, aku benci mengakui ini tetapi sepertinya aku merasakan pipiku merona.

∞∞∞∞∞

Kami meneruskan bermain 5 Qs. Aku bertanya apa hobinya, dan ia menjawab bahwa hobinya adalah bermain gitar. Ia bertanya apa warna kesukaanku, dan aku menjawab abu-abu. Dan kami terus bermain sampai kami sudah menanyakan masing-masing 5 pertanyaan.

"Ayo kita teruskan perjalanan kita" ucapku sambil bangkit berdiri.

"Tunggu. Aku masih mempunyai sebuah pertanyaan untukmu" ucap Ash tiba-tiba sambil menarik tanganku.

"Apa itu?"

"Apa kau sendiri?"

Aku memasang wajah bingung, "apa? Aku sedang bersamamu"

"Maksudku, apa kau sudah mempunyai pacar?" ucapnya sambil memegang leher bagian belakangnya.

Tadinya aku berniat untuk langsung menjawab pertanyaannya, tetapi hey, mengapa aku tidak menggodanya sedikit?

"Kau mempunyai kesempatan untuk menyanyakan 5 pertanyaan padaku tadi. Mengapa kau tidak bertanya tentang itu?" tanyaku sambil tersenyum. Lalu aku mengambil koperku dan melangkahkan kakiku meninggalkannya.

Aku mendengarnya mengerang.

∞∞∞∞∞

*20 Qs : Permainan dimana masing-masing pemain dapat menanyakan 20 pertanyaan kepada satu sama lain. (Tetapi di chapter ini, Anna dan Ash bermain 5 Qs yang berarti mereka hanya dapat menanyakan 5 pertanyaan saja)

Finally! Setelah kurang lebih 2 bulan tidak update, akhirnya update juga. Aku minta maaf sama semua yang udah nunggu aku update One Day in Rome ini (itu juga kalo ada yang nungguin) lol. Oh iya, aku juga ganti cover loh heheheeeeee gimana gimana?

Skittles and Pixie Dust! xoxo

One Day in RomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang