6.

56 4 2
                                    

Sebelum saya melanjutkan cerita ini, saya mau mengucapkan terimakasih kepada para pembaca yg masih membaca cerita ini, yg masih bersedia membiarkan cerita ini di perpustakaan kalian. Terimakasih juga yang sudah memberi vote untuk cerita sayaシ.

Terima kasih juga untuk @Crowdstoria untuk ceritanya yang berjudul I think it's kind of a writing tips saya banyak belajar di situ, apa lagi di part ke 13 semua yg ada di sana semuanya benar.

Saya menulis di dunia oranye ini bukan untuk populer, tapi saya menulis karena saya suka. Suka untuk berbagi kisah kepada kalian, vote dan coment itu adalah hak kalian. Kalian tertarik dengan cerita ini dan tetap membacanya, itu sudah kebahagiaan tersendiri bagi saya.

Maaf bila kata-kata saya ada yang menyinggung perasaan kalian, saya hanya ingin mengutarakan isi hati saya.

Dan satu lagi..
Selamat tahun baru 2016 semoga kita semua bisa menjadi peribadi yang lebih baik dari tahun sebelumnya.

Di part ini saya akan menggunakan pov Nura. Mungkin sampai beberapa part, nanti kalau sudah waktunya pergantian antara pov Nura. Dan pov Athena. Saya akan beri tanda agar kalian tidak binggung membacanya.

Santai terus di sini Strong

Love..
AL

⇨⇨⇨⇨⇨⇨♡♡♡♡⇦⇦⇦⇦⇦⇦

Senyum bahagia terpancar dari wajahnya yang cantik, walau bukan di usianya yang tak muda lagi. Matanya yang teduh berkaca-kaca setelah meniup lilin di atas red velvet cake ber-angka Empat Puluh Tujuh. Senyum indah terukir jelas di wajahnya, di saat ia melihat beberapa orang yang ia sayangi ada di sekitarnya. Adeline Amara. Perempuan yang melahirkan ku.

Dan tatapannya berhenti ketika dia melihat ku, aku tersenyum lembut menatap perempuan yang telah membesarkanku. Dia masih sama seperti dulu, tak ada yang berubah dia masih sama, Bunda ku masih sama seperti dulu walau aku tahu ada sesuatu di dalam dirinya yang hampa.

"Happy Birthday tante..".
"Terima kasih Kayna".ucapnya dengan tulus sambil tersenyum hangat, kepada perempuan cantik yang ada di hadapannya.

Bunda menatap ku penuh kasih sayang. Dia merentangkan tangannya untuk memelukku, aku pun menghambur ke dalam pelukannya. Mencium bau parfum yang tidak pernah berubah dari dulu.

"Happy Birthday Bunda..".ucapku lalu melepas pelukan hangat Bundaku. Aku pasti akan merindukan pelukan itu.
"Terima kasih My Boy. Bunda kira kamu tidak ingat dengan ulang tahun Bunda!".

Aku hanya bisa tertawa kecil mendengar perkataannya. "Aku tidak akan pernah melupakan hari kelahiran orang yang telah melahirkan ku..".jelas ku. "Ini. Untuk Bunda, maaf kalau yang Nura beri terlalu sederhana?".dia menatapku dengan binar bahagia.

"Apapun yang kamu beri baik itu sederhana atau tidak, bagi Bunda sudah menjadi hadiah terbaik apa lagi kamu ada di sini. Di samping Bunda itu sudah lebih dari apapun?".jujurnya sambil menghapus air mata yang akan jatuh ke wajahnya.

Aku hanya bisa tersenyum bahagia mendengar ucapannya, aku tak pernah melihat dia sebahagia ini. Meski kini keluarga ku tak utuh seperti dulu, aku bahkan rela membayar berapapun untuk melihatnya bahagia seperti ini. Bahkan aku tak tahu bagaimana aku dulu bila tanpanya.

"Bolehkah Bunda buka hadiahnya?".tanyanya penuh penasaran atas kotak yang kini ada di genggamannya.
"Tentu..".

Dia tersenyum manis -lagi, setelah mengeluarkan isi dalam kotak tersebut. "Apron -Strong Mothers!".ucapnya sambil mengembangkan senyum manisnya.

Strong..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang