2.

100 10 0
                                    

Hujan yang cukup deras tadi malam, baru berhenti ketika pagi mulai menjelang. Aku selalu menantikan ini, menantikan bau khas ini. Menghirupnya sebuah ketenangan bagiku, aroma khas yang di timbulkan setelah hujan turun.

Aku melepas sendal yang sedangku pakai, berjalan menuju depan halaman rumahku. Dingin itu yang pertama kali aku rasakan ketika kakiku menginjak tanah ini, aku tak peduli bila ada yang melihatku dan beranggapan aku adalah orang aneh aku tidak peduli itu.

Masih ada beberapa rintik-rintik hujan yang masih setia turun ke bumi, dan aku sangat menyukai ini.

"Athena..".

Suara itu menghentikan aktivitas menyenangkan ini, aku memandang pemilik suara itu dengan malas, mengapa dia senang sekali menggangu hal yang aku senangi.

"Iya aku akan masuk, tapi biarkan aku sebentar lagi di sini?".
"Masuklah At.. Om tidak ingin kau sakit. Jadi masuklah!".ucapnya dengan tegas.

Aku hanya bisa menuruti perkataan orang itu, bila tidak ingin mencari masalah. Orang itu adalah Om ku, Kakak dari ibuku aku tinggal bersamanya di rumahnya ini. Dia sudah seperti Ayah dan Ibu ku, karena dia yang membesarkanku dari kecil. Cassa Prakasa, Laki-laki yang dengan baik hati rela membesarkanku hingga saat ini.

"Om hanya tidak ingin kamu kenapa-napa!".ucapnya tulus sambil menuntunku masuk kedalam rumah.
"Ayolah Om lagi pula aku tidak main hujan-hujanan seperti anak kecil..".
"Tidak sayang.. Om tidak ingin kamu demam nanti malam".

Aku hanya bisa menghela nafas berat, tidak akan ada gunanya aku melawan karena aku tidak akan menang. Karena dia yang akan menjadi Juara bila sedang berdebat denganku.

☆☆☆

Aku menatap lurus langit-langit kamarku, aku tidak tahu harus melakukan aktivitas apa. Berdiam diri di kamar adalah pilihan yang tepat sepertinya, aku menarik selimut tebalku hingga sebatas dada.

Hujan yang tadi telah reda kini turun dengan deras sekali, dan aku sedikit ke dinginan.

"Apakah aku boleh masuk!".suara itu membangunkanku dari lamunanku.
"Bukannya kau selalu masuk ke kamarku tanpa meminta izin!".ucapku dengan malas.

Alfahriza Prakasa anak dari Om ku, yang berarti dia adalah sepupuku. Sepupu paling menyebalakan yang pernah ada. Tapi dia juga bisa menjadi tempat yang nyaman untuk bercerita, dan dia akan selalu ada di saat aku membutuhkannya.

"Apakah kau besok ada kegiatan.. bila tidak ada aku ingin mengajakmu pergi?".
"Besok aku tidak ada kegiatan apa-apa, memangnya mau pergi kemana?".tanyaku sambil menatapnya serius. "Aku tidak ingin ikut pergi bersama mu bila kau bersama pacar mu, nanti aku di diamkan seperti obat nyamuk lagi!".lanjut ku kesal. Tapi Alfa hanya tertawa renyah yang kini sedang duduk di ujung tempat tidur ku.

"Kita akan pergi ke Festival Musik Jazz, lagi pula aku tidak hanya dengan pacar ku saja. Tetapi dengan teman-teman ku juga? Kalau kau mau kau boleh mengajak teman-teman mu juga..".jawabnya dengan serius. Tapi aku masih meragukannya.
"Aku tidak ikut lebih baik di sini..!".

"Ayolah At, mau sampai kapan kau berdiam diri terus di dalam kamar ini. Hah"!.
"Tapi aku tidak mengenal teman-teman mu. Sudahlah aku tidak usah ikut".ucap ku pada akhirnya, lagi pula aku lebih senang berada di sini walau sebenarnya aku ingin juga pergi keluar sana.

Alfa tersenyum penuh arti sambil menatap ku. "Kau yakin tidak mau ikut At, kau tahu dia juga ikut bersama ku. Apa kau masih tidak mau ikut?".jelasnya sambil menaikan alis sebelah kanannya sambil tersenyum miring.

Aku tak tahu harus menjawab apa, rasanya semua kata-kata hilang begitu saja di saat Alfa -sepupuku- mengatakan 'dia' , aku tahu pasti siapa orang yang ia maksud dengan sebutan 'dia' itu. Mengapa sepupuku yang satu ini sangat suka membuat kejutan seperti ini.

"Bagaimana apa kau masih tidak mau ikut?".tanyanya sambil tersenyum penuh kemenangan.
"Mengapa kau begitu menyebalkan Alfa!".

Alfa hanya tertawa renyah mendengar perkataan ku, lalu bangkit dari tempat tidurku dan beranjak pergi menuju pintu kamar ku. Tapi langkahnya sempat berhenti dan berbalik menatap ku yang kini juga sedang menatapnya.

"Aku tahu Athena tanpa kau memberi tahu ku, karena aku sangat begitu mengenalmu jadi apa pun yang kau tutupi aku tahu At..".ucapnya sambil tersenyum hangat.

"Aku hanya-".
"Jangan terlalu di fikirkan?".ucapnya memotong ucapan ku dengan cepat. Lalu setelah itu ia pergi dari kamar ku sambil tersenyum penuh kemenangan.

Mengapa lagi-lagi Alfa -sepupuku- selalu tahu apapun yang selalu aku tutup-tutupi dengan baik, betul perkataannya dia sangat mengenal ku dengan baik hingga aku tidak menyadarinya.

☆☆☆

Terimakasih untuk para pembaca yang membaca cerita ini #ngarepadayangbaca

Maaf kalo cerita ini pendek karena penulisnya masih belajar..

Love

AL ♡

Strong..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang