04

486 51 1
                                    

Yuki yang masih terlihat kesal dengan Steven kini tidak memperdulikan keberadaan Steven didekatnya. Steven meminta maaf dengan tulus pada Yuki ketika Yuki menduduki kursi kantin yang kosong. Ia masih berusaha mencoba membujuk dan terus berusaha membujuk Yuki agar Yuki tidak marah lagi dengannya.

''Hey mbul jangan ngambek dong.'' Steven terus mengulang kata-katanya. '' Lo serem ah kalo lagi ngambek. ntar gue traktir deh, emmm nanti malem gue traktir deh.'' Steven sempat berpikir saat ingin mentraktir Yuki tetapi Yuki tetap saja tidak menanggapi ocehan Steven.

''Yauda kalo lo gak mau ngomong sama gue.'' Kali ini Steven meninggalkan Yuki sendirian dikantin. Steven bingung harus bujuk Yuki seperti apa lagi. Yuki yang melihat kepergian Steven kini wajahnya semakin ditekuk karena ia makin kesal dengan Steven.

''Arrgghhh... Baru gitu doang lo udah nyerah Stev.'' Umpat kesal Yuki yang masih duduk dikursi kantin.

Apa benar Steven menyerah begitu saja saat Yuki ngambek??? tidak. Bahkan Steven berencana memberikan kejutan pada Yuki nanti malam. Steven meminta bantuan pada teman-temannya dan juga tema-teman cheer nya Yuki. Kira-kira apa yang akan diberikan Steven pada Yuki?? itu R-A-H-A-S-I-A. Steven mengumpulkan temannya dan teman cheer nya Yuki. Cut yang diperintahkan oleh Steven untuk menjaga-jaga diarea pintu untuk memberi informasi jika muncul tanda-tanda kedatangan Yuki. Steven bahkan memberi aba-aba pada mereka untuk kejutan nanti malam. Steven kini tanpa sadar menyunggingkan senyum tipis dibibirnya.

Drrtttt

Untuk Mbul:

''Besok malam gue tunggu di cafe biasa kita ngumpul bareng anak-anak.''

Send.

Steven menyimpan ponsel nya kembali pada kantongnya dan tersenyum senang. Senang?? apa yang akan diberikan Steven pada Yuki malam ini???



Yuki pov

Yuki merasakan iphonenya bergetar menandakan ada notifikasi. Yuki dengan cepat mengambil iphonenya dan mengecek notifikasinya. Tertera nama ''Steven William''. Yuki hanya mengangkat alisnya heran.

Dari Steven William:

'''Besok malam gue tunggu di cafe biasa kita ngumpul bareng anak-anak.''

Seketika wajah murung Yuki kini terlihat bahagia setelah membaca pesan dari Steven.

''Buat apa lo ngajak gue?'' Pikir Yuki sambil memasang senyum dibibirnya. Yukipun kini beranjak dari kursi menuju kekelasnya.

Sesampainya didepan pintu kelas Yuki melihat Cut yang sedang mengintip-intip dan langsung saja Yuki mengagetkan Cut yang terlihat sangat mencurigakan seperti maling. Cut kaget bahkan sangat kaget ketika melihat Yuki kini berada dihadapannya.

''Lo ngapain kaya maling gitu?'' Tanya Yuki sambil menautkan alisnya yang tampak kebingungan.

''Ehh elo Ki hehehe...'' Jawab Cut kebingungan sambil mengetok pintu kelas untuk memberi tanda pada teman-temannya didalam jika ada Yuki.

''Lo kenapa sih Cut?'' Tanya Yuki sambil melihat keadaan didalam kelas yang kemudian ditahan oleh Cut agar Yuki tidak melihat kedalam kelas.

''Apaan sih? gue mau masuk nyet.'' Yuki memutar bola mata menatap malas kearah Cut.

Yuki masuk kedalam kelas melihat team basket dan team cheerleader semua pada ngumpul. Saat Yuki ingin menyapa ia melihat Steven yang sama sekali tidak memandangnya. Yuki hanya tersenyum pada teman-temannya dan duduk dibangku kesayangannya.

***

Steven sudah menunggu Yuki didepan rumahnya. Sudah 10x Steven menelpon tetapi tidak ada jawaban. Akhirnya Steven mengetuk pintu rumah Yuki dan muncullah pembantu Yuki mbok Inem. Mbok Inem bilang bahwa Yuki sedang tidur dikamarnya dan mengajak Steven ke arah kamar Yuki. Steven melihat Yuki sedang tidur pulas.

"Mbok saya ijin bangunin Yuki boleh?" Steven meminta ijin dengan hati-hati pada pembantunya Yuki.

"Boleh asal pintu tetap terbuka, jangan berbuat yang macem-macem ya tuan." Jawab Mbok memperingatkan Steven.

"Iya mbok. Aman hehe." Steven masuk ke kamar Yuki sambil mengendap-endap pelan agar Yuki tidak mengetahui keberadaannya dikamarnya. Steven melihat seisi ruang kamar Yuki san Steven tertarik dengan meja yang penuh dengan hiasan cantik. Steven mendekati meja tersebut dan Steven mulai tersenyum melihat barang-barang yang selama ini Steven berikan selalu disimpan dengan Yuki. Steven menelpon nomor Yuki agar Yuki bangun mendengar suara iphonenya tetapi iphone Yuki ternyata di silent. Pantas saja saat Steven menelpon tadi dia masih tidur dan tidak tergangu sedikitpun.

Steven memberanikan diri menyentuh Yuki untuk sekedar membangunkannya. Steven mengguncangkan bahu Yuki pelan.

"Mbul mbul mbul." Panggil Steven membangunkan Yuki. Gue harus gimana ini, Yuki menyusahkan -_-.

Tidak lama kemudian Yuki mengerjapkan matanya berkali-kali saat melihat keberadaan Steven di kamarnya yang lebih tepatnya berada di depannya saat ini. Yuki nyaris saja teriak tetapi Steven dengan gerak cepat membekap mulut Yuki dengan tangannya.

"Parah... lo gue ajak jalan tapi lo nya malah molor." Steven seakan-akan malas menanggapi gadis cantik didepannya.

"Emang buat apa lo ngajak gue jalan? Mau nyogok gue lagi lo ya? Gak ngaruh." Jawab Yuki malas menatap lelaki didepannya. "Keluar deh lo." Usirnya lagi.

"Gue gak bakal keluar kalo lo gamau gue ajak jalan." Steven mengangkat bahunya acuh dan Yuki pun hanya bisa melirik sinis tingkah Steven barusan.

Steven menunggu Yuki sekitar setengah jam diruang tamu rumah Yuki kemudian dengan cepat ia memberi kabar pada teman-temannya untuk bersiap-sia menyiapkan semuanya disana. Setelah sekian lama Steven menunggu dan hadirlah gadis cantik dengan pakaian feminim yang dikenakan. Sangat jarang Yuki memakai pakaian-pakaian seperti ini.

Steven tidak berhenti melihat gadis didepannya ini. Malam ini Yuki bisa membuat Steven seperti patung karena penampilannya malam ini.

"Eh lo bengong aja Stev. Gue tau gue cantik. Yok keburu malem nih." Ucap Yuki menyadarkan Steven yang dengan cepat menggenggam tangan Yuki menuju mobilnya.

"Lo bawa mobil? Kenapa gak bawa motor lo aja?" Tanya Yuki berulang-ulang.

"Emang kenapa kalo gue bawa mobil? Lo modus pengen meluk gue ya makanya pengen gue bawa motor aja?" Tanya jahil Steven menggoda Yuki.

"Apaan sih Stev." Bisa dipastikan pipi Yuki saat ini makin merah seperti kepiting rebus ulah omongan Steven padanya.







Tbc







Hai maaf ya baru bisa update. Aku sibuk kemarin-kemarin, gada waktu buat ngelanjutin.

Jgn lupa vote dan komen ya...

Selamat membaca



Zaima Rusmiyati
100116

The differenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang