"Eh lo bengong aja Stev. Gue tau gue cantik. Yok keburu malem nih." Ucap Yuki menyadarkan Steven yang dengan cepat menggenggam tangan Yuki menuju mobilnya.
"Lo bawa mobil? Kenapa gak bawa motor lo aja?" Tanya Yuki berulang-ulang.
"Emang kenapa kalo gue bawa mobil? Lo modus pengen meluk gue ya makanya pengen gue bawa motor aja?" Tanya jahil Steven menggoda Yuki.
"Apaan sih Stev." Bisa dipastikan pipi Yuki saat ini makin merah seperti kepiting rebus karena ulah ucapan Steven padanya.
***
"Hahaha... ayok dah masuk tuan putri. Gak usah banyak bacot haha." Steven mendorong pelan badan Yuki agar masuk kedalam mobil.
"Sabar kali ah." Yuki merasa risih saat Steven dengan sengaja mendorong pelan tubuhnya agar cepat masuk kedalam mobil.
"Sebenernya lo mau ngajak gue kemana sih stev? Sumpah gue capek banget butuh istirahat." Yuki menghempas nafas kasar dan menyandarkan kepalanya pada kaca mobil.
"Nurut aja mbul. Gue cium juga lo lama-lama mbul." Steven menyunggingkan senyumnya melihat Yuki saat ini. Ia berhasil membuat Yuki bete dengannya. Dengan begitu rencananya akan berjalan dengan lancar.
"Ogah gue mah dicium elo. Errrrr." Jawab Yuki asal sambil bergidik ngeri membayangkan hal tersebut.
"Awas nyesel, awas juga ntar lo malah ketagihan sama ciuman gue yang terkesan lembut dibibir." Ucap Steven sambil memperagakan gayanya dengan ekspresi yang membuat Yuki semakin bergidik ngeri melihatnya.
"Jibang Steeeeeeev." Yuki mengacak mukanya sendiri karena ia benar-benar merasa geli dengan sikap laki-laki disampingnya saat ini. Steven tidak bisa lagi menahan tawanya dan akhirnya ia tertawa terbahak-bahak didalam mobil yang ditatap kesal oleh perempuan disebelahnya.
Yuki semakin bosan dan kesal malam ini. Ia tidak banyak bicara dengan Steven dan ia hanya menjawab seadanya apa yang ditanyakan oleh Steven. Mereka berdua kini duduk di taman. Ditaman ini Steven sudah mempersiapkan semuanya untuk Yuki. Steven sudah tidak sabar akan memberikan semua ini untuk Yuki.
"Mbul duduk sini deh." Steven mengajak duduk Yuki dibangku taman. Kemudian ia berlutut didepan Yuki dengan memegang setangkai bunga mawar. Sebelum ia mengatakan sesuatu teman-temannya sudah berjejer dengan memegang tulisan
" Mbul, would you be mine? "
Ada juga beberapa temannya yang membawa puluhan bunga ditangannya yang siap diberikan kepada Yuki, ada yang membawa balon berbentuk love dan balon berbentuk huruf Y&S . Tidak hanya itu tiba-tiba ada yang menyalakan kembang api, saat kembang api dinyalakan kembang api tersebut bertuliskan kalimat
" I Love You "
Steven langsung menaruh bunga yang ia pegang dan diletakkan di samping kanan Yuki dan ia segera memegang kedua tangan Yuki dan menggenggam pelan. Ia juga menatap manik mata Yuki yang kini sulit diartikan.
"Mbul, kamu tadi liat kata-kata yang ada di kembang api tadi? Sekarang kamu juga lihat mereka berdiri dengan membawa rangkaian kata-kata yang selama ini aku ingin sampaikan sama kamu. Aku sayang sama kamu, aku mau status hubungan kita ini bisa lebih dari teman mbul. Aku mau kamu jadi pacar aku walaupun kamu banyak kekurangan, tapi aku tetep terima kamu kok mbul hehehe." Ucap Steven sangat tulus pada Yuki dan sedikit memberikan candaan padanya karena ia tau suasananya saat ini terlalu mencekam.
"Kamu yang terlalu banyak kekurangan ih." Yuki langsung berdiri dan menarik Steven agar berdiri dengan gerakan cepat Yuki memeluk tubuh Steven erat bahkan sangat erat. Steven yang tau akan itu tidak hanya tinggal diam, ia membalas pelukan Yuki dan mengelus puncak kepala gadis itu.
"Sekarang kalian tau kan siapa yang meluk gue duluan?." Goda Steven pada Yuki sambil menatap teman-temannya. Yuki yang sadar akan hal itu makin mengeratkan pelukannya pada Steven dan menyembunyikan mukanya dari teman-temannya karena Yuki benar-benar dibuat malu oleh Steven. Teman-teman mereka melihat kelakuan Yuki mulai menertawakan Yuki.
"Dijawab dong Ki, Steven nunggu dari tadi tuh. Masa gak dijawab-jawab hahaha." Teriak Cut menggoda Yuki.
"Iya aku mau, aku mau jadi pacarnya. Aku juga sayang sama Steven." Yuki melepas pelukannya pada Steven dan menjawab dengan suara yang nyaris hanya didengar oleh Steven. Pipi Yuki kali ini benar-benar terlihat sangat merah karena ia sangat malu.
"Lo ngomong apa Ki? Gue disini gak denger loh. Kan kita juga mau denger." Teriak Alex memancing Yuki sambil diselingi tawa dari mulut Alex.
"Iiihh kalian nyebelin banget sih." Kini Yuki gak tahan lagi dengan godaan teman-temannya dan ia hanya bisa memasang wajah kesal. Tetapi tetap saja ia tidak bida melakukan hal tersebut karena Yuki terlalu bahagia malam ini.
"Dipeluk lagi dong pacarnya." Goda Steven sambil membuka kedua lengannya mempersilahkan Yuki agar memeluknya.
"Apaan sih Stev. Sudah ah kamu ini." Yuki mendorong pelan tubuh Steven tetapi malah ditarik oleh Steven dan dipeluknya Yuki kedalam pelukannya.
"I love you mbul. Jangan suka ngambek ah, ntar makin keriput nih mukanya." Steven terus memeluk Yuki sambil mengejeknya.
"I love you too Stev. Eh? Lagian aku kan gak keriput." Ucap Yuki sambil pout.
"Ehem. Pelukan mulu, PJ mana nih? Kita laper." Ucap Alex yang kemudian kompak disahut oleh teman-teman lainnya.
"Hahaha iya gue traktir malem. Kan gue udah dapetin dia." Steven melirik Yuki dan kembali mengacak rambutnya hingga Yuki kembali kesal padanya.
Tbc
Sudah ya segini dulu.
Jgn lupa vote dan coment. Kalau votenya sudah sampai 10 nanti aku percepat update ceritanya hehe :3
Selamat membaca. Maaf kalau ada typo bertebaran.
Zaima Rusmiyati
220116
KAMU SEDANG MEMBACA
The difference
AlteleCepat atau lambat kita pasti akan berpisah. -Stev Sekuat apapun cinta kita, kita pasti akan berpisah. -Yuki