"gimana keadaan lo disana Nda?, nyaman?" telepon genggam Dinda berbunyi ketika pesan singkat dari Shalika masuk.
shalika adalah teman Dinda yang tinggal di jakarta. Dinda tersenyum,sementara jarinya bergerak membalas pesan singkat temannya..
"Baik, disini asik asik aja, gak terlalu ramai dan mahal. pemilik kosan juga perhatian sih, walaupun agak nyebelin" Dinda meletakkan kembali telepon genggamnya di atas tempat tidur. beberapa saat kemudian, telepon genggamnya kembali berbunyi, tanda sebuah pesan masuk.
"pas banget sama lo, lo kan gak suka yang berisik berisik. nyebelin kenapa tuh yg punya kosan?' balas temannya. Dinda mulai mengetik kembali di telepon genggamnya.
"iyaa,tiap malam pasti ngelilingi kosan ini, takut banget ada yg bawa pacar masuk ke kamar, hampir tiap menjelang tengah malam, pasti lewat di depan pintu kosan sambil melihat ke gue" Dinda mulai menekan tombol kirim. kemudian temannya kembali membalasnya.
"hati hati,ntar bapak kosan tu suka lagi sama lo.. hahahah.." sambil tertawa dinda membalas pesan dari shalika.
"sialan, mana doyan gue sama bapak bapak gitu" Dinda menggeleng geleng kepalanya
Dinda adalah seorang mahasiswi, kuliah di sebuah universitas swasta di salah satu kota besar di jawa barat. sebenernya dia tinggal di jakarta, hingga akhirnya ia pun tinggal di kos, sebenernya bibi Dinda tinggal dikota yang sama dengan kampusnya, namun letaknya memang cukup jauh. lagipula ibunda Dinda takut Dinda menyusahkan bibinya saja oleh karena itu.. dia tetap diperintahkan untuk ngekos saja. dinda memang tidak pernah mempermasalahkannya, karna dia memang senang bisa tinggal sendiri, tanpa harus da orangtua yg mengawasinya, dia bisa bebas mengatur hidupnya sendiri, melakukan yg dia inginkan tanpa harus dimarahi.
***
sudah hampir sampai 3 bulan dia tinggal dikosan itu, tempatnya memang tidak terlalu bagus, tp harganya cukup terjangkau dan tidak terlalu ramai, ya, tidak terlalu ramai, dinda memang tidak suka tempat yang ramai, karna pendapat dia, itu hanya penggangu untuk mengerjakan tugasnya. dari beberapa puluh kamar kos disana, hanya sekitar enam sampai smbilan kamar yang terisi, termasuk kamar Dinda. ini adalah tempat yang sempurna, bapak kosan memang sangat ketat. dia selalu berkeliling tengah malam, mungkin takut kalau ada anak kosan yg membawa pacarnya. setidaknya itulah yang dippikirkan Dinda.
bapak kosan berumur sekitar 45 tahunan, dengan rambut pendek tipis yang disisir rapih ke samping dan badan yang cukup gempal. dia selalu mengenakan kaus putih polos dan celana pendek hitam setiap mengelilingi kosan tengah malam. dan selalu berhenti di depan kamar Dinda, dinda memang suka membuka pintu kamarnya setiap malam, itu karna suasana udaranya yg cukup panas dikamarnya. karna dinda tidak tahan dengan panasnya, dinda akhirnya membuka pintu kamarnya agar mengurangi rasa panas dalam kamarnya. ketika bapak kok berdiri tidak jauh dari kamarnya seraya memperhatikan dinda. dinda hanya tersenyum dan membiarkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAPAK KOS
Horrortatapan tajam,senyuman misteri,dan ekspresinyaa bapak kos itu menemani gue setiap malam...